Rekaman Khashoggi: Pengkhianat, Kau Akan Diminta Pertanggungjawaban!

Rabu, 21 November 2018 - 05:52 WIB
Rekaman Khashoggi: Pengkhianat,...
Rekaman Khashoggi: Pengkhianat, Kau Akan Diminta Pertanggungjawaban!
A A A
WASHINGTON - Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, mendengar teriakan para penyerangnya dan disebut sebagai pengkhianat. Hal itu terungkap dalam rekaman saat-saat terakhir yang brutal dari hidup kolumnis Washington Post itu.

Rekaman itu diungkapkan oleh media Turki beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan pernyataan dukungan kuat untuk Arab Saudi dan kepemimpinanya. Namun, Trump juga mengakui "sangat mungkin" Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengetahui tentang pembunuhan Khashoggi.

Kolumnis Haberturk Cetiner Ceti, mengutip sumber keamanan Turki, mengatakan rekaman menunjukkan Khashoggi, seorang kritikus pemerintah Saudi, ditangkap beberapa saat setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

"Lepaskan lenganku! Menurutmu, apa yang kamu lakukan?” Khashoggi mengatakan di awal rekaman dari unit konsulat yang berurusan dengan visa dan dokumen rutin lainnya. Haberturk melaporkan bahwa Khashoggi dan para penculiknya berdebat selama sekitar tujuh menit sebelum dia dibawa ke bagian lain di konsulat.

Rekaman dari lokasi kedua termasuk beberapa menit perdebatan diikuti dengan suara pertarungan fisik, pemukulan dan penyiksaan, laporan surat kabar Turki.

"Pengkhianat! Kau akan dimintai pertanggungjawabab!” Kata seorang pria. Rekaman akhirnya berjalan tenang.

Lebih dari satu jam kemudian, suara orang lain terdengar berkata: "Ini mengerikan untuk memakai pakaian seorang pria yang kita bunuh 20 menit yang lalu," seperti dikutip dari USA TODAY, Rabu (21/11/2018).

Rekaman itu telah diberikan kepada pejabat intelijen di AS dan Kanada serta beberapa negara Eropa. Trump mengatakan para perwira intelijen AS telah mendengarkannya, tetapi dia mengaku belum.

Khashoggi (59) pergi ke konsulat Saudi di Istanbul guna mendapatkan dokumen untuk pernikahannya yang akan datang. Kasusnya hilangnya Khashoggi menempatkan Arab Saudi sebagai pusat perhatian dunia internasional. Rekaman video menunjukkan Khashoggi memasuki konsulat tetapi tidak meninggalkannya.

Saudi awalnya mengklaim Khashoggi telah meninggalkan konsulat hari itu, dan rekaman keamanan menunjukkan seseorang mengenakan pakaiannya berjalan pergi. Selama berminggu-minggu Arab Saudi membantah mengetahui nasib Khashoggi.

Saudi akhirnya merevisi pengakuannya, mengatakan Khashoggi meninggal setelah pecah perkelahian selama interogasinya. Rezim Saudi mengatakan 18 orang telah ditangkap dalam insiden itu. Seorang jaksa Saudi mengatakan pekan lalu hukuman mati akan diajukan untuk lima tersangka.

Otoritas Turki mengatakan Khashoggi dicekik sampai mati dan tubuhnya dipotong-potong. Turki menyebut pasukan pembunuh telah dikirim oleh pejabat tingkat tertinggi pemerintah Saudi. Pernyataan Turki membuat Putra Mahkota Mohammed bin Salman menjadi sorotan.

The Washington Post dan outlet berita lainnya pekan lalu melaporkan bahwa CIA telah menyimpulkan putra mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Namun Trump pada Selasa mengatakan bahwa CIA masih menilai kasus itu

"Kita mungkin tidak pernah tahu semua fakta seputar pembunuhan itu," katanya.

Trump menekankan hubungan politik yang erat antara AS dan Arab Saudi - serta investasi Saudi di AS yang akan menciptakan "ratusan ribu" pekerjaan.

"Sebagai presiden Amerika Serikat, saya bermaksud untuk memastikan bahwa, di dunia yang sangat berbahaya, Amerika mengejar kepentingan nasionalnya dan menantang negara-negara yang ingin menyakiti kita," kata Trump.

"Sangat sederhana itu disebut America First!" ujarnya.

Pemerintahan Trump, di bawah tekanan internasional untuk memberikan sanksi keras terhadap Arab Saudi, sebelumnya melarang 21 warga Saudi yang terkait dengan kematian Khashoggi bepergian ke AS. Departemen Keuangan AS juga telah membekukan aset yang dimiliki 17 warga Saudi dan melarang warga Amerika melakukan bisnis dengan mereka.

Saudi dengan tegas menyangkal bahwa Mohammed bin Salman memerintahkan serangan atau mengetahui hal itu sebelumnya. Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir mengatakan kepada Al Sharq Al Awsat bahwa Turki telah meyakinkan intelijen Arab Saudi bahwa klaim Turki tidak ditujukan kepada Mohammed.

"Kepemimpinan Saudi, diwakili oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed adalah garis batas dan kami akan melawan upaya untuk merusak atau membahayakan mereka," katanya.

Baca Juga: Menlu Arab Saudi Blakblakan soal Khashoggi, CIA, hingga Turki
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1031 seconds (0.1#10.140)