Putin Sebut Trump Dimakzulkan Menggunakan Alasan Palsu
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin angkat bicara terkait pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurutnya, Partai Demokrat menggunakan alasan palsu terkait Ukraina untuk memakzulkan Trump karena upaya mereka untuk menghubungkannya dengan campur tangan Rusia dalam pemilu gagal.
Putin menilai, pemakzulan Trump akan gagal di Senat karena tidak mungkin Partai Republik akan mendongkel Trump.
"Tidak mungkin mereka ingin menyingkirkan wakil partai merka dari kekuasaan berdasarkan apa yang, menurut pendapat saya, alasan yang sepenuhnya dibuat-buat," ujar Putin seperti dilansir dari USA Today, Jumat (20/12/2019).
Adapun pemakzulan Trump, pemimpin Rusia itu menyebutnya sebagai kelanjutan dari perselisihan politik dalam negeri AS.
"Partai yang kalah dalam pemilu, Partai Demokrat, berusaha mendapatkan hasil melalui cara lain, menuduh Trump berkolusi dengan Rusia," katanya.
"Kemudian, ternyata tidak ada kolusi, jadi ini tidak bisa menjadi dasar pemakzulan," sambungnya.
Sebagai gantinya, dia mengatakan mereka berbalik ke tuduhan bahwa Trump diduga menekan Ukraina.
"Aku tidak tahu apa ini semua," ucapnya. "Anggota Kongresmu seharusnya tahu lebih baik," tukasnya.
Diwartakan sebelumnya, DPR AS secara resmi telah memakzulkan Trump. Presiden berusia 73 tahun itu didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya dan menghalang-halangi proses penyelidikan yang dilakukan oleh Kongres. (Baca: Resmi, DPR AS Makzulkan Trump )
Putin menilai, pemakzulan Trump akan gagal di Senat karena tidak mungkin Partai Republik akan mendongkel Trump.
"Tidak mungkin mereka ingin menyingkirkan wakil partai merka dari kekuasaan berdasarkan apa yang, menurut pendapat saya, alasan yang sepenuhnya dibuat-buat," ujar Putin seperti dilansir dari USA Today, Jumat (20/12/2019).
Adapun pemakzulan Trump, pemimpin Rusia itu menyebutnya sebagai kelanjutan dari perselisihan politik dalam negeri AS.
"Partai yang kalah dalam pemilu, Partai Demokrat, berusaha mendapatkan hasil melalui cara lain, menuduh Trump berkolusi dengan Rusia," katanya.
"Kemudian, ternyata tidak ada kolusi, jadi ini tidak bisa menjadi dasar pemakzulan," sambungnya.
Sebagai gantinya, dia mengatakan mereka berbalik ke tuduhan bahwa Trump diduga menekan Ukraina.
"Aku tidak tahu apa ini semua," ucapnya. "Anggota Kongresmu seharusnya tahu lebih baik," tukasnya.
Diwartakan sebelumnya, DPR AS secara resmi telah memakzulkan Trump. Presiden berusia 73 tahun itu didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya dan menghalang-halangi proses penyelidikan yang dilakukan oleh Kongres. (Baca: Resmi, DPR AS Makzulkan Trump )
(ian)