Pentagon Remehkan Klaim Suriah 'Tangkap' Rudal Tomahawk
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon meremehkan klaim militer Rusia bahwa pasukan Suriah memperoleh beberapa rudal jelajah yang nyaris utuh saat agresi singkat 14 April lalu. Beberapa senjata itu salah satunya, rudal jelajah Tomahawk.
Juru bicara Pentagon Eric Pahon kepada Sputnik hari Rabu mengatakan, AS tidak melihat bukti soal klaim tersebut.
"Atas klaim pihak Rusia yang memiliki Tomahawk yang 'utuh', kami tidak melihat bukti yang dapat diverifikasi, selain pernyataan yang dibuat untuk media milik negara Rusia," kata Pahon. "Jika klaim seperti itu benar, kami pasti akan melihat buktinya sekarang," ujar Pahon, yang dilansir Kamis (26/4/2018).
Baca Juga: Suriah Peroleh Rudal Tomahawk saat Serangan, Bisa Permalukan AS
Sebelumnya pada Rabu, Kepala Direktoral Operasional Staf Umum Militer Rusia, Sergey Rudskoy mengumumkan bahwa ahli Moskow sedang memeriksa rudal dari koalisi pimpinan AS yang "ditangkap" di Suriah, termasuk rudal jelajah Tomahawk, yang telah diserahkan kepada militer Rusia. Dalam pengumuman tersebut, pihaknya merilis beberapa foto rudal jelajah Barat yang diperoleh nyaris utuh.
Pahon mengatakan Rusia menggunakan kampanye disinformasi untuk mengalihkan perhatian dari keterlibatan moral dalam mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad. "Dan kekejaman rezim serta pembantaian sipil di Suriah barat," ujarnya.
Pahon menganggap klaim tersebut hanya modus operandi dari mesin propaganda Rusia. Menurutnya, Rusia telah membuang-buang waktunya dengan melakukan analisis serangan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya pada pertengahan April lalu.
Dia mendesak Moskow untuk fokus pada upaya yang memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan serta mendorong Assad ke jalur penyelesaian konflik Suriah secara damai.
Seperti diketahui, pada 14 April, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melakukan serangan ratusan rudal terhap Suriah dengan dalih membalas serangan senjata kimia di kota Douma. Barat menuduh serangan senjata kimi dilakukan rezim Assad, namun Suriah dan Moskow membantah tuduhan tersebut.
Juru bicara Pentagon Eric Pahon kepada Sputnik hari Rabu mengatakan, AS tidak melihat bukti soal klaim tersebut.
"Atas klaim pihak Rusia yang memiliki Tomahawk yang 'utuh', kami tidak melihat bukti yang dapat diverifikasi, selain pernyataan yang dibuat untuk media milik negara Rusia," kata Pahon. "Jika klaim seperti itu benar, kami pasti akan melihat buktinya sekarang," ujar Pahon, yang dilansir Kamis (26/4/2018).
Baca Juga: Suriah Peroleh Rudal Tomahawk saat Serangan, Bisa Permalukan AS
Sebelumnya pada Rabu, Kepala Direktoral Operasional Staf Umum Militer Rusia, Sergey Rudskoy mengumumkan bahwa ahli Moskow sedang memeriksa rudal dari koalisi pimpinan AS yang "ditangkap" di Suriah, termasuk rudal jelajah Tomahawk, yang telah diserahkan kepada militer Rusia. Dalam pengumuman tersebut, pihaknya merilis beberapa foto rudal jelajah Barat yang diperoleh nyaris utuh.
Pahon mengatakan Rusia menggunakan kampanye disinformasi untuk mengalihkan perhatian dari keterlibatan moral dalam mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad. "Dan kekejaman rezim serta pembantaian sipil di Suriah barat," ujarnya.
Pahon menganggap klaim tersebut hanya modus operandi dari mesin propaganda Rusia. Menurutnya, Rusia telah membuang-buang waktunya dengan melakukan analisis serangan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya pada pertengahan April lalu.
Dia mendesak Moskow untuk fokus pada upaya yang memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan serta mendorong Assad ke jalur penyelesaian konflik Suriah secara damai.
Seperti diketahui, pada 14 April, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melakukan serangan ratusan rudal terhap Suriah dengan dalih membalas serangan senjata kimia di kota Douma. Barat menuduh serangan senjata kimi dilakukan rezim Assad, namun Suriah dan Moskow membantah tuduhan tersebut.
(mas)