Bos Al-Qaeda Sebut Tel Aviv Tanah Muslim
A
A
A
KAIRO - Pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahri, mengatakan bahwa Tel Aviv juga merupakan tanah umat Muslim. Hal itu dikatakannya dalam sebuah rekaman menanggapi rencana pemindahan kedutaan Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem.
Dalam pesan berdurasi empat menit dan 43 detik, Zawahri mengatakan semua negara Muslim telah secara efektif mengakui Israel dengan menandatangani piagam PBB. Piagam PBB menyerukan untuk menghormati integritas teritorial setiap negara anggota, termasuk Israel.
"Banyak yang bahkan telah menjalin hubungan publik atau rahasia dengan Israel dan menerima bahwa Tel Aviv atau Yerusalem Barat menjadi Ibu Kota Israel, meskipun itu juga tanah Muslim yang tidak dapat diserahkan kepada orang Yahudi," kata Zawahri seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/5/2018).
Rekaman tersebut diposting di saluran media sosial yang digunakan oleh kelompok militan Islamis. Meski begitu keaslian dari rekaman tersebut tidak dapat diverifikasi.
Pesan publik terakhir Zawahri sendiri dikeluarkan pada bulan Februari lalu, ketika ia meminta warga Mesir untuk menggulingkan pemerintah mereka jelang pemilihan presiden pada bulan Maret yang memberi Presiden Abdel Fatah al-Sisi masa jabatan kedua.
AS sendiri telah menyelesaikan persiapan untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam suatu upacara yang dijadwalkan pada hari ini.
Presiden Donald Trump, yang pada bulan Desember membalikkan kebijakan AS selama puluhan tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, telah mengirim putrinya Ivanka dan menantu laki-lakinya Jared Kushner - keduanya penasihat Gedung Putih - sebagai bagian dari delegasi ke upacara peresmian tersebut.
Keputusan Trump merelokasi kedutaan AS telah membuat marah warga Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur, menjadi ibu kota negara masa depan mereka sendiri. Kota tersebut direbut Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967.
Status kota Yerusalem - yang menjadi rumah bagi situs-situs suci agama Islam, Yahudi dan Kristen - adalah salah satu hambatan terbesar untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Dalam pesan berdurasi empat menit dan 43 detik, Zawahri mengatakan semua negara Muslim telah secara efektif mengakui Israel dengan menandatangani piagam PBB. Piagam PBB menyerukan untuk menghormati integritas teritorial setiap negara anggota, termasuk Israel.
"Banyak yang bahkan telah menjalin hubungan publik atau rahasia dengan Israel dan menerima bahwa Tel Aviv atau Yerusalem Barat menjadi Ibu Kota Israel, meskipun itu juga tanah Muslim yang tidak dapat diserahkan kepada orang Yahudi," kata Zawahri seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/5/2018).
Rekaman tersebut diposting di saluran media sosial yang digunakan oleh kelompok militan Islamis. Meski begitu keaslian dari rekaman tersebut tidak dapat diverifikasi.
Pesan publik terakhir Zawahri sendiri dikeluarkan pada bulan Februari lalu, ketika ia meminta warga Mesir untuk menggulingkan pemerintah mereka jelang pemilihan presiden pada bulan Maret yang memberi Presiden Abdel Fatah al-Sisi masa jabatan kedua.
AS sendiri telah menyelesaikan persiapan untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam suatu upacara yang dijadwalkan pada hari ini.
Presiden Donald Trump, yang pada bulan Desember membalikkan kebijakan AS selama puluhan tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, telah mengirim putrinya Ivanka dan menantu laki-lakinya Jared Kushner - keduanya penasihat Gedung Putih - sebagai bagian dari delegasi ke upacara peresmian tersebut.
Keputusan Trump merelokasi kedutaan AS telah membuat marah warga Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur, menjadi ibu kota negara masa depan mereka sendiri. Kota tersebut direbut Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967.
Status kota Yerusalem - yang menjadi rumah bagi situs-situs suci agama Islam, Yahudi dan Kristen - adalah salah satu hambatan terbesar untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
(ian)