Pidato Obama Singgung Adidaya AS, Kartun Nabi Muhammad hingga Rusia
A
A
A
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, berpidato di depan Majelis Umum PBB (UNGA) pada Selasa waktu New York. Dalam pidatonya, Obama menyinggung berbagai isu, mulai dari AS yang jadi negara superpower atau adidaya langka, fenomena protes kartun Nabi Muhammad hingga kekuatan Moskow untuk kembalikan kejayaan Kekaisaran Rusia.
Obama mengatakan, AS adalah negara adidaya yang langka dalam sejarah. Alasannya, AS bisa menyelesaikan berbagai masalah. ”Saya percaya kami telah menjadi kekuatan untuk kebaikan,” ujarnya.
Obama lantas mencela gagasan baik dari lawan maupun sekutu AS bahwa semua masalah disebabkan oleh Washington atau bisa diselesaikan dengan Washington. “Dan mungkin beberapa (orang) di Washington juga berpikir itu,” ujarnya.
Presiden Obama mengkritik negara-negara yang tidak menyerukan perjanjian perdagangan yang lebih baik seperti TPP. Sebagian besar pidato Obama fokus pada tanda-tanda kemakmuran selama 10 tahun terakhir, atau selama dia berkuasa. Meski dia mengakui ada praktik kekerasan yang mengguncang dunia seperti yang dilakukan ISIS.
Dia mencatat respons global terhadap terorisme, krisis ekonomi, penyelesaian krisis nuklir Iran dan meningkatnya fundamentalisme. Namun, Obama mengulangi bahwa dunia bisa berjuang bersama-sama untuk menjadi tempat yang lebih baik.
“Integrasi global telah menyebabkan koleksi budaya. Semua ini dapat mengganggu ketenangan cita-cita kita. Kita telah melihat masyarakat liberal melawan wanita yang cover up. Kita melihat protes terhadap kartun Nabi Muhammad,” kata Obama, seperti dikutip Guardian.
Tak lama kemudian, Obama mulai menyinggung sepak terjang Rusia dalam penggunaan kekuatan. "Kami telah meninggalkan kekaisaran yang usang, dan kita melihat Rusia berusaha untuk mendapatkannya kembali melalui kekuatan,” ujarnya.
Obama mengatakan, AS adalah negara adidaya yang langka dalam sejarah. Alasannya, AS bisa menyelesaikan berbagai masalah. ”Saya percaya kami telah menjadi kekuatan untuk kebaikan,” ujarnya.
Obama lantas mencela gagasan baik dari lawan maupun sekutu AS bahwa semua masalah disebabkan oleh Washington atau bisa diselesaikan dengan Washington. “Dan mungkin beberapa (orang) di Washington juga berpikir itu,” ujarnya.
Presiden Obama mengkritik negara-negara yang tidak menyerukan perjanjian perdagangan yang lebih baik seperti TPP. Sebagian besar pidato Obama fokus pada tanda-tanda kemakmuran selama 10 tahun terakhir, atau selama dia berkuasa. Meski dia mengakui ada praktik kekerasan yang mengguncang dunia seperti yang dilakukan ISIS.
Dia mencatat respons global terhadap terorisme, krisis ekonomi, penyelesaian krisis nuklir Iran dan meningkatnya fundamentalisme. Namun, Obama mengulangi bahwa dunia bisa berjuang bersama-sama untuk menjadi tempat yang lebih baik.
“Integrasi global telah menyebabkan koleksi budaya. Semua ini dapat mengganggu ketenangan cita-cita kita. Kita telah melihat masyarakat liberal melawan wanita yang cover up. Kita melihat protes terhadap kartun Nabi Muhammad,” kata Obama, seperti dikutip Guardian.
Tak lama kemudian, Obama mulai menyinggung sepak terjang Rusia dalam penggunaan kekuatan. "Kami telah meninggalkan kekaisaran yang usang, dan kita melihat Rusia berusaha untuk mendapatkannya kembali melalui kekuatan,” ujarnya.
(mas)