Ankara Dianggap Gagal Buktikan Jet Rusia Terobos Langit Turki
A
A
A
ANKARA - Pemerintah Rusia menganggap Turki gagal membuktikan tuduhannya bahwa pesawat jet tempur Rusia menerobos langit atau wilayah udaranya. Hal itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, Selasa (9/2/2016).
”Setiap kali (Turki mengklaim bahwa pesawat Rusia melanggar wilayah udaranya) kami meminta pihak Turki untuk menyediakan data kontrol objektif. Saya bertanggung jawab dapat menyatakan bahwa kami belum menerima data, termasuk dalam kasus (ditembak) jatuhnya pesawat kami,” kata Karlov kepada RIA Novosti.
Menurutnya, hanya ada satu insiden sebuah pesawat Rusia melanggar wilayah udara Turki saat misi tempur di Suriah dan itu berlangsung pada bulan Oktober 2015.
Pada tanggal 3 Oktober, pesawat tempur Flanker Su-30 Rusia melanggar wilayah udara Turki selama beberapa detik di Provinsi Hatay, dekat Suriah. Menurut Angkatan Udara Rusia, pesawat itu memasuki wilayah udara Turki ketika melakukan manuver untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal yang berbasis di darat.
Pada tanggal 24 November, pesawat pengebom Su-24 jatuh selama operasi anti-teroris di Suriah. Pesawat itu jatuh oleh ditembak rudal pesawat tempur Turki, F-16. Turki menuduh pesawat Su-24 melanggar wilayah udara Turki. Tapi, Staf Umum Militer Rusia dan Komando Pertahanan Udara Suriah menyangkal tuduhan Turki.
Kemudian pada tanggal 30 Januari, Kementerian Luar Negeri Turki mengklaim pesawat Su-34 Rusia telah melanggar wilayah udara Turki sehari sebelumnya. Kementerian Pertahanan Rusia telah menolak klaim itu sebagai tuduhan tidak berdasar.
Pemerintah Turki belum merespons pernyataan diplomat Rusia itu. Turki selama ini juga tidak membeberkan bukti termasuk data radar yang diklaim mendeteksi pelanggaran yang dilakukan pesawat tempur Rusia.
”Setiap kali (Turki mengklaim bahwa pesawat Rusia melanggar wilayah udaranya) kami meminta pihak Turki untuk menyediakan data kontrol objektif. Saya bertanggung jawab dapat menyatakan bahwa kami belum menerima data, termasuk dalam kasus (ditembak) jatuhnya pesawat kami,” kata Karlov kepada RIA Novosti.
Menurutnya, hanya ada satu insiden sebuah pesawat Rusia melanggar wilayah udara Turki saat misi tempur di Suriah dan itu berlangsung pada bulan Oktober 2015.
Pada tanggal 3 Oktober, pesawat tempur Flanker Su-30 Rusia melanggar wilayah udara Turki selama beberapa detik di Provinsi Hatay, dekat Suriah. Menurut Angkatan Udara Rusia, pesawat itu memasuki wilayah udara Turki ketika melakukan manuver untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal yang berbasis di darat.
Pada tanggal 24 November, pesawat pengebom Su-24 jatuh selama operasi anti-teroris di Suriah. Pesawat itu jatuh oleh ditembak rudal pesawat tempur Turki, F-16. Turki menuduh pesawat Su-24 melanggar wilayah udara Turki. Tapi, Staf Umum Militer Rusia dan Komando Pertahanan Udara Suriah menyangkal tuduhan Turki.
Kemudian pada tanggal 30 Januari, Kementerian Luar Negeri Turki mengklaim pesawat Su-34 Rusia telah melanggar wilayah udara Turki sehari sebelumnya. Kementerian Pertahanan Rusia telah menolak klaim itu sebagai tuduhan tidak berdasar.
Pemerintah Turki belum merespons pernyataan diplomat Rusia itu. Turki selama ini juga tidak membeberkan bukti termasuk data radar yang diklaim mendeteksi pelanggaran yang dilakukan pesawat tempur Rusia.
(mas)