Jutaan Jamaah Bergerak ke Arafah

Minggu, 19 Agustus 2018 - 12:38 WIB
Jutaan Jamaah Bergerak...
Jutaan Jamaah Bergerak ke Arafah
A A A
MEKKAH - Jutaan jamaah dari seluruh dunia hari ini bergerak dari Mekkah menuju Arafah. Mereka akan melaksanakan wukuf yang merupakan puncak dari rangkaian ibadah haji.

Seluruh jamaah haji Indonesia yang saat ini sudah berada di Mekkah akan diberangkatkan secara bertahap, yakni pagi, siang, dan sore hari. “Pemberangkatan jamaah haji ke Arafah dari hotel di Mekkah dilakukan dalam tiga gelombang,” ujar Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin dalam rapat koordinasi di Mekkah, Arab Saudi, Jumat (17/8) sore waktu Arab Saudi.

Secara rinci pemberangkatan pagi akan dimulai pukul 07.00-12.00, siang pukul 12.00-16, dan pemberangkatan sore pukul 16.00-24.00 waktu Arab Saudi. Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Kabid Linjam) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Jaetul Muchlis menambahkan, jamaah digeser dari Mekkah ke Arafah secara bertahap menjadi tiga gelombang berdasarkan jumlah bus yang dialokasikan ke setiap maktab.

Menurutnya, setiap maktab mendapat jatah 21 bus, di mana setiap busnya dalam sekali jalan akan mengangkut 48 jamaah. Setelah bus-bus tersebut menurunkan jamaah di Arafah, lantas akan kembali ke Mekkah untuk mengambil jamaah lagi hingga tiga kali.

“Makanya dibuat tiga gelombang, pagi, siang, dan sore,” kata Muchlis. Muchlis menerangkan, untuk satu bus punya kewajiban mengangkut 144 jamaah, jadi 21 bus tersebut bisa mengangkut jamaah hingga 3.000 jamaah.

Pengaturan angkutan bus ini disesuaikan dengan jumlah jamaah di setiap maktab yang jumlahnya antara 2.700 hingga 3.000 orang. Selama musim haji ini Indonesia memiliki 70 maktab. Setiap maktab berjumlah 2.700-3.000 jamaah.

Saat di Arafah, mereka akan menghuni 20-30 tenda. Teknis pemberangkatan jamaah tersebut, kata Muchlis, akan dimulai dari jamaah yang menempati kamar hotel di lantai bawah dan selanjutnya jamaah yang menempati kamar di lantai atasnya.

Jamaah yang menempati kamar lantai pertama akan ditempatkan pada tenda paling belakang sehingga pemberangkatan terakhir ditempatkan di tenda paling depan. Terkait dengan keamanan dan keselamatan jamaah, dia mengungkapkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah mengerahkan ribuan polisi di jalur lalu lintas menuju Arafah.

Adapun sistem pengamanan dari internal petugas haji, pihaknya menggeser personel Linjam dari beberapa sektor yang ada di Mekkah secara bertahap ke Arafah.

“Tim pertama akan menerima kedatangan jamaah di Arafah, sementara tim kedua baru akan tiba di Arafah setelah di Mekkah dipandang telah kondusif,” katanya. Muchlis mengimbau kepada jamaah untuk mengikuti ketentuan pemberangkatan secara tertib, baik waktu maupun tertib saat naik maupun turun bus.

Selama di Arafah, lanjut dia, jamaah diimbau tidak keluar maktab karena cuaca yang ekstrem. Selain itu juga kemungkinan sulit memahami tanda medan di sekitar maktab sehingga berpotensi tidak mengetahui untuk kembali ke tendanya.

Pergerakan jamaah dari Mekkah ke Arafah dari seluruh dunia dilakukan secara serentak. Karena itu, jamaah diimbau senantiasa berada dalam regu masing-masing, jangan terpisah dan memisahkan diri.

Hayati Pesan Khutbah Wukuf

Pelaksanaan wukuf di Arafah pada puncak haji nanti diharapkan tak sekadar jadi upaya jamaah memperoleh pahala pribadi. Jamaah juga diminta menghayati pesan khutbah wada yang pernah disampaikan Rasulullah SAW di lokasi tersebut, terlebih melihat kondisi dunia saat ini.

“Jadi kita harus berupaya juga mengamalkan khutbah itu,” kata Wakil Amirul Hajj Indonesia Dadang Kahmad. Rasulullah dalam pelaksanaan haji terakhirnya berhenti sejenak di Wadi Uranah untuk menyampaikan khutbah tersebut sebelum berwukuf di Arafah.

