Senator AS Tuduh Putra Mahkota Saudi Perintahkan Pembunuhan Khashoggi
A
A
A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham, sekutu dekat Presiden Donald Trump di Partai Republik, menuduh Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman memerintahkan pembunuhan terhadap jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi .
Graham menyebut putra Raja Salman itu dengan sebutan " putra mahkota nakal". Menurutnya, sosok Mohammed bin Salman membahayakan hubungan Riyadh dengan Washington.
Banyak anggota Kongres AS telah mengeluarkan kritik keras terhadap Kerajaan Saudi sejak Khashoggi hilang di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Graham menyalahkan langsung putra mahkota, yang dikenal dengan inisialnya MbS. Dia berencana untuk berbagi pandangannya dengan Presiden Trump dan menganjurkan untuk menunda penjualan senjata.
"Tidak ada yang terjadi di Arab Saudi tanpa diketahui oleh MbS," katanya dalam wawancara dengan Fox News, yang dikutip Rabu (17/10/2018).
"Saya telah menjadi bek terbesar mereka di lantai Senat Amerika Serikat," kata Graham.
"Orang ini adalah bola yang merusak. Dia membunuh orang ini (Khashoggi) di konsulat di Turki dan mengharapkan saya mengabaikannya. Saya merasa dimanfaatkan dan disalahgunakan," kata Graham.
"Figur MbS bagi saya racun. Dia tidak pernah bisa menjadi pemimpin dunia di panggung dunia," papar Graham.
Pemerintah Arab Saudi telah menyangkal bahwa mereka memiliki peran apa pun dalam penghilangan Khashoggi. Tapi minggu lalu, 22 senator mendesak Trump membuka penyelidikan di bawah undang-undang bernama Global Magnitsky Human Rights Accountability Act. Penerapan UU itu bisa berbuah sanksi AS terhadap individu, negara atau kelompok yang melakukan kejahatan terhadap HAM.
Trump menduga Khashoggi dibunuh oleh "pembunuh nakal". Dalam percakapan telepon dengan MbS, Trump mengatakan bahwa putra Raja Salman itu membantah mengetahui apa yang terjadi di Konsulat Saudi pada hari di mana Khashoggi dinyatakan hilang.
"Ya, ini bukan pembunuh nakal, ini adalah putra mahkota nakal," kata Graham. "Saya akan menangguhkan penjualan senjata selama dia bertanggung jawab."
Menurutnya, Raja Salman dihormati di Arab Saudi, namun putra mahkota "sedang menarik tuas di sana".
Graham mengatakan dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Trump tentang insiden Khashoggi. "Saya tahu apa yang akan saya lakukan. Saya akan menghukum mati Arab Saudi," kata Graham.
Menteri Luar Negeri AS Michael "Mike" Pompeo telah bertemu Raja dan Putra Mahkota Arab Saudi pada hari Selasa untuk membahas hilangnya Khashoggi. Diplomat top Amerika itu berterima kasih kepada Raja Salman yang membuka penyelidikan secara transparan.
Graham menyebut putra Raja Salman itu dengan sebutan " putra mahkota nakal". Menurutnya, sosok Mohammed bin Salman membahayakan hubungan Riyadh dengan Washington.
Banyak anggota Kongres AS telah mengeluarkan kritik keras terhadap Kerajaan Saudi sejak Khashoggi hilang di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Graham menyalahkan langsung putra mahkota, yang dikenal dengan inisialnya MbS. Dia berencana untuk berbagi pandangannya dengan Presiden Trump dan menganjurkan untuk menunda penjualan senjata.
"Tidak ada yang terjadi di Arab Saudi tanpa diketahui oleh MbS," katanya dalam wawancara dengan Fox News, yang dikutip Rabu (17/10/2018).
"Saya telah menjadi bek terbesar mereka di lantai Senat Amerika Serikat," kata Graham.
"Orang ini adalah bola yang merusak. Dia membunuh orang ini (Khashoggi) di konsulat di Turki dan mengharapkan saya mengabaikannya. Saya merasa dimanfaatkan dan disalahgunakan," kata Graham.
"Figur MbS bagi saya racun. Dia tidak pernah bisa menjadi pemimpin dunia di panggung dunia," papar Graham.
Pemerintah Arab Saudi telah menyangkal bahwa mereka memiliki peran apa pun dalam penghilangan Khashoggi. Tapi minggu lalu, 22 senator mendesak Trump membuka penyelidikan di bawah undang-undang bernama Global Magnitsky Human Rights Accountability Act. Penerapan UU itu bisa berbuah sanksi AS terhadap individu, negara atau kelompok yang melakukan kejahatan terhadap HAM.
Trump menduga Khashoggi dibunuh oleh "pembunuh nakal". Dalam percakapan telepon dengan MbS, Trump mengatakan bahwa putra Raja Salman itu membantah mengetahui apa yang terjadi di Konsulat Saudi pada hari di mana Khashoggi dinyatakan hilang.
"Ya, ini bukan pembunuh nakal, ini adalah putra mahkota nakal," kata Graham. "Saya akan menangguhkan penjualan senjata selama dia bertanggung jawab."
Menurutnya, Raja Salman dihormati di Arab Saudi, namun putra mahkota "sedang menarik tuas di sana".
Graham mengatakan dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Trump tentang insiden Khashoggi. "Saya tahu apa yang akan saya lakukan. Saya akan menghukum mati Arab Saudi," kata Graham.
Menteri Luar Negeri AS Michael "Mike" Pompeo telah bertemu Raja dan Putra Mahkota Arab Saudi pada hari Selasa untuk membahas hilangnya Khashoggi. Diplomat top Amerika itu berterima kasih kepada Raja Salman yang membuka penyelidikan secara transparan.
(mas)