Takut Reputasinya Rusak, Alasan China Tidak Kirim Pasukan ke Hong Kong

Selasa, 03 September 2019 - 08:17 WIB
Takut Reputasinya Rusak,...
Takut Reputasinya Rusak, Alasan China Tidak Kirim Pasukan ke Hong Kong
A A A
HONG KONG - Aksi demonstrasi di Hong Kong telah berlangsung selama tiga bulan. Aksi demonstrasi yang awalnya dipicu oleh penolakan terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi itu kini berubah menjadi seruan reformasi demokrasi di Hong Kong.

Protes Hong Kong menandai tantangan populer terbesar pada pemerintahan Presiden China Xi Jinping sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2012. Para pemimpin di Beijing pun secara efektif menyerukan upaya penanganan krisis di Hong Kong.

Sejumlah laporan menyatakan China telah menyiapkan pasukannya di dekat perbatasan Hong Kong. Gambar-gambar satelit terbaru diperoleh dari Maxar Technologies memperlihatkan puluhan kendaraan militer China ditempatkan di Pusat Olahraga Teluk Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong. (Baca juga: Citra Satelit: Puluhan Kendaraan Militer China Dekati Hong Kong )

Meski begitu, menurut Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, kepemimpinan di Beijing menyadari potensi kerusakan pada reputasi China yang akan timbul dari pengiriman pasukan ke Hong Kong untuk memadamkan protes.

"Mereka tahu bahwa harganya akan terlalu besar untuk dibayar," katanya.

"Mereka peduli dengan profil internasional negara. Butuh waktu lama bagi China untuk membangun profil internasional semacam itu dan mengatakan, tidak hanya ekonomi besar tapi ekonomi besar yang bertanggung jawab, jadi mengabaikan semua perkembangan positif jelas bukan agenda mereka," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2019).

Hal itu terungkap dari sebuah rekaman audio pertemuan Lam dengan sekelompok pengusaha Hong Kong yang diperoleh Reuters.

Namun ia mengatakan China bersedia "bermain lama-lama" untuk keluar dari kerusuhan, bahkan jika itu berarti penderitaan ekonomi bagi Hong Kong, termasuk penurunan dalam pariwisata dan kehilangan arus modal seperti penawaran umum perdana.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)