Saudi Tersinggung PBB Sebut Pangeran MBS Terlibat Pembunuhan Khashoggi
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tersinggung dengan laporan Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang menyebut Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Riyadh mengatakan tuduhan itu tak berdasar.
"Ini bukan hal baru. Laporan (PBB) menegaskan kembali apa yang telah dipublikasikan dan diedarkan di media," kata Menteri Negara Saudi untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir di Twitter.
"Laporan pelapor di Dewan Hak Asasi Manusia berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menantang kredibilitasnya," lanjut diplomat Saudi tersebut.
Laporan itu disusun oleh Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar pengadilan, ringkasan dan arbitrer. Laporannya itu mengatakan ada "bukti yang dapat dipercaya" yang mengaitkan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dengan pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober lalu.
"Sudah jelas bahwa eksekusi Khashoggi adalah tanggung jawab negara Arab Saudi," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (20/6/2019). Pelapor khusus PBB itu meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meluncurkan penyelidikan kriminal internasional formal untuk kasus tersebut.
Arab Saudi sejatinya telah berulang kali membantah keterlibatan putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dalam kasus pembunuhan wartawan itu.
Sejak kasus ini mencuat, para pejabat Saudi awalnya membantah Khashoggi dibunuh di konsulat dengan mengklaim jurnalis pembangkang itu sudah meninggalkan konsulat pada hari yang sama ketika dia datang. Pihak kerajaan lantas mengubah narasinya beberapa kali sebelum kemudian mengakui bahwa wartawan itu terbunuh dan menyalahkan agen intelijen "nakal" Saudi.
Jaksa penuntut umum Saudi telah mengadili 11 tersangka yang tidak disebutkan namanya pada bulan November lalu, termasuk lima yang diancam hukuman mati atas tuduhan memerintahkan dan melakukan kejahatan.
Tetapi Callamard menyerukan agar persidangan ditunda, dengan mengutip kekhawatiran atas pemeriksaan rahasia dan potensi runtuhnya keadilan.
Dalam serangkaian tweet, al-Jubeir mengatakan bahwa otoritas peradilan di Saudi adalah satu-satunya yang kompeten untuk menangani kasus ini dan menggunakan kekuatannya dalam menegakkan keadilan secara penuh.
"Kami dengan keras menolak segala upaya untuk merongrong kepemimpinan kerajaan, atau menggagalkan kasus ini dari jalur keadilan atau memengaruhinya dengan cara apa pun," tulis al-Jubeir.
Seperti diketahui, Khashoggi yang merupakan jurnalis pengkritik kebijakan MBS, memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk pernikahan keduanya dengan wanita Turki.
Tunangannya, Hatice Cengiz, sedang menunggu di luar konsulat tetapi wartawan itu tidak pernah muncul lagi dari gedung konsulat.
"Ada sedikit keraguan dalam pikiran saya bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan sebelumnya," kata Callamard kepada Al Jazeera pada hari Rabu. "Sudah direncanakan."
Penyelidik PBB itu juga mengatakan ada "bukti yang kredibel, yang menjamin penyelidikan lebih lanjut atas tanggung jawab individu pejabat tinggi Saudi, termasuk pangeran mahkota," ujarnya.
Laporan CIA Amerika Serikat (AS) yang bocor ke media sebelumnya juga menyimpulkan bahwa MBS memerintahkan pembunuhan tersebut.
Senat AS juga telah mengadopsi resolusi yang menyebut MBS sebagai "bertanggung jawab" atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
"Ini bukan hal baru. Laporan (PBB) menegaskan kembali apa yang telah dipublikasikan dan diedarkan di media," kata Menteri Negara Saudi untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir di Twitter.
"Laporan pelapor di Dewan Hak Asasi Manusia berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menantang kredibilitasnya," lanjut diplomat Saudi tersebut.
Laporan itu disusun oleh Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar pengadilan, ringkasan dan arbitrer. Laporannya itu mengatakan ada "bukti yang dapat dipercaya" yang mengaitkan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dengan pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober lalu.
"Sudah jelas bahwa eksekusi Khashoggi adalah tanggung jawab negara Arab Saudi," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (20/6/2019). Pelapor khusus PBB itu meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meluncurkan penyelidikan kriminal internasional formal untuk kasus tersebut.
Arab Saudi sejatinya telah berulang kali membantah keterlibatan putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dalam kasus pembunuhan wartawan itu.
Sejak kasus ini mencuat, para pejabat Saudi awalnya membantah Khashoggi dibunuh di konsulat dengan mengklaim jurnalis pembangkang itu sudah meninggalkan konsulat pada hari yang sama ketika dia datang. Pihak kerajaan lantas mengubah narasinya beberapa kali sebelum kemudian mengakui bahwa wartawan itu terbunuh dan menyalahkan agen intelijen "nakal" Saudi.
Jaksa penuntut umum Saudi telah mengadili 11 tersangka yang tidak disebutkan namanya pada bulan November lalu, termasuk lima yang diancam hukuman mati atas tuduhan memerintahkan dan melakukan kejahatan.
Tetapi Callamard menyerukan agar persidangan ditunda, dengan mengutip kekhawatiran atas pemeriksaan rahasia dan potensi runtuhnya keadilan.
Dalam serangkaian tweet, al-Jubeir mengatakan bahwa otoritas peradilan di Saudi adalah satu-satunya yang kompeten untuk menangani kasus ini dan menggunakan kekuatannya dalam menegakkan keadilan secara penuh.
"Kami dengan keras menolak segala upaya untuk merongrong kepemimpinan kerajaan, atau menggagalkan kasus ini dari jalur keadilan atau memengaruhinya dengan cara apa pun," tulis al-Jubeir.
Seperti diketahui, Khashoggi yang merupakan jurnalis pengkritik kebijakan MBS, memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk pernikahan keduanya dengan wanita Turki.
Tunangannya, Hatice Cengiz, sedang menunggu di luar konsulat tetapi wartawan itu tidak pernah muncul lagi dari gedung konsulat.
"Ada sedikit keraguan dalam pikiran saya bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan sebelumnya," kata Callamard kepada Al Jazeera pada hari Rabu. "Sudah direncanakan."
Penyelidik PBB itu juga mengatakan ada "bukti yang kredibel, yang menjamin penyelidikan lebih lanjut atas tanggung jawab individu pejabat tinggi Saudi, termasuk pangeran mahkota," ujarnya.
Laporan CIA Amerika Serikat (AS) yang bocor ke media sebelumnya juga menyimpulkan bahwa MBS memerintahkan pembunuhan tersebut.
Senat AS juga telah mengadopsi resolusi yang menyebut MBS sebagai "bertanggung jawab" atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
(mas)