Putri Eks Agen Ganda Rusia Bicara soal Serangan Racun Novichok

Kamis, 24 Mei 2018 - 08:55 WIB
Putri Eks Agen Ganda...
Putri Eks Agen Ganda Rusia Bicara soal Serangan Racun Novichok
A A A
LONDON - Yulia Skripal, 33, putri mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal, 66, telah berbicara secara terbuka untuk pertama kalinya sejak dia dan ayahnya diserang racun saraf Novichok di Salisbury, Inggris. Dia mengatakan, upaya pembunuhan itu telah membuat hidupnya seperti terbalik.

Yulia dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu merasa bersyukur bahwa dia dan ayahnya masih bisa selamat."Sangat beruntung karena selamat dari percobaan pembunuhan ini," katanya.

Dia mengatakan, pemulihan berjalan dan sangat menyakitkan.

Skripal dan Yulia ditemukan tak sadarkan diri di bangku umum di Kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018. Mereka dinyatakan terkena agen saraf Novichok, dan Yulia mengalami koma selama 20 hari.

Perempuan muda itu keluar dari rumah sakit setempat bulan lalu. Sedangkan ayahnya menyusul keluar dari rumah sakit pada pekan lalu.

Keduanya telah dibawa ke lokasi yang dirahasiakan demi perlindungan mereka.

"Saya terbangun dengan berita bahwa kami berdua diracuni," kata Yulia dalam pernyataannya kepada Reuters, yang dikutip Kamis (24/5/2018).

"Fakta bahwa agen saraf digunakan untuk melakukan hal ini mengejutkan," ujar Yulia. "Hidupku telah terbalik," lanjut dia.

Inggris menyalahkan Rusia atas serangan racun saraf kelas militer itu. Namun, tuduhan tersebut dibantah keras oleh Moskow.

Insiden itu memicu krisis diplomatik antara Rusia dan Barat, termasuk pengusiran ratusan diplomat dari kedua belah pihak.

Duta besar Rusia untuk Inggris telah menuduh pemerintah Inggris secara efektif menculik Skripal dan putrinya dan melanggar hukum internasional dengan tidak memberi Rusia akses konsuler kepada mereka.

Yulia mengatakan bahwa dia bersyukur atas tawaran bantuan dari kedutaan Rusia. Namun, dia ingin menggunakan layanan tersebut.

"Juga, saya ingin menegaskan kembali apa yang saya katakan dalam pernyataan saya sebelumnya bahwa tidak ada yang berbicara untuk saya atau untuk ayah saya, tetapi ini diri kami sendiri," katanya.

Yulia tiba di Inggris dari Rusia di Bandara Heathrow London pada 3 Maret 2018 dalam sebuah kunjungan rutin untuk menemui ayahnya. Pasangan ayah dan anak itu ditemukan tak sadarkan diri sehari kemudian.

"Ketika saya mencoba untuk berdamai dengan perubahan yang menghancurkan, yang menusuk saya, baik secara fisik dan emosional, saya mengambil satu hari pada satu waktu dan ingin membantu merawat ayah saya sampai pemulihan penuh," katanya.

"Dalam jangka panjang, saya berharap dapat kembali ke negara saya," imbuh Yulia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7616 seconds (0.1#10.140)