Demonstrasi Tak Kunjung Reda, Pemimpin Hong Kong Minta Maaf
A
A
A
HONG KONG - Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam menyampaikan permintaan maaf kepada warga Hong Kong. Permintaan ini datang setelah demonstrasi yang menuntut pembatalan rancangan undang-udang (RUU) ekstradisi ke China, tak kunjung mereda.
Pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan menuturkan, bahwa Lam telah menyadari kesalahannya dan meminta maaf untuk itu. Lam, menurut pemerintah Hong Kong, juga berjanji untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
“Kepala Eksekutif mengakui bahwa kekurangan pemerintah telah menyebabkan gesekan dan perselisihan yang sangat besar di masyarakat, dan telah mengecewakan dan membuat sedih orang-orang Hong Kong," bunyi pernyataan pemerintah Hong Kong.
"Kepala Eksekutif meminta maaf untuk ini dan berjanji untuk menerima kritik dengan ketulusan hati dan kerendahan hati dan akan meningkat untuk melayani masyarakat," sambungnya, seperti dilansir Stait Times pada Minggu (16/6).
Lam sendiri diketahui telah mengguhkan pembahasan RUU ekstrasdisi ke China, yang dianggap sebagai langkah mundur bagi Hong Kong.
Para kritikus mengatakan undang-undang ekstradisi yang direncanakan dapat mengancam kedaulatan hukum Hong Kong dan reputasi internasionalnya sebagai pusat keuangan Asia. Beberapa taipan Hong Kong dilaporkan telah mulai memindahkan kekayaan pribadi ke luar negeri.
Pemerintah Hong Kong dalam sebuah pernyataan menuturkan, bahwa Lam telah menyadari kesalahannya dan meminta maaf untuk itu. Lam, menurut pemerintah Hong Kong, juga berjanji untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
“Kepala Eksekutif mengakui bahwa kekurangan pemerintah telah menyebabkan gesekan dan perselisihan yang sangat besar di masyarakat, dan telah mengecewakan dan membuat sedih orang-orang Hong Kong," bunyi pernyataan pemerintah Hong Kong.
"Kepala Eksekutif meminta maaf untuk ini dan berjanji untuk menerima kritik dengan ketulusan hati dan kerendahan hati dan akan meningkat untuk melayani masyarakat," sambungnya, seperti dilansir Stait Times pada Minggu (16/6).
Lam sendiri diketahui telah mengguhkan pembahasan RUU ekstrasdisi ke China, yang dianggap sebagai langkah mundur bagi Hong Kong.
Para kritikus mengatakan undang-undang ekstradisi yang direncanakan dapat mengancam kedaulatan hukum Hong Kong dan reputasi internasionalnya sebagai pusat keuangan Asia. Beberapa taipan Hong Kong dilaporkan telah mulai memindahkan kekayaan pribadi ke luar negeri.
(esn)