Otoritas Thailand Temui Wanita Saudi yang Ditahan di Bandara Bangkok
A
A
A
BANGKOK - Otoritas Thailand mengatakan mereka akan menemui Rahaf Mohammed al-Qunun yang ditahan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok dan menolak dikembalikan ke Saudi atau keluarganya. Qunun mengaku dia mencoba untuk melarikan diri dari keluarganya, yang membuatnya mengalami pelecehan fisik dan psikologis.
Kepala imigrasi Thailand, Surachate Hakparn menuturkan pihaknya dan Perwakilan Komisaris Tinggi Pengungsi (UNHCR) akan bertemu Qunun di bandara. Selanjutnya, papar Surachate, kedua pihak akan membahas langkah apa yang akan diambil dalam kasus ini.
"Kami dan UNHCR akan berbicara dengannya dan menanyakan kepadanya apa keinginannya, apakah ia ingin meminta suaka," kata Surachate dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (7/1).
"Pejabat Thailand mengikuti hukum dalam awalnya menolak masuk (Qunu). Tetapi, jika dia akan dilukai atau dihukum atau dibunuh, kita perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip hak asasi manusia," sambungnya.
Surachate dikesempatan yang sama akhirnya mengakui bahwa Kedutaan Besar Saudi di Thailand telah memperingatkan pemerintah Thailand tentang kedatangan Qunun, sebelum dia mendarat di Bangkok.
"Kedutaan Arab Saudi menghubungi polisi imigrasi dan mengatakan bahwa gadis itu telah melarikan diri dari orang tuanya dan mereka khawatir akan keselamatannya. Kami mengakui hal ini dan memeriksa dokumennya. Dia memiliki paspor tetapi tidak memiliki tiket pulang, tidak ada rencana perjalanan, dan tidak ada tujuan atau reservasi hotel di Thailanf, jadi berdasarkanprosedur keamanan bandara, imigrasi menolak dia masuk," ungkapnya.
Kepala imigrasi Thailand, Surachate Hakparn menuturkan pihaknya dan Perwakilan Komisaris Tinggi Pengungsi (UNHCR) akan bertemu Qunun di bandara. Selanjutnya, papar Surachate, kedua pihak akan membahas langkah apa yang akan diambil dalam kasus ini.
"Kami dan UNHCR akan berbicara dengannya dan menanyakan kepadanya apa keinginannya, apakah ia ingin meminta suaka," kata Surachate dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (7/1).
"Pejabat Thailand mengikuti hukum dalam awalnya menolak masuk (Qunu). Tetapi, jika dia akan dilukai atau dihukum atau dibunuh, kita perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip hak asasi manusia," sambungnya.
Surachate dikesempatan yang sama akhirnya mengakui bahwa Kedutaan Besar Saudi di Thailand telah memperingatkan pemerintah Thailand tentang kedatangan Qunun, sebelum dia mendarat di Bangkok.
"Kedutaan Arab Saudi menghubungi polisi imigrasi dan mengatakan bahwa gadis itu telah melarikan diri dari orang tuanya dan mereka khawatir akan keselamatannya. Kami mengakui hal ini dan memeriksa dokumennya. Dia memiliki paspor tetapi tidak memiliki tiket pulang, tidak ada rencana perjalanan, dan tidak ada tujuan atau reservasi hotel di Thailanf, jadi berdasarkanprosedur keamanan bandara, imigrasi menolak dia masuk," ungkapnya.
(esn)