Trump-Putin Lakukan Pembicaraan Via Telepon, Ini yang Dibahas
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kepada mitranya dari Rusia Vladimir Putin bahwa ia ingin menghindari perlombaan senjata yang mahal dengan Rusia dan China . Ia pun berharap untuk kemajuan dalam negosiasi kontrol senjata. Permasalahan tersebut dibahas lewat panggilan telepon.
"Presiden Trump menegaskan kembali harapannya untuk menghindari perlombaan senjata tiga arah yang mahal antara China, Rusia dan Amerika Serikat dan berharap untuk maju dalam negosiasi kontrol senjata yang akan datang di Wina," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2020).
Sementara Kremlin dalam pernyataannya mengatakan kedua pemimpin juga membahas program senjata nuklir Iran.
"Perlunya upaya kolektif untuk menjaga stabilitas regional dan rezim non-proliferasi nuklir global telah ditekankan di kedua sisi," kata Kremlin.
Gedung Putih tidak menyebut Iran tetapi mengatakan Trump dan Putin membahas cara untuk mengalahkan pandemi virus Corona sambil terus membuka kembali ekonomi global.
Amerika Serikat mengatakan bahwa, sebagai kekuatan senjata nuklir yang tumbuh, China harus bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian baru. Tapi diperkirakan 300 hulu ledak China dikerdilkan oleh gudang senjata Rusia dan Amerika Serikat. (Baca: Soal Kontrol Senjata Nuklir, AS Ajak China Bertatap Muka )
China menolak keras. Seorang diplomat China terkemuka mengatakan awal bulan ini bahwa China akan dengan senang hati mengadakan pembicaraan kendali senjata dengan Amerika Serikat dan Rusia, tetapi hanya jika Washington bersedia memotong persenjataan nuklirnya ke tingkat yang sama dengan China, yang sekitar 20 kali lebih kecil. (Baca: Negosiasi Kontrol Senjata Nuklir, China Ajukan Syarat ke AS )
"Presiden Trump menegaskan kembali harapannya untuk menghindari perlombaan senjata tiga arah yang mahal antara China, Rusia dan Amerika Serikat dan berharap untuk maju dalam negosiasi kontrol senjata yang akan datang di Wina," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2020).
Sementara Kremlin dalam pernyataannya mengatakan kedua pemimpin juga membahas program senjata nuklir Iran.
"Perlunya upaya kolektif untuk menjaga stabilitas regional dan rezim non-proliferasi nuklir global telah ditekankan di kedua sisi," kata Kremlin.
Gedung Putih tidak menyebut Iran tetapi mengatakan Trump dan Putin membahas cara untuk mengalahkan pandemi virus Corona sambil terus membuka kembali ekonomi global.
Amerika Serikat mengatakan bahwa, sebagai kekuatan senjata nuklir yang tumbuh, China harus bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian baru. Tapi diperkirakan 300 hulu ledak China dikerdilkan oleh gudang senjata Rusia dan Amerika Serikat. (Baca: Soal Kontrol Senjata Nuklir, AS Ajak China Bertatap Muka )
China menolak keras. Seorang diplomat China terkemuka mengatakan awal bulan ini bahwa China akan dengan senang hati mengadakan pembicaraan kendali senjata dengan Amerika Serikat dan Rusia, tetapi hanya jika Washington bersedia memotong persenjataan nuklirnya ke tingkat yang sama dengan China, yang sekitar 20 kali lebih kecil. (Baca: Negosiasi Kontrol Senjata Nuklir, China Ajukan Syarat ke AS )
(ber)