Khutbah itu berisi berbagai pesan penting untuk umat Islam. Rasulullah diriwayatkan mengatakan dalam khutbah itu bahwa kemuliaan manusia bukan diukur dari ras atau suku bangsanya, tapi dari ketakwaannya.

“Di tengah merebaknya etnosentris saat ini, pesan itu harus diingat. Bahwa kita tidak bisa mengklaim kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan orang atau sebaliknya,” kata Dadang. Dia juga menekankan banyak esensi hak asasi manusia terkandung dalam khutbah wada tersebut.

Mulai larangan melakukan kezaliman hingga larangan merendahkan perempuan dan keadilan ekonomi. “Ini kalau didengungkan sebagai rekomendasi Arafah akan punya efek luar biasa,” katanya.

Sayangnya, menurut Dadang, sejauh ini ibadah haji, khususnya wukuf di Arafah lebih kerap sebagai ibadah-ibadah individual. “Orang lebih banyak berkontemplasi soal egoisme beragamanya saja,” kata dia.

Padahal, ujar Dadang, ada esensi kemanusiaan yang lebih luas dari rangkaian ibadah tersebut. Dengan tak melupakan unsur hubungan masing-masing jamaah dengan Allah, jamaah juga mestinya tetap menjadikan wukuf di Arafah sebagai pijakan untuk hubungan antarmanusia.

“Berbagai etnis, berbagai warna kulit berkumpul di sana (Arafah). Ini menunjukkan agama kita adalah agama yang sangat menghargai perbedaan,” kata ketua PP Muhammadiyah yang juga merupakan guru besar sosiologi agama di UIN Sunan Gunung Djati tersebut.

Dia menyarankan, esensi khutbah wada yang disampaikan Rasulullah harus dicantumkan dalam setiap khutbah yang nanti disampaikan kepada jamaah Indonesia. Dengan demikian, jamaah bisa diingatkan soal aspek yang lebih universal dari ibadah haji dan wukuf di Arafah.

Sarana dan Prasarana Siap Sambut Jamaah

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan fasilitas di Armina telah siap digunakan untuk jamaah. Dia menegaskan, pihaknya telah meminta agar petugas fokus pada pos pengobatan di Arafah.

“Alhamdulillah, sudah mendekati final karena seluruh lantai dasarnya itu sudah ditutup tripleks, lantas dilapis plastik supaya debu tidak beterbangan sehingga tidak mengganggu pasien kita. Jadi sarana-prasarana sudah mendekati 100%,” ungkap Lukman di sela pengecekan Arafah, Kamis (16/08) siang.

Tampak dalam pos kesehatan tersebut juga dilengkapi dengan alat pendingin ruangan (air conditioner/AC). Tak hanya fasilitas tenda pengobatan yang sudah siap, namun juga obat dan peralatan medis juga telah disiapkan di Arafah ini.

“Saya lihat petugas kesehatan kita sudah mengirimkan barangbarang medis,” sebut Lukman. Kondisi tenda yang menjadi tempat berteduh jamaah juga sudah berdiri. Tenda-tenda tersebut berdiri kokoh di antara pohon-pohon yang ditanam berjejer rapi.

Pohon yang konon ditanam atas inisiatif Presiden RI pertama Soekarno ini memang tampak rindang. “Sekarang kita lihat tendatenda jamaah, saya lihat cukup baik kondisinya. Toilet saya lihat airnya juga cukup deras. Mudah-mudahan tidak ada kendala,” harap Lukman.

Di antara tenda-tenda yang ditempati jamaah juga terdapat tenda yang difungsikan sebagai musala. Tenda untuk musala tersebut tampak lebih besar jika dibandingkan dengan tenda yang ditempati jamaah. Tenda di musala tersebut juga dilengkapi AC sehingga udara di dalamnya terasa sejuk. “Tenda besar yang depan untuk jamaah pria dan yang belakang untuk jamaah perempuan,” katanya.

Tenda yang digunakan jamaah, jelas Lukman, adalah tenda khusus yang tahan api. “Tenda seperti ini baru digunakan mulai tahun lalu, sebelumnya hanya ala kadarnya dengan tiang besi berkarat atau bambu saja,” tambahnya.

Karena itu, Lukman meminta kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk bekerja tidak hanya mengejar nilai indeks kepuasan jamaah. “Tapi, jadikan ini sebagai sebuah kehormatan bahwa Allah telah memilih kita untuk melayani tamu-tamu-Nya,” pesannya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0812 seconds (0.1#10.140)