Tegang soal Khashoggi, Warga Saudi Serukan Boikot Produk Turki
A
A
A
RIYADH - Para warga Arab Saudi meluncurkan kampanye boikot produk Turki untuk memprotes sikap Ankara dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Dalam kampanye melalui media sosial, mereka minta konsumen Saudi memilih produk lokal atau produk negara sahabat lainnya.
Publik Saudi, termasuk para aktivis, memprotes kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait kasus pembunuhan Khashoggi yang sedang ditangani otoritas penegak hukum Riyadh.
Hastag #Saudis_rejecting_the_Turkish_Products telah bermunculan di media sosial dalam beberapa hari ini sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Gerakan boikot produk Turki itu diklaim untuk "menghukum Presiden Erdogan" yang mereka sebut melakukan kebijakan negatif terhadap Arab Saudi. Para pengguna media sosial di negeri kaya minyak itu mempertanyakan mengapa publik harus membantu Ankara—yang ekonominya sedang jatuh—, yang telah mengambil posisi melawan negara Saudi.
"Ya, tentu saja kami harus memboikot produk mereka, kami menolak untuk membantu mereka berkomplot melawan kami!," tulis pengguna akun Twitter @Maj_al."Langkah pertama yang baik untuk menyingkirkan orang-orang munafik ini," lanjut dia sambil merilis gambar produk-produk Turki yang harus diboikot.
Sebagian pengguna media sosial di Saudi mengkritik Turki yang sibuk mengurusi urusan internal Kerajaan Saudi ketika Riyadh sedang gencar membangun masa depan.
"Produk Turki harus diboikot," tulis pengguna Twitter lain dengan menuding Ankara berkonspirasi melawan Arab Saudi.
"Karena Anda, orang-orang Saudi memboikot barang dan turis Turki," tulis pengguna akun Twitter @abady474, yang mengomentari berita gerakan boikot produk Turki yang menampilkan foto Erdogan.
Seorang pengguna Twitter yang dikutip Al Arabiya, Senin (17/12/2018), menyatakan membeli produk Turki sama halnya mendukung terorisme. Komentar itu diduga terkait pembelaan pemerintah Erdogan terhadap Qatar yang dituduh Riyadh mendukung terorisme.
"Karena tindakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Arab Saudi dan upayanya untuk mendiskreditkan dunia dan dunia Muslim pada khususnya, kami akan memboikot pariwisata Turki dan produk-produk Turki, kemenangan bagi kami," tulis pengguna akun @ MBS_alasmi999
"Bagaimana jika lebih dari 20 juta orang Saudi memboikot produk dan pariwisata Turki?," imbuh komentar pengguna Twitter lainnya."Itu akan menjadi tamparan di wajah bagi Erdogan dan siapa saja yang berpikir untuk menyinggung kerajaan, kepemimpinannya atau orang-orangnya, kita akan berdiri bersama."
Khashoggi, wartawan pengkritik pemerintah Saudi, tewas dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober 2018. Pemerintah Riyadh mengutuk pembunuhan itu dan menyatakannya sebagai "operasi nakal" yang melibatkan oknum intelijen. Pemerintah menegaskan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tak mengetahui rencana operasi itu dan tidak terlibat sama sekali.
Namun, pemerintah Turki gencar mengkritik Riyadh termasuk mempertanyakan tidak segera diungkapnya dalang pembunuhan jurnalis tersebut. Presiden Erdogan dalam komentar kerasnya pernah menyebut pembunuhan itu diperintahkan pejabat di level tertinggi, namun bukan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saudi. Komentar Erdogan itu juga tidak menyebut langsung Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Publik Saudi, termasuk para aktivis, memprotes kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait kasus pembunuhan Khashoggi yang sedang ditangani otoritas penegak hukum Riyadh.
Hastag #Saudis_rejecting_the_Turkish_Products telah bermunculan di media sosial dalam beberapa hari ini sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Gerakan boikot produk Turki itu diklaim untuk "menghukum Presiden Erdogan" yang mereka sebut melakukan kebijakan negatif terhadap Arab Saudi. Para pengguna media sosial di negeri kaya minyak itu mempertanyakan mengapa publik harus membantu Ankara—yang ekonominya sedang jatuh—, yang telah mengambil posisi melawan negara Saudi.
"Ya, tentu saja kami harus memboikot produk mereka, kami menolak untuk membantu mereka berkomplot melawan kami!," tulis pengguna akun Twitter @Maj_al."Langkah pertama yang baik untuk menyingkirkan orang-orang munafik ini," lanjut dia sambil merilis gambar produk-produk Turki yang harus diboikot.
Sebagian pengguna media sosial di Saudi mengkritik Turki yang sibuk mengurusi urusan internal Kerajaan Saudi ketika Riyadh sedang gencar membangun masa depan.
"Produk Turki harus diboikot," tulis pengguna Twitter lain dengan menuding Ankara berkonspirasi melawan Arab Saudi.
"Karena Anda, orang-orang Saudi memboikot barang dan turis Turki," tulis pengguna akun Twitter @abady474, yang mengomentari berita gerakan boikot produk Turki yang menampilkan foto Erdogan.
Seorang pengguna Twitter yang dikutip Al Arabiya, Senin (17/12/2018), menyatakan membeli produk Turki sama halnya mendukung terorisme. Komentar itu diduga terkait pembelaan pemerintah Erdogan terhadap Qatar yang dituduh Riyadh mendukung terorisme.
"Karena tindakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Arab Saudi dan upayanya untuk mendiskreditkan dunia dan dunia Muslim pada khususnya, kami akan memboikot pariwisata Turki dan produk-produk Turki, kemenangan bagi kami," tulis pengguna akun @ MBS_alasmi999
"Bagaimana jika lebih dari 20 juta orang Saudi memboikot produk dan pariwisata Turki?," imbuh komentar pengguna Twitter lainnya."Itu akan menjadi tamparan di wajah bagi Erdogan dan siapa saja yang berpikir untuk menyinggung kerajaan, kepemimpinannya atau orang-orangnya, kita akan berdiri bersama."
Khashoggi, wartawan pengkritik pemerintah Saudi, tewas dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober 2018. Pemerintah Riyadh mengutuk pembunuhan itu dan menyatakannya sebagai "operasi nakal" yang melibatkan oknum intelijen. Pemerintah menegaskan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tak mengetahui rencana operasi itu dan tidak terlibat sama sekali.
Namun, pemerintah Turki gencar mengkritik Riyadh termasuk mempertanyakan tidak segera diungkapnya dalang pembunuhan jurnalis tersebut. Presiden Erdogan dalam komentar kerasnya pernah menyebut pembunuhan itu diperintahkan pejabat di level tertinggi, namun bukan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saudi. Komentar Erdogan itu juga tidak menyebut langsung Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
(mas)