Putin Konfirmasi Kapal Selam Rusia yang Terbakar Bertenaga Nuklir
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Vladimorvich Putin untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa kapal selam rahasia Rusia yang mengalami kebakaran mematikan minggu ini bertenaga nuklir. Insiden itu menewaskan 14 pelaut Moskow.
Pengungkapan itu terjadi selama pertemuan antara Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu tentang insiden tersebut. Ke-14 korban tewas tersebut termasuk termasuk tujuh perwira tinggi dan dua orang yang mendapat gelar Pahlawan Rusia.
Pemerintah lambat mengungkapkan informasi tentang insiden itu karena kapal selam— yang dianggap sebagai kapal selam untuk penelitian dan pengintaian—itu adalah antara proyek militer Rusia yang paling rahasia.
Shoigu mengatakan kepada Putin dalam sebuah pertemuan di Kremlin bahwa kobaran api yang melanda kapal selam Losharik AS-31 muncul pertama kali di kompartemen baterai dan kemudian menyebar.
Kapal itu diperkirakan terbuat dari serangkaian kompartemen seperti bola, yang meningkatkan ketahanan selam dan memungkinkannya untuk menyelam ke dasar laut. Kapal itu dapat melakukan penelitian topografi dan berpartisipasi dalam misi penyelamatan. Bahkan juga dapat memutuskan kabel komunikasi di dasar laut.
Para pejabat mengklaim bahwa beberapa awak kapal selam mengunci diri mereka di salah satu kompartemen untuk melawan kobaran api dan asap beracun. Mereka diduga mengorbankan diri untuk menyelamatkan anggota awak lainnya. Korban selamat dari kebakaran belum berbicara di depan umum.
"Bagaimana dengan unit tenaga nuklir?," tanya Putin bertanya kepada Shoigu selama percakapan, seperti dikutip The Guardian, Jumat (5/7/2019).
"Unit tenaga nuklir telah ditutup dan semua personel telah dipindahkan," jawab Shoigu. "Plus, kru telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan unit, yang dalam kondisi baik."
Seorang pejabat Norwegia mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada "komunikasi formal" dari Rusia mengenai insiden kapal bertenaga nuklir tersebut."Tetapi kami akan senang mendapat informasi tentang insiden semacam itu," katanya.
Ketika pemerintah Rusia mengendalikan liputan media atas insiden itu dan berupaya untuk tidak memicu kemarahan rakyat di Kremlin, kecelakaan kapal selam selalu membangkitkan perbandingan dengan penanganan kikuk Putin terhadap tenggelamnya kapal selam nuklir Kursk pada tahun 2000. Insiden tahun 2000 itu menyebabkan 118 orang tewas dan keluarga korban putus asa dalam mencari informasi tentang orang-orang yang mereka cintai.
Pemerintah Rusia telah berjanji untuk memberikan penghargaan negara dan memberikan gaji kepada para pelaut yang jadi korban sampai anak-anak mereka menjadi dewasa.
Para prajurit Rusia juga telah menghadiri upacara peringatan pada hari Kamis di kota pelabuhan Kronstadt, dekat Saint Petersburg, untuk menghormati 14 awak kapal selam yang tewas.
Pengungkapan itu terjadi selama pertemuan antara Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu tentang insiden tersebut. Ke-14 korban tewas tersebut termasuk termasuk tujuh perwira tinggi dan dua orang yang mendapat gelar Pahlawan Rusia.
Pemerintah lambat mengungkapkan informasi tentang insiden itu karena kapal selam— yang dianggap sebagai kapal selam untuk penelitian dan pengintaian—itu adalah antara proyek militer Rusia yang paling rahasia.
Shoigu mengatakan kepada Putin dalam sebuah pertemuan di Kremlin bahwa kobaran api yang melanda kapal selam Losharik AS-31 muncul pertama kali di kompartemen baterai dan kemudian menyebar.
Kapal itu diperkirakan terbuat dari serangkaian kompartemen seperti bola, yang meningkatkan ketahanan selam dan memungkinkannya untuk menyelam ke dasar laut. Kapal itu dapat melakukan penelitian topografi dan berpartisipasi dalam misi penyelamatan. Bahkan juga dapat memutuskan kabel komunikasi di dasar laut.
Para pejabat mengklaim bahwa beberapa awak kapal selam mengunci diri mereka di salah satu kompartemen untuk melawan kobaran api dan asap beracun. Mereka diduga mengorbankan diri untuk menyelamatkan anggota awak lainnya. Korban selamat dari kebakaran belum berbicara di depan umum.
"Bagaimana dengan unit tenaga nuklir?," tanya Putin bertanya kepada Shoigu selama percakapan, seperti dikutip The Guardian, Jumat (5/7/2019).
"Unit tenaga nuklir telah ditutup dan semua personel telah dipindahkan," jawab Shoigu. "Plus, kru telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan unit, yang dalam kondisi baik."
Seorang pejabat Norwegia mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada "komunikasi formal" dari Rusia mengenai insiden kapal bertenaga nuklir tersebut."Tetapi kami akan senang mendapat informasi tentang insiden semacam itu," katanya.
Ketika pemerintah Rusia mengendalikan liputan media atas insiden itu dan berupaya untuk tidak memicu kemarahan rakyat di Kremlin, kecelakaan kapal selam selalu membangkitkan perbandingan dengan penanganan kikuk Putin terhadap tenggelamnya kapal selam nuklir Kursk pada tahun 2000. Insiden tahun 2000 itu menyebabkan 118 orang tewas dan keluarga korban putus asa dalam mencari informasi tentang orang-orang yang mereka cintai.
Pemerintah Rusia telah berjanji untuk memberikan penghargaan negara dan memberikan gaji kepada para pelaut yang jadi korban sampai anak-anak mereka menjadi dewasa.
Para prajurit Rusia juga telah menghadiri upacara peringatan pada hari Kamis di kota pelabuhan Kronstadt, dekat Saint Petersburg, untuk menghormati 14 awak kapal selam yang tewas.
(mas)