AS Siap Akui Pencaplokan Israel atas Sebagian Besar Tepi Barat Palestina

Rabu, 29 April 2020 - 00:30 WIB
loading...
AS Siap Akui Pencaplokan...
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya siap untuk mengakui pencaplokan atau aneksasi Israel atas sebagian besar Tepi Barat, Palestina. Namun, Washington juga meminta pemerintah persatuan yang baru di Israel untuk bernegosiasi dengan Palestina.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang telah mencapai kesepakatan pembagian kekuasaan untuk tetap menjabat setelah tiga pemilu yang tidak meyakinkan, telah berjanji untuk terus maju dengan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat. Palestina sudah memperingatkan langkah itu akan menutup pintu bagi solusi dua negara.

Visi Timur Tengah yang diluncurkan pada bulan Januari oleh Presiden AS Donald Trump yang kemudian dikenal sebagai "Kesepakatan Abad Ini" memberi lampu hijau untuk aneksasi Israel atas sebagian besar Tepi Barat. Namun, pemerintah persatuan Netanyahu dengan Benny Gantz mengatakan kabinet akan berkonsultasi dengan Washington sebelum bergerak maju.

"Seperti yang telah kami jelaskan secara konsisten, kami siap untuk mengakui tindakan Israel untuk memperluas kedaulatannya dan penerapan hukumnya ke daerah-daerah Tepi Barat yang visi tersebut diprediksikan sebagai bagian dari Negara Israel," kata Departemen Luar Negeri AS melalui seorang juru bicara.

"Langkahnya adalah dalam konteks Pemerintah Israel setuju untuk bernegosiasi dengan Palestina sesuai dengan yang ditetapkan dalam Visi Presiden Trump," lanjut departemen tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (28/4/2020).

Trump, yang basis Kristen evangelis-nya sangat mendukung Israel, telah memberikan daftar harapan kepada Netanyahu selama tiga tahun terakhir.

Proposal perdamaian Timur Tengah rancangan pemerintah Trump akan membiarkan Israel menganeksasi permukiman Yahudi di Tepi Barat—yang dianggap ilegal oleh dunia—dan memberikan kedaulatan sampai ke Yordania. Palestina juga akan diberikan negara berdaulat tetapi didemiliterisasi bersama dengan janji investasi besar.

Dalam proposal itu, ibu kota negara Palestina akan berada di pinggiran Yerusalem, kota suci yang diperebutkan yang akan tetap sepenuhnya di bawah kedaulatan Israel.

"Ini adalah kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat bermanfaat bagi Palestina," imbuh Departemen Luar Negeri AS.

Komentar dari departemen itu akan muncul sebagai sambutan pada hari Rabu (29/4/2020) oleh Menteri Luar Negeri Michael Pompeo, yang sebelumnya mengatakan pencaplokan wilayah itu pada akhirnya menjadi keputusan Israel.

Palestina telah menolak untuk bernegosiasi dengan administrasi Trump, dan menganggapnya bias. Uni Eropa juga telah mengkritik rencana Trump karena gagal mencapai solusi dua negara.

Liga Arab berencana mengadakan pertemuan virtual minggu ini untuk membahas rencana aneksasi, yang di bawah kesepakatan koalisi Israel dapat terjadi paling cepat Juli.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1205 seconds (0.1#10.140)