Indonesia Berbagi Pengalaman Demokrasi dengan Ethiopia
A
A
A
ADDIS ABABA - Indonesia akan berbagi pengalaman demokrasi dengan para cendekiawan Ethiopia. Ajang forum diskusi tersebut rencananya bakal digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Addis Ababa bekerja sama dengan Amani Africa, lembaga kajian terkemuka yang berpusat di Ibu Kota Ethiopia itu.
“Ethiopia perlu mendengarkan pengalaman Indonesia yang telah menjalankan proses demokrasi dengan baik dan pesat serta menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” kata Founding Director Amani Africa Dr. Solomon Dersso, dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan African Union, organisasi 55 negara Afrika, Al Busyra Basnur, di kantor Amani Africa di Addis Ababa.
“Demokratisasi memerlukan komitmen bersama, inklusif, waktu dan proses yang tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi suatu bangsa dalam menuju negara demokrasi,” imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews, Sabtu (6/4/2019).
Amani Africa adalah sebuah lembaga think tank terkemuka di Afrika bermarkas di Addis Ababa. Lembaga ini bertujuan untuk mendukung kebijakan terkait perdamaian dan keamanan, isu pembangunan dan pemerintahan demokratis di benua Afrika.
Menurut Dr. Solomon, dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi menjadi isu sentral bagi Ethiopia. Sejak terpilihnya Abiy Ahmed sebagai Perdana Menteri Ethiopia pada April 2018, proses reformasi dan promosi demokrasi menjadi prioritas pemerintah Ethiopia.
"Sejumlah langkah reformasi dilakukan, meliputi keterbukaan politik, penegakan hukum, kebebasan pers dan penegakan hak asasi manusia," jelas Dr. Solomon kepada Al Busyra, yang didampingi oleh Fungsi Politik KBRI Addis Ababa, Christine Refina.
Pada pertemuan itu, Al Busyra menjelaskan situasi terkini di Indonesia, khususnya di bidang perdamaian dan demokrasi. Termasuk Bali Demokrasi Forum (BDF), forum diskusi demokrasi tahunan tingkat menteri yang diinisiasi Indonesia pada 2008.
Mantan Konsul Jenderal RI di Houston, Amerika Serikat itu juga memaparkan peran Indonesia dalam misi-misi perdamaian internasional. Disampaikan pula prioritas Indonesia yang saat ini duduk sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB).
Dr. Solomon menegaskan Amani Africa siap mendukung Indonesia, terutama dengan berbagi informasi pembahasan isu perdamaian dan keamanan di Peace and Security Council (PSC) Uni Afrika.
Sebelumnya pada Selasa (2/4/2019) Al Busyra Basnur menemui Dr. Kidane Kiros, Direktur Institute for Peace and Security Studies (IPSS), salah satu dari 50 lembaga kajian terbaik di Afrika di kantornya, Addis Ababa.
Pada kunjungan tersebut Al Busyra juga membahas berbagai perkembangan terkini tentang perdamaian, keamanan dan demokrasi serta peningkatan hubungan dan kerja sama Ethiopia dengan Indonesia.
“Ethiopia perlu mendengarkan pengalaman Indonesia yang telah menjalankan proses demokrasi dengan baik dan pesat serta menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” kata Founding Director Amani Africa Dr. Solomon Dersso, dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan African Union, organisasi 55 negara Afrika, Al Busyra Basnur, di kantor Amani Africa di Addis Ababa.
“Demokratisasi memerlukan komitmen bersama, inklusif, waktu dan proses yang tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi suatu bangsa dalam menuju negara demokrasi,” imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews, Sabtu (6/4/2019).
Amani Africa adalah sebuah lembaga think tank terkemuka di Afrika bermarkas di Addis Ababa. Lembaga ini bertujuan untuk mendukung kebijakan terkait perdamaian dan keamanan, isu pembangunan dan pemerintahan demokratis di benua Afrika.
Menurut Dr. Solomon, dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi menjadi isu sentral bagi Ethiopia. Sejak terpilihnya Abiy Ahmed sebagai Perdana Menteri Ethiopia pada April 2018, proses reformasi dan promosi demokrasi menjadi prioritas pemerintah Ethiopia.
"Sejumlah langkah reformasi dilakukan, meliputi keterbukaan politik, penegakan hukum, kebebasan pers dan penegakan hak asasi manusia," jelas Dr. Solomon kepada Al Busyra, yang didampingi oleh Fungsi Politik KBRI Addis Ababa, Christine Refina.
Pada pertemuan itu, Al Busyra menjelaskan situasi terkini di Indonesia, khususnya di bidang perdamaian dan demokrasi. Termasuk Bali Demokrasi Forum (BDF), forum diskusi demokrasi tahunan tingkat menteri yang diinisiasi Indonesia pada 2008.
Mantan Konsul Jenderal RI di Houston, Amerika Serikat itu juga memaparkan peran Indonesia dalam misi-misi perdamaian internasional. Disampaikan pula prioritas Indonesia yang saat ini duduk sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB).
Dr. Solomon menegaskan Amani Africa siap mendukung Indonesia, terutama dengan berbagi informasi pembahasan isu perdamaian dan keamanan di Peace and Security Council (PSC) Uni Afrika.
Sebelumnya pada Selasa (2/4/2019) Al Busyra Basnur menemui Dr. Kidane Kiros, Direktur Institute for Peace and Security Studies (IPSS), salah satu dari 50 lembaga kajian terbaik di Afrika di kantornya, Addis Ababa.
Pada kunjungan tersebut Al Busyra juga membahas berbagai perkembangan terkini tentang perdamaian, keamanan dan demokrasi serta peningkatan hubungan dan kerja sama Ethiopia dengan Indonesia.
(ian)