Sensor Rusak Pemicu Kecelakaan Ethiopian Airlines 737 MAX
A
A
A
ADDIS ABABA - Pesawat Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines mengalami kerusakan sensor angle of attack yang disebabkan oleh burung atau benda asing saat lepas landas. Hal ini memicu data yang salah dan aktivasi sistem anti stall, yang disebut MCAS, membuat pitch pesawat ke bawah dan akhirnya jatuh.
Hal itu diungkapkan oleh dua sumber yang akrab dengan penyelidikan kepada ABC News, Kamis (4/4/2019).
Menurut sumber itu, karena pesawat jatuh menukik, pilot Boeing 737 MAX tidak mencoba menarik hidung pesawat secara elektronik sebelum mengikuti prosedur darurat Boeing untuk melepaskan daya ke stabilizer horisontal di bagian belakang pesawat.
Baca Juga: Pilot Sudah Ikuti Pedoman Boeing, Pesawat Ethiopia Airlines Tetap Jatuh
Satu sumber mengatakan kepada ABC News bahwa mereka secara manual berusaha untuk membuat hidung pesawat kembali dengan menggunakan roda trim. Segera setelah itu, pilot memulihkan daya ke stabilizer horisontal.
Dengan pulihnya daya, MCAS diaktifkan kembali, sumber tersebut mengatakan, pilot tidak dapat mendapatkan kembali kendali dan pesawat jatuh.
Temuan awal dalam penyelidikan kecelakaan diharapkan akan dirilis oleh petugas transportasi di Ethiopia pada Kamis pagi.
Sebelumnya pada Rabu, Boeing merilis pernyataan yang mendesak semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menarik kesimpulan sebelum rilis dan laporan awal.
Investigator Prancis dan Amerika Serikat (AS) membantu dalam penyelidikan Ethiopia dan berpusat pada sistem keamanan anti-stall otomatis pada MAX serta kemungkinan kaitannya dengan masalah dalam penerbangan Ethiopia dan Lion Air pada 2018.
Dalam kedua kecelakaan itu, pesawat Boeing 737 MAX berjuang untuk mempertahankan jalur penerbangan dengan stabil. Pesawat berulang kali hilang dan terbang ke ketinggian sebelum terjun bebas ke permukaan bumi. Dalam dua insiden, sistem keamanan anti-stall baru pada MAX yang mengontrol roda trim - MCAS - diaktifkan, sumber mengatakan kepada ABC News.
Pilot maskapai komersial dilatih untuk melepaskan sistem jika terjadi runaway trim, ketika pesawat membuat gerakan pitch yang tidak terduga. Tidak diketahui apa yang membuat pilot Lion Air tidak melepaskan dan memotong sistem pesawat. Lion Air telah membela jika pilotnya telah mengikuti pelatihan.
Pada hari-hari setelah jatuhnya Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302, maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan di seluruh dunia mengandangkan MAX. AS adalah negara terakhir yang melakukan hal itu pada 13 Maret, setelah otoritas penerbangan nasionalnya menyimpulkan data satelit yang disempurnakan tersedia bagi agensi pada hari itu yang menjamin pesawat MAX akan dikandangkan untuk sementara.
Pihak Boeing mengatakan sedang mengerjakan pembaruan peranti lunak untuk sistem keselamatan otomatis dan diharapkan akan disetujui oleh FAA serta ditawarkan kepada maskapai dalam beberapa minggu.
Hal itu diungkapkan oleh dua sumber yang akrab dengan penyelidikan kepada ABC News, Kamis (4/4/2019).
Menurut sumber itu, karena pesawat jatuh menukik, pilot Boeing 737 MAX tidak mencoba menarik hidung pesawat secara elektronik sebelum mengikuti prosedur darurat Boeing untuk melepaskan daya ke stabilizer horisontal di bagian belakang pesawat.
Baca Juga: Pilot Sudah Ikuti Pedoman Boeing, Pesawat Ethiopia Airlines Tetap Jatuh
Satu sumber mengatakan kepada ABC News bahwa mereka secara manual berusaha untuk membuat hidung pesawat kembali dengan menggunakan roda trim. Segera setelah itu, pilot memulihkan daya ke stabilizer horisontal.
Dengan pulihnya daya, MCAS diaktifkan kembali, sumber tersebut mengatakan, pilot tidak dapat mendapatkan kembali kendali dan pesawat jatuh.
Temuan awal dalam penyelidikan kecelakaan diharapkan akan dirilis oleh petugas transportasi di Ethiopia pada Kamis pagi.
Sebelumnya pada Rabu, Boeing merilis pernyataan yang mendesak semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menarik kesimpulan sebelum rilis dan laporan awal.
Investigator Prancis dan Amerika Serikat (AS) membantu dalam penyelidikan Ethiopia dan berpusat pada sistem keamanan anti-stall otomatis pada MAX serta kemungkinan kaitannya dengan masalah dalam penerbangan Ethiopia dan Lion Air pada 2018.
Dalam kedua kecelakaan itu, pesawat Boeing 737 MAX berjuang untuk mempertahankan jalur penerbangan dengan stabil. Pesawat berulang kali hilang dan terbang ke ketinggian sebelum terjun bebas ke permukaan bumi. Dalam dua insiden, sistem keamanan anti-stall baru pada MAX yang mengontrol roda trim - MCAS - diaktifkan, sumber mengatakan kepada ABC News.
Pilot maskapai komersial dilatih untuk melepaskan sistem jika terjadi runaway trim, ketika pesawat membuat gerakan pitch yang tidak terduga. Tidak diketahui apa yang membuat pilot Lion Air tidak melepaskan dan memotong sistem pesawat. Lion Air telah membela jika pilotnya telah mengikuti pelatihan.
Pada hari-hari setelah jatuhnya Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302, maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan di seluruh dunia mengandangkan MAX. AS adalah negara terakhir yang melakukan hal itu pada 13 Maret, setelah otoritas penerbangan nasionalnya menyimpulkan data satelit yang disempurnakan tersedia bagi agensi pada hari itu yang menjamin pesawat MAX akan dikandangkan untuk sementara.
Pihak Boeing mengatakan sedang mengerjakan pembaruan peranti lunak untuk sistem keselamatan otomatis dan diharapkan akan disetujui oleh FAA serta ditawarkan kepada maskapai dalam beberapa minggu.
(ian)