Israel Buka Masjid al-Aqsa Diduga karena Intervensi Raja Salman
A
A
A
JEDDAH - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dilaporkan melakukan intervensi secara pribadi dengan pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) untuk memastikan Israel membuka kembali Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Menurut sebuah laporan di yang dipublikasikan situs berita Elaph yang dikutip Selasa (18/7/2017), Raja Salman berbicara dengan pejabat tinggi AS yang meminta Israel membuka lagi masjid suci itu setelah ditutup dua hari sejak Jumat pekan lalu.
Pasukan keamanan Israel menutup masjid tersebut setelah serangan tiga pria bersenjata menewaskan dua polisi Israel. Selain ditutup, pasukan Israel juga melarang warga muslim salat Jumat di area masjid.
Baca Juga: Polisi Israel Tutup Masjid al-Aqsa dan Larang Salat Jumat
Masjid itu dibuka lagi oleh Israel pada hari Minggu namun dengan aturan baru, yakni pemasangan detektor logam dan CCTV di kompleks masjid. Aturan itu ditolak warga muslim Palestina dengan cara menolak masuk ke masjid sampai situasi dipulihkan seperti semula.
Laporan yang mengutip seorang sumber senior di pemerintah Saudi menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji kepada pejabat AS bahwa dia akan mengembalikan status quo di masjid tersebut, seperti tuntutan dunia Muslim dan penduduk Yerusalem.
Menurut laporan Elaph, Netanyahu telah mengundang pejabat Saudi untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa untuk menilai secara langsung situasi di lapangan.
Sejumlah media sedang meminta tanggapan dari Gedung Putih untuk mengkonfirmasi laporan tersebut. Namun, belum ada jawaban.
Baca Juga: Israel Pasang Detektor Logam di Kompleks Masjid al-Aqsa, Situasi Memanas
Sementara itu, Kabinet Saudi menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas penutupan Masjid al-Aqsa oleh otoritas pendudukan Israel pada hari Jumat pekan lalu. Kabinet Saudi menilai apa yang dilakukan pasukan keamanan Israel sebagai pelanggaran yang mencolok terhadap sentimen muslim di seluruh dunia.
Sidang Kabinet Saudi dipimpin Raja Salman pada hari Senin di Istana Al-Salaam di Jeddah. Kabinet meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengakhiri praktik semacam itu.
Waqf, Otoritas Keagamaan Yordania menyampaikan kemarahannya atas pemasangan detektor logam di kompleks Masjid al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel.
Baca Juga: Menteri Israel Bilang Negaranya Pemilik Kompleks Masjid al-Aqsa
Waqf, bersama dengan organisasi Islam lainnya, mengeluarkan sebuah pernyataan untuk melawan tindakan Israel.”Meminta umat Islam untuk menolak dan memboikot semua tindakan agresi Israel, termasuk tindakan mengubah status quo historis,” bunyi pernyataan bersama.
Mereka meminta umat Islam tidak memasuki Masjid al-Aqsa jika harus melewati detektor logam.”Jika detektor logam terus diberlakukan, kami meminta orang-orang untuk salat di depan gerbang masjid dan di jalan-jalan Yerusalem,” lanjut pernyataan mereka, yang dilansir Arab News.
Menurut sebuah laporan di yang dipublikasikan situs berita Elaph yang dikutip Selasa (18/7/2017), Raja Salman berbicara dengan pejabat tinggi AS yang meminta Israel membuka lagi masjid suci itu setelah ditutup dua hari sejak Jumat pekan lalu.
Pasukan keamanan Israel menutup masjid tersebut setelah serangan tiga pria bersenjata menewaskan dua polisi Israel. Selain ditutup, pasukan Israel juga melarang warga muslim salat Jumat di area masjid.
Baca Juga: Polisi Israel Tutup Masjid al-Aqsa dan Larang Salat Jumat
Masjid itu dibuka lagi oleh Israel pada hari Minggu namun dengan aturan baru, yakni pemasangan detektor logam dan CCTV di kompleks masjid. Aturan itu ditolak warga muslim Palestina dengan cara menolak masuk ke masjid sampai situasi dipulihkan seperti semula.
Laporan yang mengutip seorang sumber senior di pemerintah Saudi menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji kepada pejabat AS bahwa dia akan mengembalikan status quo di masjid tersebut, seperti tuntutan dunia Muslim dan penduduk Yerusalem.
Menurut laporan Elaph, Netanyahu telah mengundang pejabat Saudi untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa untuk menilai secara langsung situasi di lapangan.
Sejumlah media sedang meminta tanggapan dari Gedung Putih untuk mengkonfirmasi laporan tersebut. Namun, belum ada jawaban.
Baca Juga: Israel Pasang Detektor Logam di Kompleks Masjid al-Aqsa, Situasi Memanas
Sementara itu, Kabinet Saudi menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas penutupan Masjid al-Aqsa oleh otoritas pendudukan Israel pada hari Jumat pekan lalu. Kabinet Saudi menilai apa yang dilakukan pasukan keamanan Israel sebagai pelanggaran yang mencolok terhadap sentimen muslim di seluruh dunia.
Sidang Kabinet Saudi dipimpin Raja Salman pada hari Senin di Istana Al-Salaam di Jeddah. Kabinet meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengakhiri praktik semacam itu.
Waqf, Otoritas Keagamaan Yordania menyampaikan kemarahannya atas pemasangan detektor logam di kompleks Masjid al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel.
Baca Juga: Menteri Israel Bilang Negaranya Pemilik Kompleks Masjid al-Aqsa
Waqf, bersama dengan organisasi Islam lainnya, mengeluarkan sebuah pernyataan untuk melawan tindakan Israel.”Meminta umat Islam untuk menolak dan memboikot semua tindakan agresi Israel, termasuk tindakan mengubah status quo historis,” bunyi pernyataan bersama.
Mereka meminta umat Islam tidak memasuki Masjid al-Aqsa jika harus melewati detektor logam.”Jika detektor logam terus diberlakukan, kami meminta orang-orang untuk salat di depan gerbang masjid dan di jalan-jalan Yerusalem,” lanjut pernyataan mereka, yang dilansir Arab News.
(mas)