Gedung Putih Konfirmasi Peninjauan Ulang Kesepakatan Nuklir Iran
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih telah memerintahkan peninjauan kembali kesepatakan nuklir Iran. Hal itu dikatakan oleh juru bicara Gedung Putih Sean Spicer.
Spicer mengatakan peninjauan antara lembaga akan dilakukan selama 90 hari dan akan membuat rekomendasi mengenai kemajuannya. Hal itu dikatakannya saat ditanya kebenaran kabar Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional yang disepakati pada 2015 lalu.
Baca Juga: Trump Tinjau Ulang Pencabutan Sanksi Iran
Ketika Spicer ditanyai apakah Trump khawatir Iran akan menipu kesepakatan tersebut, dia mengatakan: "Karena itulah dia meminta ulasan ini. Jika tidak, jika menurutnya semuanya baik-baik saja, dia akan membiarkan ini terus berlanjut."
"Bagian dari tinjauan adalah untuk menentukan di mana Iran mematuhi kesepakatan tersebut dan memberikan rekomendasi kepada presiden di kebijakan yang akan datang," kata Spicer seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (20/4/2017).
Kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia dinegosiasikan selama masa kepresidenan Barack Obama. Berdasarkan kesepakatan itu, program nuklir Iran dibatasi dengan imbalan pengangkatan sanksi minyak dan keuangan internasional.
Selama kampanye kepresidenannya, Trump menyebut kesepakatan tersebut kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
Sementara Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, pada bulan November memperingatkan bahwa Teheran akan membalas jika AS melanggar perjanjian nuklir tersebut.
Spicer mengatakan peninjauan antara lembaga akan dilakukan selama 90 hari dan akan membuat rekomendasi mengenai kemajuannya. Hal itu dikatakannya saat ditanya kebenaran kabar Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional yang disepakati pada 2015 lalu.
Baca Juga: Trump Tinjau Ulang Pencabutan Sanksi Iran
Ketika Spicer ditanyai apakah Trump khawatir Iran akan menipu kesepakatan tersebut, dia mengatakan: "Karena itulah dia meminta ulasan ini. Jika tidak, jika menurutnya semuanya baik-baik saja, dia akan membiarkan ini terus berlanjut."
"Bagian dari tinjauan adalah untuk menentukan di mana Iran mematuhi kesepakatan tersebut dan memberikan rekomendasi kepada presiden di kebijakan yang akan datang," kata Spicer seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (20/4/2017).
Kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia dinegosiasikan selama masa kepresidenan Barack Obama. Berdasarkan kesepakatan itu, program nuklir Iran dibatasi dengan imbalan pengangkatan sanksi minyak dan keuangan internasional.
Selama kampanye kepresidenannya, Trump menyebut kesepakatan tersebut kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
Sementara Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, pada bulan November memperingatkan bahwa Teheran akan membalas jika AS melanggar perjanjian nuklir tersebut.
(ian)