Turki Lindungi Tunangan Jurnalis Jamal Khashoggi

Senin, 22 Oktober 2018 - 14:43 WIB
Turki Lindungi Tunangan Jurnalis Jamal Khashoggi
Turki Lindungi Tunangan Jurnalis Jamal Khashoggi
A A A
ISTANBUL - Otoritas Turki memberikan perlindungan kepada Hatice Cengiz, tunangan Jamal Khashoggi ; jurnalis Arab Saudi pengkritik rezim Riyadh yang dibunuh di Istanbul.
Hatice menjadi saksi hidup saat tunangannya masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Di kantor misi diplomatik itulah, wartawan tersebut dibunuh oleh tim pembunuh Saudi .
Surat kabar Hurriyet pada hari Minggu (21/10/2018) melaporkan perempuan Turki itu diberi perlindungan sepanjang waktu oleh karyawan dari Direktorat Keamanan Istanbul. Laporan itu bersumber dari pejabat kantor gubernur Istanbul.

Khashoggi mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraiannya dengan mantan istrinya. Dokumen itu dia butuhkan sebagai syarat untuk menikahi sang tunangan.Baca Juga: Koran Turki: Sebelum Dihabisi, Khashoggi Ditelepon MBS
Hatice sejatinya ikut menemani Khashoggi datang ke Konsulat. Namun perempuan itu tidak diizinkan masuk dan akhirnya menunggu di luar gedung misi diplomatik Saudi tersebut.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa Khashoggi menyerahkan dua telepon genggamnya dan meninggalkan instruksi bahwa dia harus memanggil seorang pembantu presiden Turki seandainya dia tidak muncul kembali.

Setelah melihat tunangannya untuk terakhir kalinya, Hatice menunggu sekitar lima jam. Dia akhirnya menelepon polisi setelah seorang anggota staf konsulat memberi tahu dia bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung itu.

Sementara itu, pemerintah Arab Saudi membuat pengakuan terbaru yang menyatakan tidak tahu bagaimana jurnalis pengkritik kerajaan itu terbunuh dan tak tahu juga di mana mayatnya. Pernyataan terbaru ini disampaikan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir.

Klaim Riyadh tersebut berubah hanya sehari setelah pemerintah kerajaan tersebut mengklaim bahwa wartawan itu tewas dalam perkelahian di dalam konsulat mereka di Istanbul.

Jubeir juga sekali lagi menekankan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak menyadari soal pembunuhan Khashoggi, yang dia sebut sebagai "kesalahan yang luar biasa".

"Ini adalah operasi yang merupakan operasi nakal," kata Jubeir dalam wawancaranya dengan Fox News, yang dilansir Senin (22/10/2018).

"Ini adalah operasi di mana individu berakhir melebihi otoritas dan tanggung jawab yang mereka miliki. Mereka membuat kesalahan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupi itu," katanya lagi.

Jubeir menambahkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang terlibat dalam kematian Khashoggi memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Mohammad bin Salman. "Tidak ada orang yang terkait erat dengannya," ujarnya.

Diplomat top Riyadh ini mencatat bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal. Menurutnya, para pejabat Saudi saat ini tidak mengetahui penyebab pasti kematian Khashoggi atau di mana mayatnya berada.

"Ketika Anda memiliki situasi seperti ini, Anda ingin informasi yang Anda masukkan seakurat mungkin," paparnya.

Dia menegaskan bahwa negaranya sedang bekerja untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi dan di mana tubuh Khashoggi berada. Dia mengatakan penyelidikan Saudi awalnya didorong oleh laporan yang saling bertentangan mengenai apakah jurnalis tersebut sudah meninggalkan konsulat di Istanbul atau belum.

Jubeir mengatakan bahwa Riyadh ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun atas kematian Khashoggi.

Klaim terbaru dari Jubeir ini seolah mengoreksi pernyataan pemerintah yang sebelumnya disampaikan pihak kejaksaan Saudi. Kalim dari kejaksaan sebelumnya mengatakan Khashoggi tewas setelah berkelahi dengan orang-orang yang ditemuinya di konsulat. Dalam penyelidikan awal, menurut kejaksaan, sebanyak 18 orang ditangkap.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2810 seconds (0.1#10.140)