Kata-kata Pilu Terakhir Wartawan James Foley sebelum Dipenggal ISIS
A
A
A
LONDON - Seorang sandera ISIS, John Cantlie, 45, mengungkapkan kata-kata pilu terakhir wartawan Amerika Serikat (AS), James Foley, sebelum dipenggal algojo ISIS.
Foley dieksekusi algojo kelompok Islamic State (ISIS) pada 18 Agusutus 2014. Sebelum eksekusi berlangsung, Foley secara pelan mengatakan kepada Cantlie yang sama-sama disandera ISIS: “Great, ditangkap pada hari Thanksgiving, tewas pada hari ulang tahun ibu saya.”
Algojo Foley diketahui bernama Mohammed Emwazi alias Jihadi John.
Menulis dalam edisi terbaru dari majalah propaganda ISIS, Dabiq, Cantile menceritakan momen-momoen terakhir Foley bersamanya sebagai sesama sandera ISIS.
Wartawan foto ini juga mengkritik Pemerintah Inggris dan AS untuk kegagalan mereka dalam bernegosiasi untuk membebaskan Foley dan sandera Barat lainnya, yakni Steven Sotloff, David Haines dan Alan Henning.
Penuturan Cantlie itu muncul dalam artikel berjudul ”The Blood of Shame”. ”Kami semua dicukur kepalanya pagi-pagi dan itu jelas sesuatu (tanda) puncak,” tulis Cantlie, seperti dikutip Daily Mail.
”'Ini hanya video, baik bagi kita semua’,” kata Foley yang ditirukan ulang oleh Cantlie.
”Tidak, jawab saya. Ini bukan hanya video,” ujar Cantlie menyahut ucapan Foley.
Cantlie juga menulis tentang nasib pekerja bantuan Peter Kassig, yang dieksekusi pada November 2014.
”Ketika dia tahu waktunya akan datang, dia menjadi tenang dan reflektif,” tulis Cantlie, mengacu pada kondisi Kassig.
”Beberapa hari sebelum meninggal, ia berkata;’ Mungkin setelah saya mati, entah bagaimana sesuatu yang baik akan datang dari ini’,” lanjut Cantlie.
Nasib Cantlie sendiri tidak jelas. Wartawan kelahiran Winchester ini ditangkap pada tahun 2012 dan telah muncul dalam beberapa video propaganda ISIS.
Cantlie diyakini masih disandera ISIS di Raqqa, Suriah.
Foley dieksekusi algojo kelompok Islamic State (ISIS) pada 18 Agusutus 2014. Sebelum eksekusi berlangsung, Foley secara pelan mengatakan kepada Cantlie yang sama-sama disandera ISIS: “Great, ditangkap pada hari Thanksgiving, tewas pada hari ulang tahun ibu saya.”
Algojo Foley diketahui bernama Mohammed Emwazi alias Jihadi John.
Menulis dalam edisi terbaru dari majalah propaganda ISIS, Dabiq, Cantile menceritakan momen-momoen terakhir Foley bersamanya sebagai sesama sandera ISIS.
Wartawan foto ini juga mengkritik Pemerintah Inggris dan AS untuk kegagalan mereka dalam bernegosiasi untuk membebaskan Foley dan sandera Barat lainnya, yakni Steven Sotloff, David Haines dan Alan Henning.
Penuturan Cantlie itu muncul dalam artikel berjudul ”The Blood of Shame”. ”Kami semua dicukur kepalanya pagi-pagi dan itu jelas sesuatu (tanda) puncak,” tulis Cantlie, seperti dikutip Daily Mail.
”'Ini hanya video, baik bagi kita semua’,” kata Foley yang ditirukan ulang oleh Cantlie.
”Tidak, jawab saya. Ini bukan hanya video,” ujar Cantlie menyahut ucapan Foley.
Cantlie juga menulis tentang nasib pekerja bantuan Peter Kassig, yang dieksekusi pada November 2014.
”Ketika dia tahu waktunya akan datang, dia menjadi tenang dan reflektif,” tulis Cantlie, mengacu pada kondisi Kassig.
”Beberapa hari sebelum meninggal, ia berkata;’ Mungkin setelah saya mati, entah bagaimana sesuatu yang baik akan datang dari ini’,” lanjut Cantlie.
Nasib Cantlie sendiri tidak jelas. Wartawan kelahiran Winchester ini ditangkap pada tahun 2012 dan telah muncul dalam beberapa video propaganda ISIS.
Cantlie diyakini masih disandera ISIS di Raqqa, Suriah.
(mas)