Rusia Bakal Kembangkan Rudal Hipersonik Jarak Menengah

Minggu, 03 Februari 2019 - 03:22 WIB
Rusia Bakal Kembangkan...
Rusia Bakal Kembangkan Rudal Hipersonik Jarak Menengah
A A A
MOSKOW - Rusia akan mengembangkan rudal jarak menengah jenis baru setelah menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF). Keputusan itu datang sebagai tanggapan terhadap Amerika Serikat (AS) yang menangguhkan tanggung jawabnya atas perjanjian INF .

"Saya setuju dengan proposal untuk membuat rudal jarak menengah hipersonik berbasis darat," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri seperti dikutip dari RT, Minggu (3/2/2019).

Dia juga mendukung saran militer untuk membuat model rudal jelajah Kalibr yang berbasis di darat, yang saat ini dipasang di pesawat, kapal perang, dan kapal selam.

Namun, Putin menjelaskan, jika Moskow mengakuisisi rudal jarak pendek dan menengah, mereka tidak akan mengerahkannya ke Eropa atau wilayah lain di dunia kecuali Washington terlebih dahulu melakukannya.

Sementara itu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menjelaskan bahwa membuat senjata baru itu akan menjadi tindakan pembalasan terhadap AS. Shoigu menuding AS telah mengembangkan rudal jarak pendek dan jarak menengahnya sendiri dalam pelanggaran nyata dari Perjanjian INF.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga menekankan bahwa Washington telah melakukan pelanggaran langsung atas perjanjian yang ditandatangani pada 1987 itu. AS telah menempatkan peluncur Mk 41 di Eropa sebagai bagian dari program pertahanan rudal AS. Peluncur itu benar-benar mampu membawa rudal Tomahawk jarak menengah dan itu dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa modifikasi.

Putin mengumumkan sebelumnya bahwa Rusia menghentikan keikutsertaannya dalam Perjanjian INF. Ini dilakukan sebagai tanggapan atas penangguhan enam bulan perjanjian oleh Washington.

Baca Juga: Merespon AS, Putin Tarik Rusia dari Perjanjian INF

Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF) melarang semua rudal darat dengan jarak antara 500 dan 5.500 km, serta peluncur mereka. AS mengancam akan membatalkan kesepakatan, kecuali Moskow menghentikan pengujian dan menyerahkan rudal 9M729, yang menurut Washington melebihi batas yang diizinkan. Rusia membantah tuduhan itu, dengan menegaskan bahwa tes itu dilakukan sesuai dengan perjanjian.
(ian)
Berita Terkait
Pompeo: Obama Buat AS...
Pompeo: Obama Buat AS Dalam Bahaya dengan Patuhi Perjanjian INF
Pompeo: Perjanjian Kontrol...
Pompeo: Perjanjian Kontrol Senjata AS-Rusia Buat Dunia Lebih Aman
10 Alasan Amerika Serikat...
10 Alasan Amerika Serikat Tawarkan Perjanjian Gencatan Senjata ke Rusia dan Ukraina
AS Keukeuh Masukkan...
AS Keukeuh Masukkan China dalam Perjanjian Kontrol Senjata Baru
Kecil Kemungkinan China...
Kecil Kemungkinan China Gabung Perjanjian Kontrol Senjata Rusia-AS
Lewat Telepon, Pompeo-Lavrov...
Lewat Telepon, Pompeo-Lavrov Bahas Masalah Perjanjian Kontrol Senjata
Berita Terkini
Trump Tolak Rencana...
Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran, Apa Alasannya?
10 menit yang lalu
Bawa 159 Orang, Pesawat...
Bawa 159 Orang, Pesawat United Airlines Terbakar setelah Tabrak Seekor Kelinci
21 menit yang lalu
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-1B ke Semenanjung Korea, Korut Sebut Gertakan Sembrono
2 jam yang lalu
Negara 100% Muslim Ini...
Negara 100% Muslim Ini Melarang Masuk Seluruh Pemegang Paspor Israel
2 jam yang lalu
Krisis Litium di China...
Krisis Litium di China Picu Kekhawatiran Global
3 jam yang lalu
Langka, Protes Anti-Hamas...
Langka, Protes Anti-Hamas Pecah di Gaza Utara di Tengah Pengepungan Israel
4 jam yang lalu
Infografis
Puluhan Rudal dan Ratusan...
Puluhan Rudal dan Ratusan Drone Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved