Laksamana AS: Kami Bersaing dengan China, tapi Tak Berarti Konflik

Sabtu, 14 Desember 2019 - 10:04 WIB
Laksamana AS: Kami Bersaing...
Laksamana AS: Kami Bersaing dengan China, tapi Tak Berarti Konflik
A A A
BANGKOK - Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat (AS), Laksamana John Aquilino, mengatakan Amerika memang sedang bersaing dengan China. Namun, persaingan itu tidak bisa diartikan sebagai konflik militer.

Laksamana Amerika itu mengklaim Washington dan negara-negara Asia berpikiran sama untuk menjaga keamanan kawasan Laut China Selatan dalam menghadapi persaingan dari China yang sedang bangkit.

Dalam kunjungannya ke Bangkok kemarin, Laksamana Aquilino mengkritik pembangunan pulau buatan Beijing di Laut China Selatan, jalur perdagangan yang vital dengan sumber daya energi yang kaya di mana Beijing memiliki sengketa dengan lima negara Asia.

"Kami bersaing dengan Republik Rakyat China," kata Aquilino kepada wartawan.

"Kami memiliki perselisihan yang melekat antara ideologi. Ketika AS berbicara tentang nilai-nilai, itu adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh negara-negara yang berpikiran sama...Dan saya percaya bahwa kekuatan kemitraan dengan nilai-nilai dalam menjaga negara-negara di kawasan ini tetap aman."

Ketegangan antara China dan Amerika Serikat meningkat di perairan Asia, di mana Washington mengatakan akan mempertahankan kebebasan navigasi sesuai dengan hukum internasional dan Beijing menuduh Amerika Serikat berusaha memperuncing masalah.

"Saya katakan kami bersaing dengan China tetapi itu tidak berarti konflik," kata Aquilino. "Kami akan bekerja sama di mana kami bisa dan kami akan bersaing di mana kami harus," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/12/2019).

Di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, beberapa negara Asia Tenggara telah khawatir akan kemungkinan mundurnya Washington ketika dominasi China tumbuh. Namun, Aquilino mengatakan Amerika Serikat akan berada di kawasan ini untuk tahun-tahun mendatang.

Dia mengatakan bahwa di Laut China Selatan, China telah membangun fitur yang bertentangan dengan hukum internasional, yang merusak lingkungan, memiliki tujuan militer dan pada akhirnya memaksa dan menggertak negara-negara di kawasan tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6861 seconds (0.1#10.140)