Jadi Buronan AS, Saudi Cabut Kewarganegaraan Putra Osama

Jum'at, 01 Maret 2019 - 23:26 WIB
Jadi Buronan AS, Saudi...
Jadi Buronan AS, Saudi Cabut Kewarganegaraan Putra Osama
A A A
RIYADH - Arab Saudi telah menanggalkan kewarganegaraan Hamza bin Laden, putra dari mantan pemimpin al-Qaeda yang tewas Osama bin Laden. Hal itu dinyatakan oleh Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi negara kerajaan itu.

Keputusan Saudi untuk melepaskan kewarganegaraannya dibuat oleh perintah kerajaan pada bulan November, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam jurnal resmi Um al-Qura yang disitir oleh Reuters, Jumat (1/3/2019).

Sebelumnya Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga USD1 juta untuk informasi yang mengarah pada sosok atau keberadaan dari Hamza, yang disebutnya sebagai seorang pemimpin kunci al-Qaeda.

Hamza, yang diyakini berusia sekitar 30 tahun, berada bersama ayahnya di Afghanistan sebelum serangan 11 September dan menghabiskan waktu bersamanya di Pakistan setelah invasi pimpinan AS ke Afghanistan mendorong sejumlah pemimpin senior al-Qaeda melarikan diri dari sana, menurut Brookings Institution.

Diperkenalkan oleh ketua baru al-Qaeda Ayman al-Zawahiri dalam sebuah pesan audio pada tahun 2015, Hamza seolah memberikan suara segar yang lebih muda bagi kelompok yang terdiri dari para pemimpin yang telah menua dan berjuang untuk menginspirasi militan di seluruh dunia yang digembleng oleh Negara Islam, kata para analis.

Ia juga telah menyerukan aksi terorisme di sejumlah Ibu Kota negara Barat dan mengancam akan membalas dendam terhadap Amerika Serikat atas pembunuhan ayahnya. Hal itu diungkapkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada 2017 lalu ketika negara itu menetapkan Hamza sebagai teroris global.

Dia juga mengancam akan menargetkan orang Amerika di luar negeri dan mendesak suku-suku Saudi untuk bersatu dengan al Qaeda di Semenanjung Arab yang berbasis di Yaman untuk berperang melawan Arab Saudi.

Osama bin Laden dibunuh oleh pasukan khusus AS yang menggerebek kompleksnya di Pakistan pada tahun 2011. Hamza dianggap berada di bawah tahanan rumah di Iran pada saat itu, dan dokumen-dokumen yang ditemukan dari kompleks tersebut mengindikasikan bahwa para ajudan telah berusaha menyatukannya kembali dengan ayahnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7887 seconds (0.1#10.140)