Kelompok Ini Klaim Upaya Pembunuhan Maduro

Senin, 06 Agustus 2018 - 05:37 WIB
Kelompok Ini Klaim Upaya Pembunuhan Maduro
Kelompok Ini Klaim Upaya Pembunuhan Maduro
A A A
CARACAS - Sebuah kelompok kurang dikenal mengaku bertanggung jawab atas upaya pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Namun, klaim tersebut bisa diverifikasi kebenarannya.

Sebuah ledakan mengguncang acara militer di mana Presiden Venezuela Nicolass Maduro memberikan pidato. Pemerintah Venezuela mengatakan itu adalah upaya pembunuhan yang gagal menggunakan drone yang membawa bahan peledak.

Kelompok yang menamakan dirinya "Gerakan Tentara Nasional di T-shirt" mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Dalam serangkaian postingan di media sosial, kelompok itu mengatakan mereka berencana untuk menerbangkan dua drone tetapi penembak jitu menembak jatuh mereka.

“Kami menunjukkan bahwa mereka rentan. Kami tidak berhasil hari ini, tapi itu hanya masalah waktu,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/8/2018).

Kelompok tersebut mengaku didirikan pada tahun 2014 untuk menyatukan semua kelompok perlawanan Venezuela. Kelompok ini juga mengaku di masa lalu mempunyai keterkaitan dengan pengunjuk rasa jalanan anti-pemerintah yang dikenal sebagai "The Resistance."

Dalam pernyataannya, mereka juga mengirimkan berharap tujuh tentara yang terluka dalam seragan itu cepat pulih. Namun mereka bersumpah akan melanjutkan perlawanan.

"Kami tidak akan menghentikan perjuangan kami sampai kami mencapai pemulihan konstitusi dan demokrasi," bunyi pernyataan itu.

Sayangnya kelompok itu tidak menanggapi beberapa permintaan informasi dari Reuters.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebelumnya menyalahkan Kolombia atas serangan itu. Maduro pun menyebut nama Presiden Kolombia Juan Manuel Santos berada di balik serangan itu. Namun ia tidak memberikan bukti untuk mendukung tudingan tersebut.

Ia juga mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa beberapa dari mereka yang bertanggung jawab secara intelektual dan para pemodal dari serangan ini tinggal di Amerika Serikat, di negara bagian Florida. Ia pun meminta Presiden AS Donald Trump untuk memerangi kelompok-kelompok teroris ini.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5286 seconds (0.1#10.140)