Turki Aktifkan Beberapa Elemen Sistem Rudal S-400 Rusia

Sabtu, 09 Mei 2020 - 02:29 WIB
loading...
Turki Aktifkan Beberapa Elemen Sistem Rudal S-400 Rusia
Sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. Foto/Vitaly Nevar/TASS
A A A
ANKARA - Turki terus mengerahkan sistem rudal surface-to-air S-400 buatan Rusia dan telah mengaktifkan elemen-elemen tertentu dari senjata pertahanan tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Industri Pertahanan Turki Ismail Demir, Jumat.

"Proses pengerahan S-400 berlanjut dan beberapa sistem telah dioperasikan," katanya, sebagaimana dikutip dari surat kabar Milliyet, Sabtu (9/5/2020).

Demir memastikan Rusia tidak akan memiliki akses terhadap sistem rudal S-400 yang dikerahkan di Turki.

"Meskipun perjanjian pengiriman mencakup ketentuan pelatihan (personel Turki), pemeliharaan dan dukungan teknis, personel Rusia tidak akan bisa mendapatkan akses yang diinginkan terhadap baterai S-400," katanya.

Pernyataan Demir itu menjadi pembaruan informasi tentang nasib operasional sistem pertahanan anti-pesawat canggih tersebut.

Pada 30 April lalu, juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan proses penempatan sistem rudal canggih itu tertunda karena pandemi virus corona baru atau COVID-19. Namun, dia menegaskan bahwa prosesnya akan dilanjutkan sesuai dengan rencana.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Morgan Ortagus mengatakan pada 21 April bahwa Washington "sangat prihatin" dengan laporan bahwa Turki melanjutkan upayanya untuk membuat sistem rudal S-400 beroperasi.

Turki menjadi negara NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara canggih seperti itu dari Rusia. Pengiriman perangkat S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.

Amerika Serikat dan NATO telah berupaya mencegah Turki membeli sistem rudal tersebut dari Rusia. Sebelum Ankara membelinya, Washington telah beberapa kali mengancam akan menjatuhkan sanksi pada sekutu NATO-nya itu jika nekat membeli.

Pada 17 Juli 2019, juru bicara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa keputusan Turki untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia menjadikan Ankara semakin tidak mungkin berperan serta dalam program pesawat jet tempur siluman F-35. Washington menganggap senjata pertahanan Moskow membahayakan jet tempur termahal di dunia tersebut.

S-400 Triumf adalah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi di Rusia pada 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal balistik dan jelajah—termasuk misil jarak menengah—dan juga dapat digunakan terhadap instalasi darat. S-400 dapat menghancurkan target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)