Menjadi Tsar Rusia Modern, Vladimir Putin Janjikan Negara yang Lebih Kuat dan Banyak Kemenangan
loading...
A
A
A
MOSKOW - Untuk kelima kalinya, Vladimir Putin berjalan jauh melewati Istana Agung Kremlin menuju Aula Tahta St Andrew. Di sana ia mengambil sumpah jabatan dan dilantik sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan enam tahun yang baru.
“Kita adalah bangsa yang bersatu dan hebat. Bersama-sama kita akan mengatasi semua rintangan, kita akan mewujudkan semua rencana kita, dan bersama-sama kita akan menang,” kata Presiden Putin di hadapan para menteri dan pejabat tinggi, dilansir BBC.
Rute karpet merah mungkin sudah tidak asing lagi baginya. Namun banyak yang berubah sejak upacara pelantikan pertama Presiden Putin pada Mei 2000.
Saat itu, Presiden Putin berjanji untuk “melestarikan dan mengembangkan demokrasi” dan “menjaga Rusia”.
Foto/AP
Dua puluh empat tahun kemudian, pemimpin Kremlin mengobarkan perang melawan Ukraina; perang di mana Rusia menderita kerugian besar. Di dalam negeri, alih-alih mengembangkan demokrasi, Presiden Putin malah membatasinya: memenjarakan para pengkritik, menghapus semua pengawasan dan keseimbangan kekuasaannya.
“Putin sekarang menganggap dirinya sebagai Vladimir Agung, sebagai tsar Rusia,” yakin Fiona Hill, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih. “Jika kita kembali ke dua masa jabatan presiden pertamanya, saya pikir kita akan memiliki penilaian yang cukup baik terhadap Putin," ungkapnya.
Putin menstabilkan negara secara politik dan menjadikannya mampu membayar kembali utang. Perekonomian dan sistem Rusia berkinerja lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya.
“Perang di Ukraina, sejak aneksasi Krimea 10 tahun lalu, telah mengubah arah tersebut secara dramatis. Dia mengubah dirinya menjadi seorang imperialis dan bukannya seorang pragmatis.”
Putin 5.0 memiliki banyak pendukung di aula.
"Putin memimpin Rusia menuju kemenangan!" ungkap anggota parlemen Rusia Pyotr Tolstoy. Kemenangan adalah ketika Inggris dan Barat menyadari bahwa Rusia adalah negara adidaya dan mengakui kepentingan nasional Rusia.
“Kita adalah bangsa yang bersatu dan hebat. Bersama-sama kita akan mengatasi semua rintangan, kita akan mewujudkan semua rencana kita, dan bersama-sama kita akan menang,” kata Presiden Putin di hadapan para menteri dan pejabat tinggi, dilansir BBC.
Rute karpet merah mungkin sudah tidak asing lagi baginya. Namun banyak yang berubah sejak upacara pelantikan pertama Presiden Putin pada Mei 2000.
Saat itu, Presiden Putin berjanji untuk “melestarikan dan mengembangkan demokrasi” dan “menjaga Rusia”.
Menjadi Tsar Rusia Modern, Vladimir Putin Janjikan Negara yang Lebih Kuat dan Banyak Kemenangan
1. Tsar Rusia dan Vladimir The Great
Foto/AP
Dua puluh empat tahun kemudian, pemimpin Kremlin mengobarkan perang melawan Ukraina; perang di mana Rusia menderita kerugian besar. Di dalam negeri, alih-alih mengembangkan demokrasi, Presiden Putin malah membatasinya: memenjarakan para pengkritik, menghapus semua pengawasan dan keseimbangan kekuasaannya.
“Putin sekarang menganggap dirinya sebagai Vladimir Agung, sebagai tsar Rusia,” yakin Fiona Hill, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih. “Jika kita kembali ke dua masa jabatan presiden pertamanya, saya pikir kita akan memiliki penilaian yang cukup baik terhadap Putin," ungkapnya.
Putin menstabilkan negara secara politik dan menjadikannya mampu membayar kembali utang. Perekonomian dan sistem Rusia berkinerja lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya.
“Perang di Ukraina, sejak aneksasi Krimea 10 tahun lalu, telah mengubah arah tersebut secara dramatis. Dia mengubah dirinya menjadi seorang imperialis dan bukannya seorang pragmatis.”
Putin 5.0 memiliki banyak pendukung di aula.
"Putin memimpin Rusia menuju kemenangan!" ungkap anggota parlemen Rusia Pyotr Tolstoy. Kemenangan adalah ketika Inggris dan Barat menyadari bahwa Rusia adalah negara adidaya dan mengakui kepentingan nasional Rusia.