Pilot Dinyatakan Tak Bersalah dalam Tragedi Ethiopian Airlines
A
A
A
ADDIS ABABA - Laporan awal penyelidikan tragedi pesawat Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang menyatakan bahwa pilot tidak bersalah. Pilot dan semua kru sudah melakukan semua prosedur yang diberikan pabrikan, namun pesawat memang tak bisa dikendalikan.
"Laporan awal dengan jelas menunjukkan pilot mengikuti prosedur yang direkomendasikan Boeing dan prosedur darurat FAA (Federal Aviation Administration) untuk menangani situasi darurat paling sulit yang dibuat di pesawat," bunyi pernyataan Ethiopian Airlines, Kamis (4/4/2019).
"Meskipun kerja keras, sangat disayangkan bahwa mereka tidak dapat memulihkan pesawat dari nose diving," lanjut pernyataan maskapai tersebut.
Menurut laporan awal, pilot pesawat Boeing 737 Max melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan penerbangan setelah serangan burung merusak sensor yang terhubung dengan perangkat lunak anti-stall.
Pesawat itu diterbangkan Yared Getachew sebagai kapten pilot dan Ahmednur Mohammod menjabat sebagai first officer. Pesawat itu jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada 10 Maret 2019.
Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengatakan pesawat dalam kondisi baik dan layak terbang. Bahkan, pesawat lepas landas secara normal.
Namun, penerbangan itu mengalami "nose-down" yang berulang-ulang. "Para kru melakukan semua prosedur berulang kali yang diberikan oleh pabrikan, tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat," katanya dalam konferensi pers di Addis Ababa, seperti dikutip Daily Mirror.
Banyak negara di dunia telah mengandangkan pesawat Boeing 737 Max sejak tragedi yang terkait dengan perangkat lunak anti-stall (MCAS) juga terkait dengan tragedi Lion Air JT610 tahun lalu yang menewaskan 189 orang.
The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa pilot tidak diajarkan secara rinci tentang sistem anti-stall, yang baru pada 737 Max.
Laporan lengkap tentang kecelakaan Ethiopian Airlines akan dirilis dalam setahun. FAA yang berbasis di AS juga mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis. "Kami terus bekerja menuju pemahaman penuh tentang semua aspek kecelakaan ini. Ketika kami mempelajari lebih lanjut tentang kecelakaan itu dan temuannya tersedia, kami akan mengambil tindakan yang tepat."
"Laporan awal dengan jelas menunjukkan pilot mengikuti prosedur yang direkomendasikan Boeing dan prosedur darurat FAA (Federal Aviation Administration) untuk menangani situasi darurat paling sulit yang dibuat di pesawat," bunyi pernyataan Ethiopian Airlines, Kamis (4/4/2019).
"Meskipun kerja keras, sangat disayangkan bahwa mereka tidak dapat memulihkan pesawat dari nose diving," lanjut pernyataan maskapai tersebut.
Menurut laporan awal, pilot pesawat Boeing 737 Max melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan penerbangan setelah serangan burung merusak sensor yang terhubung dengan perangkat lunak anti-stall.
Pesawat itu diterbangkan Yared Getachew sebagai kapten pilot dan Ahmednur Mohammod menjabat sebagai first officer. Pesawat itu jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada 10 Maret 2019.
Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengatakan pesawat dalam kondisi baik dan layak terbang. Bahkan, pesawat lepas landas secara normal.
Namun, penerbangan itu mengalami "nose-down" yang berulang-ulang. "Para kru melakukan semua prosedur berulang kali yang diberikan oleh pabrikan, tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat," katanya dalam konferensi pers di Addis Ababa, seperti dikutip Daily Mirror.
Banyak negara di dunia telah mengandangkan pesawat Boeing 737 Max sejak tragedi yang terkait dengan perangkat lunak anti-stall (MCAS) juga terkait dengan tragedi Lion Air JT610 tahun lalu yang menewaskan 189 orang.
The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa pilot tidak diajarkan secara rinci tentang sistem anti-stall, yang baru pada 737 Max.
Laporan lengkap tentang kecelakaan Ethiopian Airlines akan dirilis dalam setahun. FAA yang berbasis di AS juga mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis. "Kami terus bekerja menuju pemahaman penuh tentang semua aspek kecelakaan ini. Ketika kami mempelajari lebih lanjut tentang kecelakaan itu dan temuannya tersedia, kami akan mengambil tindakan yang tepat."
(mas)