AS Ingin Hidupkan Sanksi Iran Berdasar Perjanjian Nuklir, Rusia: Itu Konyol!
loading...
A
A
A
NEW YORK - Rusia menyebut rencana Amerika Serikat (AS) untuk menghidupkan kembali seluruh sanksi PBB terhadap Iran berdasarkan perjanjian nuklir adalah hal yang konyol. Rusia menegaskan, AS bukan lagi bagian dari perjanjian nuklir.
AS sejatinya telah memutuskan keluar dari perjanjian nuklir Iran. Namun, Washington berpendapat mereka masih dapat memicu kembalinya sanksi PBB karena resolusi DK yang mengesahkan kesepakatan itu masih menyebut AS sebagai partisipan.
"Ini konyol. Mereka bukan anggota (perjanjian nuklir), mereka tidak punya hak untuk memicu (sanksi PBB)," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, seperti dilansir Reuters pada Kamis (14/5/2020).
Baca juga: Embargo Senjata Diperpanjang, Iran Akan Beri Respon Menghancurkan
Utusan khusus AS untuk Iran, Brian Hook sebelumya mengatakan Washington akan menghidupkan kembali sanksi PBB terhadap Iran, jika Dewan Keamanan (DK) tidak memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran yang akan berakhir pada Oktober, berdasarkan perjanjian nuklir 2015.
Dalam tulisannya di Wall Street Journal, Hook mengatakan, AS telah menyusun resolusi DK PBB mengenai hal ini dan akan terus maju dengan diplomasi, dan membangun dukungan atas resolusi itu.
Baca juga: Rusia Sebut Embargo Senjata Terhadap Iran Tak Bisa Diperpanjang
Resolusi membutuhkan sembilan suara ya dan tidak ada veto oleh Rusia, China, AS, Prancis atau Inggris untuk diadopsi oleh DK PBB yang beranggotakan 15 negara. Rusia telah mengisyaratkan pihaknya menentang perpanjangan embargo senjata.
"Jika diplomasi Amerika digagalkan oleh veto, bagaimanapun, AS tetap memiliki hak untuk memperbarui embargo senjata dengan cara lain," tulis Hook, mengutip kemampuan sebuah pihak dalam perjanjian nuklir Iran untuk memicu apa yang disebut "snapback" dari semua Sanksi PBB terhadap Iran, yang mencakup embargo senjata.
Baca juga: Iran: Langkah AS Perpanjang Embargo Senjata Ilegal
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
AS sejatinya telah memutuskan keluar dari perjanjian nuklir Iran. Namun, Washington berpendapat mereka masih dapat memicu kembalinya sanksi PBB karena resolusi DK yang mengesahkan kesepakatan itu masih menyebut AS sebagai partisipan.
"Ini konyol. Mereka bukan anggota (perjanjian nuklir), mereka tidak punya hak untuk memicu (sanksi PBB)," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, seperti dilansir Reuters pada Kamis (14/5/2020).
Baca juga: Embargo Senjata Diperpanjang, Iran Akan Beri Respon Menghancurkan
Utusan khusus AS untuk Iran, Brian Hook sebelumya mengatakan Washington akan menghidupkan kembali sanksi PBB terhadap Iran, jika Dewan Keamanan (DK) tidak memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran yang akan berakhir pada Oktober, berdasarkan perjanjian nuklir 2015.
Dalam tulisannya di Wall Street Journal, Hook mengatakan, AS telah menyusun resolusi DK PBB mengenai hal ini dan akan terus maju dengan diplomasi, dan membangun dukungan atas resolusi itu.
Baca juga: Rusia Sebut Embargo Senjata Terhadap Iran Tak Bisa Diperpanjang
Resolusi membutuhkan sembilan suara ya dan tidak ada veto oleh Rusia, China, AS, Prancis atau Inggris untuk diadopsi oleh DK PBB yang beranggotakan 15 negara. Rusia telah mengisyaratkan pihaknya menentang perpanjangan embargo senjata.
"Jika diplomasi Amerika digagalkan oleh veto, bagaimanapun, AS tetap memiliki hak untuk memperbarui embargo senjata dengan cara lain," tulis Hook, mengutip kemampuan sebuah pihak dalam perjanjian nuklir Iran untuk memicu apa yang disebut "snapback" dari semua Sanksi PBB terhadap Iran, yang mencakup embargo senjata.
Baca juga: Iran: Langkah AS Perpanjang Embargo Senjata Ilegal
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
(esn)