AS Sebut Wilayah ISIS Terus Berkurang
A
A
A
WASHINGTON - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken mengatakan, wilayah kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah terus berkurang. Wilayah jajahan ISIS memasuki level terendah sejak 2014.
"Setelah bekerja dan bekerjasama dengan mitra lokal, kami telah mengambil kembali 40 persen wilayah yang dikendallikan ISIS pada tahun lalu di Irak dan 10 persen di Suriah," kata Anthony Blinken.
"Bahkan, kami menilai jumlah ini adalah yang terendah sejak kami mulai memantau aksi mereka pada 2014," tambahnya, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (13/4/2016).
Meski begitu, Blinken tidak mengungkapkan kekuatan tempur grup militan itu dalam pernyataanya. Namun, pada bulan September 2014 lalu, seorang pejabat intelijen AS mengatakan, CIA percaya bahwa ISIS telah menempatkan antara 20.000 hingga 31.500 anggota di lapangan, baik anggota asing dan anggota lokal.
Washington telah memimpin sebuah koalisi internasional melawan ISIS di Irak dan Suriah sejak Agustus 2014. AS secara resmi menerjunkan 3.870 tentara ke negara yang didera pemberontakan itu dalam beberapa bulan terakhir. Namun jumlah sebenarnya mungkin sekitar 5.000, menurut laporan media.
"Setelah bekerja dan bekerjasama dengan mitra lokal, kami telah mengambil kembali 40 persen wilayah yang dikendallikan ISIS pada tahun lalu di Irak dan 10 persen di Suriah," kata Anthony Blinken.
"Bahkan, kami menilai jumlah ini adalah yang terendah sejak kami mulai memantau aksi mereka pada 2014," tambahnya, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (13/4/2016).
Meski begitu, Blinken tidak mengungkapkan kekuatan tempur grup militan itu dalam pernyataanya. Namun, pada bulan September 2014 lalu, seorang pejabat intelijen AS mengatakan, CIA percaya bahwa ISIS telah menempatkan antara 20.000 hingga 31.500 anggota di lapangan, baik anggota asing dan anggota lokal.
Washington telah memimpin sebuah koalisi internasional melawan ISIS di Irak dan Suriah sejak Agustus 2014. AS secara resmi menerjunkan 3.870 tentara ke negara yang didera pemberontakan itu dalam beberapa bulan terakhir. Namun jumlah sebenarnya mungkin sekitar 5.000, menurut laporan media.
(ian)