Raja Salman Telepon Putin Jelaskan Kasus Khashoggi
A
A
A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz a-Saud dari Arab Saudi menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjelaskan hasil penyelidikan sementara kasus pembunuhan wartawan pengkritik kerajaan, Jamal Khashoggi.
Menurut kantor berita negara Saudi, SPA, Raja Salman mencoba meyakinkan pemimpin Kremlin bahwa semua pihak yang bersalah atas pembunuhan Khashoggi akan menerima hukuman.
Wartawan Arab Saudi itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya karena ingin menikahi tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Pihak berwenang Riyadh telah menahan 15 tersangka dan memecat sejumlah pejabat termasuk orang dekat Putra Mahkota Mohammed bin Salman karena terlibat dalam operasi penghilangan Khashoggi.
Pembunuhan di Luar Hukum
Sementara itu, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum dan tindak sewenang-wenang, Agnes Callamard, mengatakan pembunuhan jurnalis Saudi terindikasi sebagai hasil eksekusi di luar hukum.
"Apa yang kami tahu cukup untuk menunjukkan dengan sangat kuat bahwa Khashoggi adalah korban eksekusi di luar hukum," kata Callamard kepada Al Jazeera, Jumat (26/10/2018).
"Pertama, kita tahu bahwa pembunuhan berada di konsulat, yang merupakan (kantor) perwakilan dari negara Arab Saudi. Kedua, orang-orang yang hadir pada saat penghilangan dan dugaan pembunuhan adalah perwakilan negara," ujarnya.
"Selanjutnya, selama beberapa hari terakhir setidaknya, otoritas Saudi telah mengakui individu di tingkat tertinggi dari struktur otoritas terlibat dalam penghilangan dan pembunuhan," paparnya.
"Semua elemen itu menunjukkan bahwa hilangnya dan sekarang pembunuhan Jamal Khashoggi mengandung ciri eksekusi di luar hukum."
Menurut kantor berita negara Saudi, SPA, Raja Salman mencoba meyakinkan pemimpin Kremlin bahwa semua pihak yang bersalah atas pembunuhan Khashoggi akan menerima hukuman.
Wartawan Arab Saudi itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya karena ingin menikahi tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Pihak berwenang Riyadh telah menahan 15 tersangka dan memecat sejumlah pejabat termasuk orang dekat Putra Mahkota Mohammed bin Salman karena terlibat dalam operasi penghilangan Khashoggi.
Pembunuhan di Luar Hukum
Sementara itu, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum dan tindak sewenang-wenang, Agnes Callamard, mengatakan pembunuhan jurnalis Saudi terindikasi sebagai hasil eksekusi di luar hukum.
"Apa yang kami tahu cukup untuk menunjukkan dengan sangat kuat bahwa Khashoggi adalah korban eksekusi di luar hukum," kata Callamard kepada Al Jazeera, Jumat (26/10/2018).
"Pertama, kita tahu bahwa pembunuhan berada di konsulat, yang merupakan (kantor) perwakilan dari negara Arab Saudi. Kedua, orang-orang yang hadir pada saat penghilangan dan dugaan pembunuhan adalah perwakilan negara," ujarnya.
"Selanjutnya, selama beberapa hari terakhir setidaknya, otoritas Saudi telah mengakui individu di tingkat tertinggi dari struktur otoritas terlibat dalam penghilangan dan pembunuhan," paparnya.
"Semua elemen itu menunjukkan bahwa hilangnya dan sekarang pembunuhan Jamal Khashoggi mengandung ciri eksekusi di luar hukum."
(mas)