Batalkan Hukuman Mati 5 Pembunuh Khashoggi, Saudi Diolok-olok
loading...
A
A
A
RIYADH - Pengadilan Arab Saudi pada hari Senin membatalkan hukuman mati terhadap lima terdakwa kasus pembunuhan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi . Pelapor Khusus PBB mengolok-olok pembatalan vonis mati itu sebagai "parodi keadilan".
Khashoggi adalah jurnalis pembangkang Saudi yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul 2 Oktober 2018. Para tersangkanya adalah tim intelijen Saudi, yang menurut Riyadh merupakan "operasi nakal" atau di luar otoritas pemerintah.(Baca: 5 Terdakwa Pembunuhan Jamal Khashoggi Divonis Mati )
Pengadilan, seperti dikutip media pemerintah setempat, membatalkan vonis mati terhadap lima terdakwa dan menggantinya dengan hukuman 20 tahun penjara. Tiga terdakwa lainnya dijatuhi hukuman antara tujuh hingga 10 tahun penjara.
Delapan terdakwa tersebut tidak diidentifikasi oleh media pemerintah.
Putusan pengadilan yang berubaha ini keluar setelah putra Khashoggi mengatakan pada Mei bahwa keluarganya mereka telah "mengampuni" para pembunuh. (Baca: PBB: Pangeran Mahkota Saudi Tersangka Utama Pembunuhan Khashoggi )
Pengadilan tersebut secara luas dikritik oleh kelompok hak asasi manusia yang mencatat bahwa tidak ada pejabat senior atau siapapun yang yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut. Independensi pengadilan juga dipertanyakan.
Banyak orang Saudi memuji putusan pengadilan tersebut melalui Twitter. Beberapa dari mengatakan putusan itu mengakhiri salah satu kasus politik paling sulit yang dihadapi kerajaan. Yang lainnya mengatakan putusan itu menjadikan Arab Saudi sebagai "tanah keadilan" dan "negara di mana hak tidak pernah hilang".
Khalil Jahshan, dari Arab Center di Washington, DC, mencatat bahwa pengumuman dari pengadilan Saudi itu berarti "menutup kasus selamanya". (Baca: China Dukung Saudi dalam Penanganan Kasus Khashoggi )
"Yang terpenting, di mana jasad Jamal Khashoggi? Dengan vonis-vonis ini, saya berasumsi mereka telah mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya," kata Jahshan, seorang teman keluarga Khashoggi, kepada Al Jazeera, Selasa (8/9/2020).
"Seluruh putusan tampaknya telah dimanipulasi. Menurut praktik hukum di Arab Saudi, keluarga memiliki hak untuk meringankan hukuman apa pun, dan keluarga telah mengeluarkan pernyataan seperti itu— kemungkinan besar di bawah paksaan. Saya rasa tidak berpikir itu dilakukan dengan bebas, mengetahui pihak keluarga," paparnya.
Khashoggi adalah jurnalis pembangkang Saudi yang dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul 2 Oktober 2018. Para tersangkanya adalah tim intelijen Saudi, yang menurut Riyadh merupakan "operasi nakal" atau di luar otoritas pemerintah.(Baca: 5 Terdakwa Pembunuhan Jamal Khashoggi Divonis Mati )
Pengadilan, seperti dikutip media pemerintah setempat, membatalkan vonis mati terhadap lima terdakwa dan menggantinya dengan hukuman 20 tahun penjara. Tiga terdakwa lainnya dijatuhi hukuman antara tujuh hingga 10 tahun penjara.
Delapan terdakwa tersebut tidak diidentifikasi oleh media pemerintah.
Putusan pengadilan yang berubaha ini keluar setelah putra Khashoggi mengatakan pada Mei bahwa keluarganya mereka telah "mengampuni" para pembunuh. (Baca: PBB: Pangeran Mahkota Saudi Tersangka Utama Pembunuhan Khashoggi )
Pengadilan tersebut secara luas dikritik oleh kelompok hak asasi manusia yang mencatat bahwa tidak ada pejabat senior atau siapapun yang yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut. Independensi pengadilan juga dipertanyakan.
Banyak orang Saudi memuji putusan pengadilan tersebut melalui Twitter. Beberapa dari mengatakan putusan itu mengakhiri salah satu kasus politik paling sulit yang dihadapi kerajaan. Yang lainnya mengatakan putusan itu menjadikan Arab Saudi sebagai "tanah keadilan" dan "negara di mana hak tidak pernah hilang".
Khalil Jahshan, dari Arab Center di Washington, DC, mencatat bahwa pengumuman dari pengadilan Saudi itu berarti "menutup kasus selamanya". (Baca: China Dukung Saudi dalam Penanganan Kasus Khashoggi )
"Yang terpenting, di mana jasad Jamal Khashoggi? Dengan vonis-vonis ini, saya berasumsi mereka telah mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya," kata Jahshan, seorang teman keluarga Khashoggi, kepada Al Jazeera, Selasa (8/9/2020).
"Seluruh putusan tampaknya telah dimanipulasi. Menurut praktik hukum di Arab Saudi, keluarga memiliki hak untuk meringankan hukuman apa pun, dan keluarga telah mengeluarkan pernyataan seperti itu— kemungkinan besar di bawah paksaan. Saya rasa tidak berpikir itu dilakukan dengan bebas, mengetahui pihak keluarga," paparnya.