Iran: AS Jadikan Protes Mahsa Amini Alat Konsesi Perundingan Nuklir
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran menuduh Amerika Serikat (AS) berusaha untuk mendapatkan konsesi dalam pembicaraan nuklir yang bertujuan untuk memulihkan perjanjian 2015 dengan mendukung aksi protes atas kematian Mahsa Amini.
Iran telah diguncang oleh demonstrasi yang berkobar atas kematian Amini yang berusia 22 tahun pada 16 September lalu setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian yang ketat untuk wanita.
Kekerasan jalanan telah menyebabkan puluhan kematian, sebagian besar di antara pengunjuk rasa tetapi juga di antara pasukan keamanan, dan ratusan demonstran telah ditangkap.
"Amerika terus bertukar pesan dengan kami, tetapi mereka mencoba mengobarkan api dari apa yang telah terjadi di dalam Iran dalam beberapa hari terakhir," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian selama kunjungan ke Armenia, dalam sebuah video yang diposting oleh kementerian itu.
"Saya pikir mereka ingin memberikan tekanan politik dan psikologis pada Iran untuk mendapatkan konsesi dalam negosiasi," tambahnya, merujuk pada pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington yang dimediasi oleh Uni Eropa.
"Kami tidak akan membuat konsesi apa pun ke pihak Amerika; kami akan bergerak dalam kerangka logika dan dalam kerangka kesepakatan yang menghormati garis merah Iran," tegas Amir-Abdollahian seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (23/10/2022).
Perjanjian nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan karena membatasi program nuklirnya.
Perjanjian itu sempat "sekarat" setelah mantan presiden Donald Trump menarik AS pada 2018 lalu. Namun pembicaran putus sambung telah berlangsung sejak April 2021 dalam upaya untuk menghidupkannya kembali.
AS dan pihak Barat lainnya dalam kesepakatan itu telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas reaksinya terhadap aksi protes Amini.
Iran telah diguncang oleh demonstrasi yang berkobar atas kematian Amini yang berusia 22 tahun pada 16 September lalu setelah ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian yang ketat untuk wanita.
Kekerasan jalanan telah menyebabkan puluhan kematian, sebagian besar di antara pengunjuk rasa tetapi juga di antara pasukan keamanan, dan ratusan demonstran telah ditangkap.
"Amerika terus bertukar pesan dengan kami, tetapi mereka mencoba mengobarkan api dari apa yang telah terjadi di dalam Iran dalam beberapa hari terakhir," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian selama kunjungan ke Armenia, dalam sebuah video yang diposting oleh kementerian itu.
Baca Juga
"Saya pikir mereka ingin memberikan tekanan politik dan psikologis pada Iran untuk mendapatkan konsesi dalam negosiasi," tambahnya, merujuk pada pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington yang dimediasi oleh Uni Eropa.
"Kami tidak akan membuat konsesi apa pun ke pihak Amerika; kami akan bergerak dalam kerangka logika dan dalam kerangka kesepakatan yang menghormati garis merah Iran," tegas Amir-Abdollahian seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (23/10/2022).
Perjanjian nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan karena membatasi program nuklirnya.
Perjanjian itu sempat "sekarat" setelah mantan presiden Donald Trump menarik AS pada 2018 lalu. Namun pembicaran putus sambung telah berlangsung sejak April 2021 dalam upaya untuk menghidupkannya kembali.
AS dan pihak Barat lainnya dalam kesepakatan itu telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas reaksinya terhadap aksi protes Amini.