Jenderal Fagham, Bodyguard Hebat Raja Salman yang Didor Pistol Teman
A
A
A
JEDDAH - Kerajaan Arab Saudi sedang berduka atas meninggalnya, Mayor Jenderal Abdulaziz al-Fagham, bodyguard atau pengawal terkemuka Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Pengawal yang terkenal hebat ini tewas oleh tembakan pistol teman sendiri dalam sebuah perkelahian.
Jenderal al-Fagham ditembak mati di kota Jeddah, pada Sabtu malam. Dia bukan pengawal biasa, tapi terbilang istimewa. Dia mengabdi jadi pengawal utama raja Saudi sejak era Raja Abdullah atau pendahulu Raja Salman. (Baca: Berkelahi, Bodyguard Raja Salman Ditembak Mati )
Pangeran Turki al-Sheikh, salah satu pembantu utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang juga Kepala Otoritas Hiburan, mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan al-Fagham pada hari sebelumnya.
"Semoga Tuhan mengampuni Anda, pahlawan...Selama 10 tahun saya belum melihat apa pun selain kebaikan dan kesetiaan dari Anda," tulis Pangeran Turki, dalam tweet berbahasa Arab.
"Anda bersama saya di telepon hari ini (Sabtu), tertawa dan berbicara tentang Riyadh...Tuhan mengasihi Anda, Tuhan mengasihi Anda Abu Abdullah...Saya tidak bisa mengerti bahwa saya tidak akan melihat Anda setelah hari ini," lanjut pangeran Saudi tersebut dikutip dari akun Twitter-nya, @Turki_alalshikh.
Kantor berita negara Saudi, SPA, mengatakan pada hari Minggu bahwa Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm, yang telah menjabat sebagai pengawal pribadi raja selama beberapa tahun, terbunuh di kediaman pribadi dalam perselisihan pribadi dengan seorang temannya.
Menurut pernyataan polisi yang diterbitkan oleh SPA, al-Fagham berdebat dengan temannya, Mamdouh bin Meshaal al-Ali, di rumah temannya yang lain di lingkungan al-Shatee, Jeddah.
"Fagham mengunjungi temannya di rumahnya di Jeddah ketika seorang kenalan, Mamdouh al-Ali, memasuki kediaman itu," kata polisi dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Senin (30/9/2019).
Setelah perdebatan panas, Ali mengambil pistol dari luar, kembali ke kediaman dan melepaskan tembakan.
"Ali meninggalkan rumah, kembali membawa senjata dan menembaki Fagham, melukai dua lainnya di rumah itu, seorang pekerja (asal) Filipina dan saudara laki-laki pemilik rumah itu," lanjut pernyataan polisi.
Ketika polisi tiba dan mengepung lokasi kejadian, si penembak menolak untuk menyerah dan justru menembaki pasukan polisi. Beberapa personel polisi terluka. Pelaku akhirnya ditembak mati oleh pasukan polisi.
Janderal al-Fagham sempat dibawa ke rumah sakit, namun dia dinyatakan telah meninggal dunia.
Jenderal al-Fagham ditembak mati di kota Jeddah, pada Sabtu malam. Dia bukan pengawal biasa, tapi terbilang istimewa. Dia mengabdi jadi pengawal utama raja Saudi sejak era Raja Abdullah atau pendahulu Raja Salman. (Baca: Berkelahi, Bodyguard Raja Salman Ditembak Mati )
Pangeran Turki al-Sheikh, salah satu pembantu utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang juga Kepala Otoritas Hiburan, mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan al-Fagham pada hari sebelumnya.
"Semoga Tuhan mengampuni Anda, pahlawan...Selama 10 tahun saya belum melihat apa pun selain kebaikan dan kesetiaan dari Anda," tulis Pangeran Turki, dalam tweet berbahasa Arab.
"Anda bersama saya di telepon hari ini (Sabtu), tertawa dan berbicara tentang Riyadh...Tuhan mengasihi Anda, Tuhan mengasihi Anda Abu Abdullah...Saya tidak bisa mengerti bahwa saya tidak akan melihat Anda setelah hari ini," lanjut pangeran Saudi tersebut dikutip dari akun Twitter-nya, @Turki_alalshikh.
Kantor berita negara Saudi, SPA, mengatakan pada hari Minggu bahwa Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm, yang telah menjabat sebagai pengawal pribadi raja selama beberapa tahun, terbunuh di kediaman pribadi dalam perselisihan pribadi dengan seorang temannya.
Menurut pernyataan polisi yang diterbitkan oleh SPA, al-Fagham berdebat dengan temannya, Mamdouh bin Meshaal al-Ali, di rumah temannya yang lain di lingkungan al-Shatee, Jeddah.
"Fagham mengunjungi temannya di rumahnya di Jeddah ketika seorang kenalan, Mamdouh al-Ali, memasuki kediaman itu," kata polisi dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Senin (30/9/2019).
Setelah perdebatan panas, Ali mengambil pistol dari luar, kembali ke kediaman dan melepaskan tembakan.
"Ali meninggalkan rumah, kembali membawa senjata dan menembaki Fagham, melukai dua lainnya di rumah itu, seorang pekerja (asal) Filipina dan saudara laki-laki pemilik rumah itu," lanjut pernyataan polisi.
Ketika polisi tiba dan mengepung lokasi kejadian, si penembak menolak untuk menyerah dan justru menembaki pasukan polisi. Beberapa personel polisi terluka. Pelaku akhirnya ditembak mati oleh pasukan polisi.
Janderal al-Fagham sempat dibawa ke rumah sakit, namun dia dinyatakan telah meninggal dunia.
(mas)