Kedubes Rusia di Suriah Dihantam Dua Mortir
A
A
A
DAMASKUS - Dua mortir ditembakkan di Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Damaskus pada hari Rabu. Pemerintah Rusia menuduh pelaku serangan adalah kelompok teroris.
Tembakan dua mortir itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan. Namun, kepanikan sempat pecah di kompleks Kedubes Rusia.
”Dari pukul 13.00-13.19 waktu Moskow, Kedutaan Rusia dibombardir oleh teroris. Satu mortir, yang untungnya tidak meledak, mendarat di halaman bangunan kedutaan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
”Mortir kedua mendarat di area dekat kedutaan,” lanjut kementerian itu, yang menambahkan bahwa tim penjinak bom turun tangan untuk membantu.
”Kami menganggap tindakan baru ini provokasi yang dilakukan oleh ekstremis untuk menggagalkan proses perdamaian di Suriah. Ini menjadi konfirmasi dari niat mereka untuk terus menabur teror dan kekerasan di negara yang dilanda perang,” imbuh kementerian tersebut, seperti dikutip dari AFP, Kamis (29/12/2016).
Kedutaan Rusia di pusat Damaskus telah sering menjadi sasaran tembak pemberontak Suriah sejak perang saudara pecah pada tahun 2011.
Pada bulan Mei 2015 lalu, seorang pria tewas ketika mortir mendarat di dekat kompleks kedutaan Rusia. Moskow telah menjadi sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak perang saudara pecah.
Rusia resmi meluncurkan operasi militer pada bulan September 2015 atas permintaan Presiden Assad. Dengan dukungan Moskow, pasukan Assad meraih kemenangan terbesar mereka sepanjang perang sipil berlangsung. Kemenangan terbaru adalah direbutnya kembali Aleppo timur yang sebelumnya dikuasai pemberontak.
Tembakan dua mortir itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan. Namun, kepanikan sempat pecah di kompleks Kedubes Rusia.
”Dari pukul 13.00-13.19 waktu Moskow, Kedutaan Rusia dibombardir oleh teroris. Satu mortir, yang untungnya tidak meledak, mendarat di halaman bangunan kedutaan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
”Mortir kedua mendarat di area dekat kedutaan,” lanjut kementerian itu, yang menambahkan bahwa tim penjinak bom turun tangan untuk membantu.
”Kami menganggap tindakan baru ini provokasi yang dilakukan oleh ekstremis untuk menggagalkan proses perdamaian di Suriah. Ini menjadi konfirmasi dari niat mereka untuk terus menabur teror dan kekerasan di negara yang dilanda perang,” imbuh kementerian tersebut, seperti dikutip dari AFP, Kamis (29/12/2016).
Kedutaan Rusia di pusat Damaskus telah sering menjadi sasaran tembak pemberontak Suriah sejak perang saudara pecah pada tahun 2011.
Pada bulan Mei 2015 lalu, seorang pria tewas ketika mortir mendarat di dekat kompleks kedutaan Rusia. Moskow telah menjadi sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak perang saudara pecah.
Rusia resmi meluncurkan operasi militer pada bulan September 2015 atas permintaan Presiden Assad. Dengan dukungan Moskow, pasukan Assad meraih kemenangan terbesar mereka sepanjang perang sipil berlangsung. Kemenangan terbaru adalah direbutnya kembali Aleppo timur yang sebelumnya dikuasai pemberontak.
(mas)