Pakar: Turki Tes S-400 Rusia dengan Jet F-16 AS untuk Tahu Kelemahannya
loading...
A
A
A
MOSKOW - Seorang pakar militer era Soviet mengatakan tujuan Turki melakukan tes sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia dengan jet-jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) adalah untuk mengetahui kelemahan dari senjata pertahanan tersebut.
Pensiunan Letnan Jenderal Alexander Luzan, mantan Wakil Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Soviet, mengatakan uji coba itu memungkinkan militer Ankara untuk mempelajari secara spesifik penggunaan surface-to-air missiles (SAMs) Rusia.
Tes juga mengevaluasi efektivitas sistem rudal tersebut. Juga, menurut Luzan, militer Turki memperkirakan kelemahannya. Media-media internasional sebelumnya melaporkan bahwa tentara Turki telah memulai pengujian baru sistem rudal anti-pesawat s-400 terhadap pesawat tempur F-16 dan F-4 buatan Amerika Serikat di pangkalan udara Murted. (Baca: Terkonfirmasi, Turki Tes S-400 Rusia dengan Jet Tempur Buatan AS )
Uji coba itu berlangsung November 2019 dan dikonfirmasi baru-baru ini oleh sumber intelijen yang memiliki koneksi dengan industri pertahanan Ankara.
"Selama pengujian sistem rudal anti-pesawat s-400, militer Turki mendeteksi pesawat dan melakukan apa yang disebut peluncuran elektronik pada mereka. Ini memungkinkan Anda untuk secara bersamaan mempelajari fitur-fitur aplikasi, mengevaluasi keefektifan, dan mungkin tujuan lain adalah menemukan titik lemah dari sistem," kata Luzan seperti dikutip FN News, Jumat (10/7/2020).
Pemerintah maupun militer Turki tidak pernah bersedia mengonfirmasi uji coba senjata pertahanan yang dibeli dari Moskow tersebut. Namun, media Turki telah merilis video dari uji coba tersebut. (Baca juga: Turki Juga Tes S-400 Rusia terhadap Jet Siluman F-35 dan F-22 AS )
Pada September 2017, Rusia menandatangani kontrak senilai USD2,5 miliar untuk memasok sistem pertahanan rudal S-400 kepada Turki. Batch pertama dikirim ke Ankara pada Juli 2019, meskipun ada protes dari NATO bahwa senjata pertahanan itu akan merusak sistem pertahanan NATO, di mana Ankara merupakan anggota dari aliansi tersebut.
Amerika Serikat secara resmi mengusir Turki dari program multinasional jet tempur siluman F-35 karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 pada Juli 2019. Namun, pabrikan Turki sejauh ini masih memasok suku cadang untuk jet tempur canggih tersebut.
Pensiunan Letnan Jenderal Alexander Luzan, mantan Wakil Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Soviet, mengatakan uji coba itu memungkinkan militer Ankara untuk mempelajari secara spesifik penggunaan surface-to-air missiles (SAMs) Rusia.
Tes juga mengevaluasi efektivitas sistem rudal tersebut. Juga, menurut Luzan, militer Turki memperkirakan kelemahannya. Media-media internasional sebelumnya melaporkan bahwa tentara Turki telah memulai pengujian baru sistem rudal anti-pesawat s-400 terhadap pesawat tempur F-16 dan F-4 buatan Amerika Serikat di pangkalan udara Murted. (Baca: Terkonfirmasi, Turki Tes S-400 Rusia dengan Jet Tempur Buatan AS )
Uji coba itu berlangsung November 2019 dan dikonfirmasi baru-baru ini oleh sumber intelijen yang memiliki koneksi dengan industri pertahanan Ankara.
"Selama pengujian sistem rudal anti-pesawat s-400, militer Turki mendeteksi pesawat dan melakukan apa yang disebut peluncuran elektronik pada mereka. Ini memungkinkan Anda untuk secara bersamaan mempelajari fitur-fitur aplikasi, mengevaluasi keefektifan, dan mungkin tujuan lain adalah menemukan titik lemah dari sistem," kata Luzan seperti dikutip FN News, Jumat (10/7/2020).
Pemerintah maupun militer Turki tidak pernah bersedia mengonfirmasi uji coba senjata pertahanan yang dibeli dari Moskow tersebut. Namun, media Turki telah merilis video dari uji coba tersebut. (Baca juga: Turki Juga Tes S-400 Rusia terhadap Jet Siluman F-35 dan F-22 AS )
Pada September 2017, Rusia menandatangani kontrak senilai USD2,5 miliar untuk memasok sistem pertahanan rudal S-400 kepada Turki. Batch pertama dikirim ke Ankara pada Juli 2019, meskipun ada protes dari NATO bahwa senjata pertahanan itu akan merusak sistem pertahanan NATO, di mana Ankara merupakan anggota dari aliansi tersebut.
Amerika Serikat secara resmi mengusir Turki dari program multinasional jet tempur siluman F-35 karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 pada Juli 2019. Namun, pabrikan Turki sejauh ini masih memasok suku cadang untuk jet tempur canggih tersebut.
(min)