Singapura Terbitkan Travel Advisory ke Myanmar Utara
A
A
A
SINGAPURA - Kementerian Luar Negeri Singapura mengeluarkan sebuah penasehat perjalanan atau travel advisory ke Myanmar. Hal itu terkait dengan bentrokan kekerasan di Negara Bagian Rakhine di Myanmar Utara.
"Warga Singapura harus menghindari perjalanan yang tidak penting ke kota Maungdaw, Rathedaung dan Buthidaung, dan mempertimbangkan kembali perjalanan ke bagian lain dari negara bagian Rakhine di utara Myanmar," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura.
"Sementara tujuan wisata di Negara Bagian Rakhine seperti pantai Ngapali dan situs bersejarah Mrauk U tetap tidak terpengaruh, warga Singapura sangat disarankan untuk berhati-hati karena situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat," sambung pengumuman itu seperti disitir dari Channel News Asia, Minggu (3/9/2017).
Kementerian Luar Negeri Singapura juga menyarankan warga Singapura yang saat ini berada di Negara Bagian Rakhine atau bepergian ke Myanmar untuk tetap waspada. Mereka diminta melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk keselamatan pribadi mereka, termasuk memantau berita lokal secara ketat dan mengindahkan instruksi pemerintah daerah setempat.
Kementerian tersebut sangat mendorong warga Singapura tersebut untuk mendaftar di Kementerian Luar Negeri dan juga tetap berhubungan dengan keluarga dan teman mereka. Mereka juga harus membeli asuransi perjalanan dan asuransi yang komprehensif dan terbiasa dengan persyaratan dan cakupannya.
Mereka yang membutuhkan bantuan konsuler mendesak dapat menghubungi Kedutaan Besar Singapura di Yangon.
Kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada tanggal 25 Agustus ketika pasukan keamanan negara tersebut melancarkan operasi terhadap komunitas Muslim Rohingya.
PBB sekarang memperkirakan bahwa 58.000 pengungsi telah berhasil menyeberang ke Bangladesh. Sementara sebanyak 20.000 etnis Rohingya lainnya diperkirakan terjebak di sepanjang sungai Naf, yang membentuk perbatasan kedua negara.
"Warga Singapura harus menghindari perjalanan yang tidak penting ke kota Maungdaw, Rathedaung dan Buthidaung, dan mempertimbangkan kembali perjalanan ke bagian lain dari negara bagian Rakhine di utara Myanmar," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura.
"Sementara tujuan wisata di Negara Bagian Rakhine seperti pantai Ngapali dan situs bersejarah Mrauk U tetap tidak terpengaruh, warga Singapura sangat disarankan untuk berhati-hati karena situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat," sambung pengumuman itu seperti disitir dari Channel News Asia, Minggu (3/9/2017).
Kementerian Luar Negeri Singapura juga menyarankan warga Singapura yang saat ini berada di Negara Bagian Rakhine atau bepergian ke Myanmar untuk tetap waspada. Mereka diminta melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk keselamatan pribadi mereka, termasuk memantau berita lokal secara ketat dan mengindahkan instruksi pemerintah daerah setempat.
Kementerian tersebut sangat mendorong warga Singapura tersebut untuk mendaftar di Kementerian Luar Negeri dan juga tetap berhubungan dengan keluarga dan teman mereka. Mereka juga harus membeli asuransi perjalanan dan asuransi yang komprehensif dan terbiasa dengan persyaratan dan cakupannya.
Mereka yang membutuhkan bantuan konsuler mendesak dapat menghubungi Kedutaan Besar Singapura di Yangon.
Kekerasan meletus di negara bagian Rakhine di Myanmar pada tanggal 25 Agustus ketika pasukan keamanan negara tersebut melancarkan operasi terhadap komunitas Muslim Rohingya.
PBB sekarang memperkirakan bahwa 58.000 pengungsi telah berhasil menyeberang ke Bangladesh. Sementara sebanyak 20.000 etnis Rohingya lainnya diperkirakan terjebak di sepanjang sungai Naf, yang membentuk perbatasan kedua negara.
(ian)