Korut Lanjutkan Pembangunan Fasilitas Penelitian Nuklir
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) telah berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi menyeluruh setelah pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski begitu, citra satelit menunjukkan Korut tengah memperbaiki salah satu pusat penelitian ilmiah nuklirnya dengan cepat.
Gambar yang diterbitkan dalam laporan dari North38 pada tanggal 21 Juni menunjukkan pembangunan gedung-gedung baru di fasilitas Yongbyon Nuclear Research. Gambar-gambar itu juga memperlihatkan penyelesaian reaktor produksi plutonium serta fasilitas pendukung lainnya.
North38 adalah situs yang mengkhususkan diri dalam analisis bangsa tertutup itu.
Menurut Sky News, pusat ini adalah fasilitas penelitian utama Korut.
"Modifikasi untuk loop pendingin sekunder 5 MWe reaktor Korea Utara, yang dimulai pada bulan Maret, muncul secara eksternal lengkap," menurut laporan tersebut.
"Saluran air yang baru terisi penuh (yang termasuk bendungan yang baru dipasang untuk mengendalikan aliran air) sekarang mengarah ke rumah pompa dari Sungai Kuryong," imbuh laporan itu seperti dikutip dari Fox News, Kamis (28/6/2018).
Status operasional reaktor tidak diketahui.
Meskipun gambar tampak menunjukkan perbaikan infrastruktur, laporan itu mengatakan pekerjaan lanjutan di fasilitas Yongbyon seharusnya tidak dilihat sebagai memiliki hubungan dengan janji Korut untuk denuklirisasi.
Trump dan Jong-un menandatangani perjanjian di Singapura pada 12 Juni lalu yang menyatakan bahwa Pyongyang akan bekerja menuju denuklirisasi menyeluruh Semenanjung Korea.
Pekan lalu, Trump menggarisbawahi titik denuklirisasi menyeluruh, sambil mengingatkan bahwa sudah mulai terjadi.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada CNN, Senin, tidak ada batas waktu kapan Korut akan melakukan denuklirisasi di semenanjung itu, tetapi mengatakan AS berkomitmen untuk bergerak maju dalam waktu yang cepat guna melihat apakah kita dapat mencapai apa yang kedua pemimpin lakukan.Baca Juga: Menlu AS: Tidak Ada Batas Waktu untuk Negosiasi dengan KorutSementara itu Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe bertemu hari Rabu kemarin untuk membahas bagaimana memastikan Korut meninggalkan program nuklirnya.
Gambar yang diterbitkan dalam laporan dari North38 pada tanggal 21 Juni menunjukkan pembangunan gedung-gedung baru di fasilitas Yongbyon Nuclear Research. Gambar-gambar itu juga memperlihatkan penyelesaian reaktor produksi plutonium serta fasilitas pendukung lainnya.
North38 adalah situs yang mengkhususkan diri dalam analisis bangsa tertutup itu.
Menurut Sky News, pusat ini adalah fasilitas penelitian utama Korut.
"Modifikasi untuk loop pendingin sekunder 5 MWe reaktor Korea Utara, yang dimulai pada bulan Maret, muncul secara eksternal lengkap," menurut laporan tersebut.
"Saluran air yang baru terisi penuh (yang termasuk bendungan yang baru dipasang untuk mengendalikan aliran air) sekarang mengarah ke rumah pompa dari Sungai Kuryong," imbuh laporan itu seperti dikutip dari Fox News, Kamis (28/6/2018).
Status operasional reaktor tidak diketahui.
Meskipun gambar tampak menunjukkan perbaikan infrastruktur, laporan itu mengatakan pekerjaan lanjutan di fasilitas Yongbyon seharusnya tidak dilihat sebagai memiliki hubungan dengan janji Korut untuk denuklirisasi.
Trump dan Jong-un menandatangani perjanjian di Singapura pada 12 Juni lalu yang menyatakan bahwa Pyongyang akan bekerja menuju denuklirisasi menyeluruh Semenanjung Korea.
Pekan lalu, Trump menggarisbawahi titik denuklirisasi menyeluruh, sambil mengingatkan bahwa sudah mulai terjadi.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada CNN, Senin, tidak ada batas waktu kapan Korut akan melakukan denuklirisasi di semenanjung itu, tetapi mengatakan AS berkomitmen untuk bergerak maju dalam waktu yang cepat guna melihat apakah kita dapat mencapai apa yang kedua pemimpin lakukan.Baca Juga: Menlu AS: Tidak Ada Batas Waktu untuk Negosiasi dengan KorutSementara itu Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Menteri Pertahanan Cina Wei Fenghe bertemu hari Rabu kemarin untuk membahas bagaimana memastikan Korut meninggalkan program nuklirnya.
(ian)