Menguak Diplomasi Digital Indonesia di Ethiopia
loading...
A
A
A
ADDIS ABABA - Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur mengatakan, diplomasi digital Indonesia di Ethiopia mengalami perkembangan pesat dan semakin penting ke depan. Perkembangan ini, ujarnya, akan terus terjadi dan berkembang cepat seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital di berbagai sektor dan kehidupan masyarakat Ethiopia.
Hal itu disampaikan Al Busyra saat menyampaikan kuliah umum secara virtual, “Ambassador Lecture”, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Kuliah bertema Peran Diplomasi Digital dalam Praktek Diplomasi Indonesia di Ethiopia itu, diikuti mahasiswa dan akademisi dari berbagai kota dan daerah di Indonesia. Baca Juga: Ditemukan, Spesies Bunglon Baru di Pegunungan Bale Ethiopia
“Diplomasi digital adalah penyelenggaraan diplomasi yang dilakukan melalui teleconference dan komunikasi yang menggunakan teknologi internet dalam rangka mencapai tujuan diplomasi suatu negara atau kawasan,” ucapnya, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Addis Ababa pada Kamis (10/6/2021).
“Meskipun perkembangan dan penggunaan teknologi digital di Ethiopia tidak secepat di Indonesia, namun meningkat secara signifikan terutama di kalangan kaum muda dan profesional. Dari 115 juta penduduk Ethiopia, nomor dua terbesar di benua Afrika, hampir 40 persen diantaranya adalah pengguna telephone genggam, 21 persen pengguna internet dan 6 persen aktif di sosial media,” sambungnya.
Dia menuturkam, pemerintah Ethiopia terus membangun infrastruktur teknologi digital, di kota dan daerah. Baca juga: Dubes Al Busyra: Banyak Pengusaha Daerah Ethiopia Ingin Kerjasama Ekonomi dengan Indonesia
Selain menggunakan Facebook, Instagram dan Twitter, jelasnya, KBRI Addis Ababa juga aktif menggunakan berbagai aplikasi media sosial lainnya, termasuk Youtube channel, dalam melakukan melakukan kegiatan diplomasi.
“KBRI Addis Ababa memiliki social responsibility kepada masyarakat, diantaranya dengan cara memberitahu kegiatan dan apa saja hal penting yang sedang terjadi kepada publik dengan menggunakan teknologi digital,” tukasAl Busyra.
Hal itu disampaikan Al Busyra saat menyampaikan kuliah umum secara virtual, “Ambassador Lecture”, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Kuliah bertema Peran Diplomasi Digital dalam Praktek Diplomasi Indonesia di Ethiopia itu, diikuti mahasiswa dan akademisi dari berbagai kota dan daerah di Indonesia. Baca Juga: Ditemukan, Spesies Bunglon Baru di Pegunungan Bale Ethiopia
“Diplomasi digital adalah penyelenggaraan diplomasi yang dilakukan melalui teleconference dan komunikasi yang menggunakan teknologi internet dalam rangka mencapai tujuan diplomasi suatu negara atau kawasan,” ucapnya, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Addis Ababa pada Kamis (10/6/2021).
“Meskipun perkembangan dan penggunaan teknologi digital di Ethiopia tidak secepat di Indonesia, namun meningkat secara signifikan terutama di kalangan kaum muda dan profesional. Dari 115 juta penduduk Ethiopia, nomor dua terbesar di benua Afrika, hampir 40 persen diantaranya adalah pengguna telephone genggam, 21 persen pengguna internet dan 6 persen aktif di sosial media,” sambungnya.
Dia menuturkam, pemerintah Ethiopia terus membangun infrastruktur teknologi digital, di kota dan daerah. Baca juga: Dubes Al Busyra: Banyak Pengusaha Daerah Ethiopia Ingin Kerjasama Ekonomi dengan Indonesia
Selain menggunakan Facebook, Instagram dan Twitter, jelasnya, KBRI Addis Ababa juga aktif menggunakan berbagai aplikasi media sosial lainnya, termasuk Youtube channel, dalam melakukan melakukan kegiatan diplomasi.
“KBRI Addis Ababa memiliki social responsibility kepada masyarakat, diantaranya dengan cara memberitahu kegiatan dan apa saja hal penting yang sedang terjadi kepada publik dengan menggunakan teknologi digital,” tukasAl Busyra.
(ian)