Lewat Telepon, Pompeo-Lavrov Bahas Masalah Perjanjian Kontrol Senjata
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dilaporkan telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon, untuk membahas masalah perjanjian kontrol senjata. Selain itu, keduanya juga membahas mengenai Covid-19.
"Pompeo dan mitranya dari Rusia membahas langkah-langkah selanjutnya tentang masalah pengendalian senjata serta beberapa masalah bilateral yang menjadi perhatian bersama, termasuk upaya global untuk menanggapi penyebaran Covid-19," kata Kementerian Luar Negeri AS.
Pompeo, melalui akun Twitternya kemudian menuturkan, dalam pembicaraan dengan Lavrov dia menegaskan bahwa Washington siap duduk satu meja dengan Moskow untuk melakukan negosiasi mengenai perjanjian kontrol senjata.
"Dalam diskusi saya dengan Menteri Luar Negeri Rusia, saya menegaskan bahwa kami siap untuk terlibat dalam negosiasi pengendalian senjata yang memajukan keamanan AS dan mitra kami. Kami akan terus mendorong mekanisme yang dapat diverifikasi dan ditegakkan," ucapnya, seperti dilansi Xinhua pada Kamis (7/5/2020).
Pada 2010, Washington dan Moskow menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START Baru), yang menetapkan batas jumlah hulu ledak nuklir yang dikerahkan. START Baru, perjanjian kontrol senjata nuklir terakhir yang masih berlaku di antara kedua negara adidaya nuklir, akan berakhir pada 5 Februari 2021.
Perjanjian tersebut dapat diperpanjang paling lama lima tahun dengan persetujuan kedua negara. Rusia telah menyatakan kesediaan untuk memperpanjang perjanjian itu, sementara pemerintahan Donald Trump belum secara resmi menjawab.
"Pompeo dan mitranya dari Rusia membahas langkah-langkah selanjutnya tentang masalah pengendalian senjata serta beberapa masalah bilateral yang menjadi perhatian bersama, termasuk upaya global untuk menanggapi penyebaran Covid-19," kata Kementerian Luar Negeri AS.
Pompeo, melalui akun Twitternya kemudian menuturkan, dalam pembicaraan dengan Lavrov dia menegaskan bahwa Washington siap duduk satu meja dengan Moskow untuk melakukan negosiasi mengenai perjanjian kontrol senjata.
"Dalam diskusi saya dengan Menteri Luar Negeri Rusia, saya menegaskan bahwa kami siap untuk terlibat dalam negosiasi pengendalian senjata yang memajukan keamanan AS dan mitra kami. Kami akan terus mendorong mekanisme yang dapat diverifikasi dan ditegakkan," ucapnya, seperti dilansi Xinhua pada Kamis (7/5/2020).
Pada 2010, Washington dan Moskow menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START Baru), yang menetapkan batas jumlah hulu ledak nuklir yang dikerahkan. START Baru, perjanjian kontrol senjata nuklir terakhir yang masih berlaku di antara kedua negara adidaya nuklir, akan berakhir pada 5 Februari 2021.
Perjanjian tersebut dapat diperpanjang paling lama lima tahun dengan persetujuan kedua negara. Rusia telah menyatakan kesediaan untuk memperpanjang perjanjian itu, sementara pemerintahan Donald Trump belum secara resmi menjawab.
(esn)