Beijing Tuding Aksi Jepang di LCT Membahayakan China
A
A
A
BEIJING - Kementerian Pertahanan China menuduh Jepang telah menargetkan dan membahayakan keselamatan pesawat militer Beijing. Tokyo dan Beijing terlibat sengketa lama atas kepulauan di Laut China Timur (LCT), yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku di Jepang.
Jet tempur dan kapal patroli dari kedua negara saling mengganggu satu sama lain di dekat pulau kecil tak berpenghuni yang tampak akan menjadi panggung konfrontasi kedua negara di masa datang. Pesawat Beijing telah dikejar 407 kali oleh jet tempur Jepang dalam enam bulan terakhir. Menurut angkatan udara bela diri Jepang, jumlah ini meningkat 75 persen dari 231 insiden dibanding periode yang sama tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian menyatakan, Jepang mengganggu latihan dan mengeluhkan bahwa tindakan pengawasan sementara udara Beijing sesuai dengan hukum internasional.
"Ketika pesawat Angkatan Bela Diri Jepang menghadapi pesawat China, radar mereka menyala, mereka melepaskan proyektil jamming infra red dan menunjukkan ketidak profesionalan, perilaku provokatif lainnya yang berbahaya. Ini membahayakan keselamatan pesawat China dan personil serta merupakan akar masalah maritim dan udara China-Jepang," katanya seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (29/10/2016).
Qian menambahkan bahwa ia berharap Tokyo akan menghindari insiden dengan tidak bertindak agresif. Bagian dari ketegangan berasal dari dukungan Jepang terhadap keputusan The Hague pada bulan Julia lalu yang membatalkan klaim teritorial China di Laut China Selatan.
Jet tempur dan kapal patroli dari kedua negara saling mengganggu satu sama lain di dekat pulau kecil tak berpenghuni yang tampak akan menjadi panggung konfrontasi kedua negara di masa datang. Pesawat Beijing telah dikejar 407 kali oleh jet tempur Jepang dalam enam bulan terakhir. Menurut angkatan udara bela diri Jepang, jumlah ini meningkat 75 persen dari 231 insiden dibanding periode yang sama tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian menyatakan, Jepang mengganggu latihan dan mengeluhkan bahwa tindakan pengawasan sementara udara Beijing sesuai dengan hukum internasional.
"Ketika pesawat Angkatan Bela Diri Jepang menghadapi pesawat China, radar mereka menyala, mereka melepaskan proyektil jamming infra red dan menunjukkan ketidak profesionalan, perilaku provokatif lainnya yang berbahaya. Ini membahayakan keselamatan pesawat China dan personil serta merupakan akar masalah maritim dan udara China-Jepang," katanya seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (29/10/2016).
Qian menambahkan bahwa ia berharap Tokyo akan menghindari insiden dengan tidak bertindak agresif. Bagian dari ketegangan berasal dari dukungan Jepang terhadap keputusan The Hague pada bulan Julia lalu yang membatalkan klaim teritorial China di Laut China Selatan.
(ian)