Presiden Mangkat, Tunisia Bersiap Gelar Pemilu

Sabtu, 27 Juli 2019 - 08:48 WIB
Presiden Mangkat, Tunisia...
Presiden Mangkat, Tunisia Bersiap Gelar Pemilu
A A A
TUNIS - Tunisia memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk menyelenggarakan pemilu cepat setelah Presiden Beji Caid Essebsi mangkat. Persiapan ini dilakukan di tengah ketidakpastian siapa yang akan menjadi suksesor Essebsi untuk menjalankan pemerintahaan di negara Afrika Utara itu.

Essebsi meninggal dunia Kamis lalu pada usia 92 tahun. Ia adalah presiden pertama yang dipilih dalam pemilu. Kematiannya memicu kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan politik di negara yang dipandang sebagai kisah sukses yang langka pasca Arab Spring.

Beberapa jam setelah kematian Essebsi, ketua parlemen Mohamed Ennaceur dilantik sebagai presiden sementara, yang di bawah konstitusi memiliki waktu 90 hari untuk menyelenggarakan pemilihan presiden.

Komisi pemilu mengatakan pemilu kemungkinan akan diadakan pada 15 September, dua bulan lebih awal dari yang direncanakan seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (27/7/2019).

Menjadi tempat kelahiran pemberontakan Arab Spring, Tunisia adalah satu-satunya negara yang mendorong reformasi demokratis meskipun ada kerusuhan politik, ekonomi yang lesu, dan serangan-serangan ekstrimis.

Meninggalnya Essbesi terjadi di tengah perdebatan tentang siapa yang dapat mencalonkan diri dalam pemilu presiden berikutnya. Essebsi tidak menolak atau pun memberlakukan regulasi pemilu yang telah diamandemen dan disahkan palemen pada bulan Juni lalu.

Regulasi ini diyakini akan menghalangi jalan bagi beberapa kandidat kuat termasuk raja media Nabil Karoui. Karoui, yang telah membentuk partai politik, didakwa melakukan pencucian uang bulan ini setelah dia menyatakan niatnya untuk maju.

Meski begitu pemilu presiden, bersama dengan pemilu parlemen yang telah ditetapkan pada Oktober mendatang, akan tetap dilangsungkan meskipun fakta bahwa delapan tahun setelah Arab Spring negara itu belum membentuk Mahkamah Konstitusi.

Meskipun dilanda ketidakpastian, Chahed memuji transfer kekuasaan secara damai, sementara pemimpin sementara Ennaceur bersumpah bahwa negara akan terus berfungsi.

"Rakyat senang mengetahui bahwa negara mereka adalah negara demokratis, bukan emirat," tulis mantan ketua parlemen Adel Bsili di Twitter.

Editorial dalam harian berbahasa Prancis surat kabar La Presse pun mengakui hal itu.

"Tunisia telah lulus ujian untuk membuktikan kepada seluruh dunia bahwa Tunisia adalah negara yang demokratis," tulisnya.
(ian)
Berita Terkait
Presiden Tunisia Saied...
Presiden Tunisia Saied Tunjuk Perdana Menteri Perempuan Pertama
Setelah PM, Presiden...
Setelah PM, Presiden Tunisia Juga Pecat Menhan dan Menteri Kehakiman
AS Desak Presiden Tunisia...
AS Desak Presiden Tunisia Segera Bentuk Pemerintahan yang Jujur
Presiden Tunisia Sebut...
Presiden Tunisia Sebut Negaranya Dijalankan oleh Mafia
Aksinya Dituduh Kudeta,...
Aksinya Dituduh Kudeta, Ini Jawaban Presiden Tunisia Kais Saied
Tunisia Dilaporkan Tangkap...
Tunisia Dilaporkan Tangkap 1.000 Orang dalam Kerusuhan Selama 6 Malam
Berita Terkini
Mesir Ajukan Usulan...
Mesir Ajukan Usulan Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan Baru
2 jam yang lalu
Adakah Hubungan Gelap...
Adakah Hubungan Gelap Antara Raja Ganja Polandia dan Skandal Senjata Ukraina?
3 jam yang lalu
Video Serangan terhadap...
Video Serangan terhadap Petugas Medis Bulan Sabit Merah Ungkap Kebohongan Israel
4 jam yang lalu
Rabbi Dallas Penyebar...
Rabbi Dallas Penyebar Klaim Palsu Pemerkosaan Hamas Ditangkap karena Pelecehan Anak
5 jam yang lalu
Trump dan Presiden Suriah...
Trump dan Presiden Suriah akan Bertemu di Arab Saudi
6 jam yang lalu
Warga Palestina Ramai...
Warga Palestina Ramai Ucapkan Selamat Tinggal saat Israel Hujani Gaza dengan Bom
7 jam yang lalu
Infografis
Iran Gelar Parade Angkatan...
Iran Gelar Parade Angkatan Laut 3.000 Kapal untuk Bela Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved