Lima Warga AS Bersenjata Berat Ditangkap di Tengah Aksi Protes Haiti
A
A
A
PORT AU PRINCE - Tujuh warga negara asing (WNA), lima diantaranya warga Amerika Serikat (AS), ditangkap oleh pemerintah Haiti di tengah kerusuhan hebat di negara itu. Para tersangka, yang diduga memiliki latar belakang militer, dipersenjatai dengan senjata semi-otomatis.
Penangkapan ini terjadi di tengah aksi protes anti pemerintah yang telah berjalan berhari-hari di negara Karibia itu.
Surat kabar Haiti, Le Nouvelliste, melaporkan bahwa tujuh orang asing dan seorang warga Haiti berada dalam kelompok yang dijemput oleh polisi pada Minggu malam. Polisi menemukan senapan, pistol, drone, dan telepon satelit di dua kendaraan mereka.
Media lain mengatakan beberapa dari mereka adalah warga negara AS, satu dari Serbia dan lainnya dari Rusia. Surat kabar Haiti menyebutkan identitas mereka sesuai dengan profil di media sosial yang menyatakan mereka warga AS dengan latar belakang militer.
"Departemen Luar Negeri AS mengetahui jika polisi Haiti menangkap sebuah kelompok yang termasuk warga AS," kata seorang pejabat di departemen itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019).
Pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan warga AS yang ditangkap di luar negeri berhak atas bantuan konsuler. Pejabat itu menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sementara di lansir dari Russia Today, para tersangka bepergian dengan dua kendaraan tanpa plat nomor, dilengkapi dengan senjata standar militer, pelindung tubuh, dan bahkan drone. Mereka membawa beberapa set plat, tetapi tidak diketahui apakah itu asli atau palsu. Mereka awalnya menolak untuk meninggalkan kendaraan mereka dan mengklaim bekerja untuk pemerintah Haiti.
Gambar-gambar peralatan yang disita menunjukkan persenjataan kelas tinggi, dilengkapi dengan scope, bipod dan barang-barang taktis mewah lainnya, side arms, sejumlah amunisi, peta Port-au-Prince dan berbagai macam pisau.
Surat kabar Le Nouvelliste menyebut identitas mereka sebagai Kroeker Kent Leland, Danilo Bajavic, Vlad Jankovic, Burton Talon, Christopher Osman M, Daniel Dustin dan Estera Michael.
Mereka ditahan atas tuduhan konspirasi, tetapi belum resmi didakwa.
Salah satu pelaku diketahui mempunyai profil yang menarik. Kroeker Kent Leland diketahui sebagai Chief Operations Officer dari perusahaan keamanan swasta Kroeker Partners. Kroeker adalah mantan perwira Angkatan Laut AS yang tercatat pernah ikut dalam sejumlah operasi militer, perusahaan bisnis, dan manajemen krisis," sebagaimana dinyatakan oleh situs web perusahaan itu.
Haiti telah diguncang oleh aksi protes besar-besaran sejak 7 Februari. Warga Haiti turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Presiden Jovenel Moise dan Perdana Menteri Jean-Henry Ceant.
Aksi protes berubah menjadi bentrokan mematikan antara demonstran dan penegak hukum, dengan barikade didirikan di jalan-jalan Port au Prince, membakar mobil dan menjarah. Setidaknya enam orang telah tewas sejak kekacauan pecah.
Penangkapan ini terjadi di tengah aksi protes anti pemerintah yang telah berjalan berhari-hari di negara Karibia itu.
Surat kabar Haiti, Le Nouvelliste, melaporkan bahwa tujuh orang asing dan seorang warga Haiti berada dalam kelompok yang dijemput oleh polisi pada Minggu malam. Polisi menemukan senapan, pistol, drone, dan telepon satelit di dua kendaraan mereka.
Media lain mengatakan beberapa dari mereka adalah warga negara AS, satu dari Serbia dan lainnya dari Rusia. Surat kabar Haiti menyebutkan identitas mereka sesuai dengan profil di media sosial yang menyatakan mereka warga AS dengan latar belakang militer.
"Departemen Luar Negeri AS mengetahui jika polisi Haiti menangkap sebuah kelompok yang termasuk warga AS," kata seorang pejabat di departemen itu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019).
Pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan warga AS yang ditangkap di luar negeri berhak atas bantuan konsuler. Pejabat itu menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sementara di lansir dari Russia Today, para tersangka bepergian dengan dua kendaraan tanpa plat nomor, dilengkapi dengan senjata standar militer, pelindung tubuh, dan bahkan drone. Mereka membawa beberapa set plat, tetapi tidak diketahui apakah itu asli atau palsu. Mereka awalnya menolak untuk meninggalkan kendaraan mereka dan mengklaim bekerja untuk pemerintah Haiti.
Gambar-gambar peralatan yang disita menunjukkan persenjataan kelas tinggi, dilengkapi dengan scope, bipod dan barang-barang taktis mewah lainnya, side arms, sejumlah amunisi, peta Port-au-Prince dan berbagai macam pisau.
Surat kabar Le Nouvelliste menyebut identitas mereka sebagai Kroeker Kent Leland, Danilo Bajavic, Vlad Jankovic, Burton Talon, Christopher Osman M, Daniel Dustin dan Estera Michael.
Mereka ditahan atas tuduhan konspirasi, tetapi belum resmi didakwa.
Salah satu pelaku diketahui mempunyai profil yang menarik. Kroeker Kent Leland diketahui sebagai Chief Operations Officer dari perusahaan keamanan swasta Kroeker Partners. Kroeker adalah mantan perwira Angkatan Laut AS yang tercatat pernah ikut dalam sejumlah operasi militer, perusahaan bisnis, dan manajemen krisis," sebagaimana dinyatakan oleh situs web perusahaan itu.
Haiti telah diguncang oleh aksi protes besar-besaran sejak 7 Februari. Warga Haiti turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Presiden Jovenel Moise dan Perdana Menteri Jean-Henry Ceant.
Aksi protes berubah menjadi bentrokan mematikan antara demonstran dan penegak hukum, dengan barikade didirikan di jalan-jalan Port au Prince, membakar mobil dan menjarah. Setidaknya enam orang telah tewas sejak kekacauan pecah.
(ian)