Redakan Ketegangan, Perdana Menteri Lebanon Tidak Jadi Mundur

Kamis, 23 November 2017 - 21:13 WIB
Redakan Ketegangan,...
Redakan Ketegangan, Perdana Menteri Lebanon Tidak Jadi Mundur
A A A
BEIRUT - Saadal-Hariri mencabut keputusannya mundur dari jabatan perdana menteri (PM) atas permintaan Presiden Lebanon Michel Aoun untuk mendorong dialog. Langkah Hariri itu meredakan krisis yang sempat menciptakan ketegangan baru di Timur Tengah.
Hariri mengumumkan langkah tersebut setelah kembali ke Beirut untuk pertama kali sejak dia tiba-tiba menyatakan mundur saat siaran langsung dari Arab Saudi pada 4 November 2017 lalu. Di istana kepresidenan dekat Beirut, Hariri menjelaskan, dia berharap langkah tersebut bisa membuka gerbang baru untuk dialog yang bertanggung jawab.
"Dialog itu dapat mengatasi isu-isu penting dan memengaruhi hubungan Lebanon dengan saudara-saudara Arab," kata Hariri dikutip kantor berita Reuters. "Saya mengajukan hari ini pengunduran diri saya pada Presiden Aoun, dan dia meminta saya menunggu sebelum menyatakannya dan menunda untuk dialog lebih banyak tentang alasan dan latar belakang politiknya, saya menunjukkan respons," papar Hariri.
Dia mengatakan, semua rakyat Lebanon harus menjaga negaranya dari konflik regional merujuk pada Hizbullah yang didukung Iran dan diwaspadai Arab Saudi. Para pejabat Lebanon dan politisi senior yang dekat Hariri menyatakan Riyadh memaksa Hariri mundur dan menahannya di Arab Saudi. Arab Saudi dan Hariri menyangkal dugaan itu. Pengunduran diri itu mengejutkan bagi para ajudan Hariri. Hariri kembali pada Selasa (21/11/2017) setelah intervensi Prancis.
Aoun merupakan aliansi politik Hizbullah. Aoun menolak menerima pengunduran diri itu dengan alasan Hariri menyatakannya dari luar negeri dalam kondisi misterius. Aoun menjelaskan, tindakan Hariri tidak sesuai dengan norma konstitusi dan menyatakan Hariri disandera di Riyadh. Hariri berterima kasih pada Aoun, kemarin, karena dianggap melindungi stabilitas Lebanon dan konstitusi.
Pengunduran diri Hariri menempatkan Lebanon di garis depan pertarungan regional antara Arab Saudi dan Iran. Hariri menyatakan dalam pidato pengunduran dirinya bahwa nyawanya terancam. Hariri juga mengecam Iran dan Hizbullah yang dianggap menciptakan kekacauan di dunia Arab.
Pengunduran diri itu menciptakan ketegangan antarpemerintah Saudi dan Lebanon, termasuk Hizbullah. Riyadh me nyatakan Pemerintah Lebanon secara keseluruhan, tidak hanya Hizbullah, telah mendeklarasikan perang terhadap Arab Saudi. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), memiliki sikap berbeda. Mereka mendukung Hariri dan Lebanon serta stabilitas di negara itu. Saat ini Lebanon menampung 1,5 juta pengungsi Suriah atau hampir seperempat dari total populasi negara itu.
Sebelum Hariri kembali ke Beirut, dia menekankan pentingnya kebijakan Lebanon untuk tidak terlibat konflik regional, terutama Yaman, karena koalisi Arab Saudi memimpin perang melawan pejuang Houthi yang didukung Iran.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7617 seconds (0.1#10.140)