Myanmar Selidiki Kematian 2 Muslim Rohingya di Tahanan

Rabu, 22 Februari 2017 - 14:26 WIB
Myanmar Selidiki Kematian 2 Muslim Rohingya di Tahanan
Myanmar Selidiki Kematian 2 Muslim Rohingya di Tahanan
A A A
YANGON - Pihak militer Myanmar tengah menyelidiki polisi yang menutupi kematian dua Muslim Rohingya di tahanan di negara bagian Rakhine. Begitu bunyi laporan pihak kepolisian yang diterima Reuters dan wawancara dengan dua pejabat keamanan senior.

Dokumen internal ini adalah pengakuan resmi pertama kesalahan serius aparat keamanan dalam tindakan keras mereka terhadap pemberontak di barat laut Myanmar. Akibat tindakan itu, lebih dari 70 ribu orang melarikan diri ke Bangladesh.

Dokumen berjudul Dua Kematian yang Ditutup-tutupi oleh Polisi Penjaga Perbatasan (BGP), disusun oleh unit BGP di Rakhine utara. Laporan itu terfokus pada dua orang yang ditangkap pada 18 Oktober dan pemeriksaan atas duagaan membantu pemberontak. Menurut laporan itu, mereka yang meninggal tidak diketahui penyebabnya. Alih-alih melaporkan kejadian tersebut, petugas BGP di desa Nga Khu Ya, Maungdaw, malah memindahkannya bersama delapan orang lainnya ke pusat tahanan polisi lain.

Kepala BGP di kota Maungdaw mengatakan dokumen yang menguraikan temuan investigasi telah diserahkan ke kantor polisi di Ibu Kota Naypyitaw.

"Kami mengambil tindakan untuk menghukum mereka yang berbohong dalam laporan mereka. Kami tidak akan mengampuni mereka. Kami juga mengambil tindakan untuk menghukum mereka yang tidak mengikuti aturan hukum," katanya Thura San Lwin seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/2/2017).

Ia mengatakan dua insiden lain dari petugas BGP di lapangan adalah tidak mengatakan yang sebenarnya dalam laporan operasi keamanan. Saat ini hal tersebut juga sedang diselidiki oleh Kementerian Dalam Negeri. Namun ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat dua insiden lain atau perkembangan penyelidikan dalam kasus Nga Khu Ya.

Namun pernyataan berbeda diberikan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Myanmar, Myo Thu Soe. Ia membantah bahwa petugas BGP telah berbohong untuk menyebunyikan kematian dua tahanan. Ia mengatakan pasangan ayah dan anak itu meninggal karena asma dalam perjalanan ke rumah sakit pada 18 Oktober lalu.

Juru bicara Presiden Zaw Htay mengatakan pemerintah telah menginstruksikan polisi untuk memeriksa laporan yang tidak dapat dipercaya selama operasi mereka di Rakhine. Namun ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5184 seconds (0.1#10.140)