Akun Twitter ISIS Gunakan IP Address Pemerintah Inggris
A
A
A
LONDON - Kelompok hacker VandaSec menemukan bukti yang menunjukkan tiga akun milik ISIS yang menggunakan alamat IP (IP Address) milik kantor Departemen Pekerjaan dan Pensiunan Inggris.
Temuan ini pun sontak meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana kelompok ekstrimis telah menguasai alamat IP kantor pemerintahan Inggris. Namun, di satu sisi, temuan ini juga menimbulkan spekulasi jika seseorang di dalam departemen pemerintah menjalankan akun milik ISIS.
Kemungkinan lainnya adalah akun tersebut sengaja diciptakan oleh badan intelijen untuk menjebak para simpatisan ISIS, seperti dikutip dari laman Express, Selasa (15/12/2015).
Menurut seorang ahli internet, pemerintah Inggris selama ini kerap menjual alamat IP ke perusahaan Arab Saudi. Alamat-alamat IP ini kemudian digunakan oleh kelompok ekstrimis untuk membuat akun-akun twitter yang dipakai sebagai alat rekrutmen dan melakukan propaganda online.
Temuan ini pun tidak dibantah oleh pihak pemerintah Inggris. Menurut juru bicara Kantor Kabinet, pemerintah Inggris telah menjual jutaan alamat IP yang tidak terpakai.
"Kami telah menjual sejumlah alamat IP ini kepada perusahaan telekomunikasi, baik di Inggris maupun internasional untuk memungkinkan pelanggan mereka untuk terhubung ke internet. Kami telah menyeleksinya perusahaan-perusahaan tersebut dengan hati-hati, namun bagaimana pelanggan mereka menggunakan koneksi internet, itu adalah di luar kendali kami," tuturnya.
Temuan ini pun sontak meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana kelompok ekstrimis telah menguasai alamat IP kantor pemerintahan Inggris. Namun, di satu sisi, temuan ini juga menimbulkan spekulasi jika seseorang di dalam departemen pemerintah menjalankan akun milik ISIS.
Kemungkinan lainnya adalah akun tersebut sengaja diciptakan oleh badan intelijen untuk menjebak para simpatisan ISIS, seperti dikutip dari laman Express, Selasa (15/12/2015).
Menurut seorang ahli internet, pemerintah Inggris selama ini kerap menjual alamat IP ke perusahaan Arab Saudi. Alamat-alamat IP ini kemudian digunakan oleh kelompok ekstrimis untuk membuat akun-akun twitter yang dipakai sebagai alat rekrutmen dan melakukan propaganda online.
Temuan ini pun tidak dibantah oleh pihak pemerintah Inggris. Menurut juru bicara Kantor Kabinet, pemerintah Inggris telah menjual jutaan alamat IP yang tidak terpakai.
"Kami telah menjual sejumlah alamat IP ini kepada perusahaan telekomunikasi, baik di Inggris maupun internasional untuk memungkinkan pelanggan mereka untuk terhubung ke internet. Kami telah menyeleksinya perusahaan-perusahaan tersebut dengan hati-hati, namun bagaimana pelanggan mereka menggunakan koneksi internet, itu adalah di luar kendali kami," tuturnya.
(ian)