Blokir Turki, Lockheed Martin Tak Masalah Cari Pembeli Baru F-35
A
A
A
WASHINGTON - Lockheed Martin, kontraktor pertahanan Amerika Serikat (AS) yang memproduksi pesawat jet tempur siluman F-35, mengaku tidak masalah untuk mencari pembeli baru pesawat yang semestinya dibeli Turki. Ankara tidak bisa membeli jet tempur generasi kelima tersebut setelah diblokir Washington.
Ankara tak hanya diblokir, tapi juga dikeluarkan dari konsorsium bersama untuk program F-35, karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Perusahaan-perusahaan Ankara sebelumnya menjadi pemasok komponen pesawat termahal tersebut.
CEO Lockheed Martin, Marillyn Hewson, mengatakan proses mengganti Turki sebagai pemasok komponen pesawat sudah berjalan. Dia mengaku proses mengganti pemasok akan lebih rumit, tapi Lockheed Martin sudah memiliki rencana untuk mengatasinya.
"Ini adalah situasi yang cukup lancar," katanya dalam konferensi telepon dengan para analis, seperti dikutip dari Washington Examiner, Kamis (25/7/2019).
"Kami sedang berupaya untuk mengurangi keterlibatan industri Turki," ujarnya, yang menambahkan rencana untuk menyelesaikan pengeluarkan Ankara pada Maret 2020. "Ini telah meresap untuk sementara waktu. Kami menanganinya lebih awal, dan telah bekerja sama dengan Pentagon."
Para pejabat pertahanan AS telah memperingatkan Turki sejak Juni bahwa konsekuensi membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia akan dikeluarkan dari program F-35.
Ellen Lord, wakil Menteri Pertahanan AS untuk Akuisisi, mengatakan Turki akan kehilangan lebih dari USD9 miliar setelah dikeluarkan dari program jet tempur siluman tersebut. Menurutnya, lebih dari 900 komponen untuk F-35 diproduksi di Turki. Ankara juga kehilangan lebih dari USD1 miliar dalam pekerjaan tersebar di 10 pemasok di negara itu.
"Turki tidak dapat menerjunkan platform pengumpulan intelijen Rusia di dekat tempat program F-35, yang membuat, memperbaiki, dan menampung F-35," kata Lord.
"Sebagian besar kekuatan F-35 terletak pada kemampuan siluman, sehingga kemampuan untuk mendeteksi kecanggihan itu akan membahayakan keamanan jangka panjang dari program F-35."
Turki telah merencanakan untuk membeli sebanyak 100 unit jet tempur F-35, dan dijadwalkan akan menerima delapan unit dalam waktu dekat. Namun, rencana itu buyar karena Ankara menolak membatalkan kontrak pembelian sistem rudal S-400 Rusia seperti yang dituntut AS.
Ankara tak hanya diblokir, tapi juga dikeluarkan dari konsorsium bersama untuk program F-35, karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Perusahaan-perusahaan Ankara sebelumnya menjadi pemasok komponen pesawat termahal tersebut.
CEO Lockheed Martin, Marillyn Hewson, mengatakan proses mengganti Turki sebagai pemasok komponen pesawat sudah berjalan. Dia mengaku proses mengganti pemasok akan lebih rumit, tapi Lockheed Martin sudah memiliki rencana untuk mengatasinya.
"Ini adalah situasi yang cukup lancar," katanya dalam konferensi telepon dengan para analis, seperti dikutip dari Washington Examiner, Kamis (25/7/2019).
"Kami sedang berupaya untuk mengurangi keterlibatan industri Turki," ujarnya, yang menambahkan rencana untuk menyelesaikan pengeluarkan Ankara pada Maret 2020. "Ini telah meresap untuk sementara waktu. Kami menanganinya lebih awal, dan telah bekerja sama dengan Pentagon."
Para pejabat pertahanan AS telah memperingatkan Turki sejak Juni bahwa konsekuensi membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia akan dikeluarkan dari program F-35.
Ellen Lord, wakil Menteri Pertahanan AS untuk Akuisisi, mengatakan Turki akan kehilangan lebih dari USD9 miliar setelah dikeluarkan dari program jet tempur siluman tersebut. Menurutnya, lebih dari 900 komponen untuk F-35 diproduksi di Turki. Ankara juga kehilangan lebih dari USD1 miliar dalam pekerjaan tersebar di 10 pemasok di negara itu.
"Turki tidak dapat menerjunkan platform pengumpulan intelijen Rusia di dekat tempat program F-35, yang membuat, memperbaiki, dan menampung F-35," kata Lord.
"Sebagian besar kekuatan F-35 terletak pada kemampuan siluman, sehingga kemampuan untuk mendeteksi kecanggihan itu akan membahayakan keamanan jangka panjang dari program F-35."
Turki telah merencanakan untuk membeli sebanyak 100 unit jet tempur F-35, dan dijadwalkan akan menerima delapan unit dalam waktu dekat. Namun, rencana itu buyar karena Ankara menolak membatalkan kontrak pembelian sistem rudal S-400 Rusia seperti yang dituntut AS.
(mas)