Pancing Amarah Rusia di Aegea, NATO Diminta Tendang Turki

Senin, 14 Desember 2015 - 10:41 WIB
Pancing Amarah Rusia...
Pancing Amarah Rusia di Aegea, NATO Diminta Tendang Turki
A A A
LONDON - Para pembaca media-media Barat bereaksi jengkel dengan tindakan Turki yang dianggap memancing amarah Rusia di Laut Aegea hingga kapal perang Kremlin menembakkan peringatan pada hari Minggu. Mereka menyerukan agar NATO menendang Turki dari keanggotaannya.

Kapal berbendera Turki kemarin bermanuver mendekati kapal perang Rusia di Laut Aegea dengan cara yang tidak sesuai aturan hukum internasional. Kementerian Pertahanan Rusia di halaman Facebook-nya menulis alasan kapal perang Kremlin meluncurkan tembakan peringatan terhadap kapal Turki.

Setelah jarak antara kapal Turki dan Rusia mencapai 600 meter, tembakan kecil Angkatan Laut dilesatkan pada sebuah jarak untuk menjamin target tetap ‘hidup’ guna mencegah kapal bertabrakan,” tulis kementerian itu.

Segera setelah itu, kapal Turki mengubah haluan dan gerakan lanjutan pada jarak 540 meter tanpa menghubungi awak (kapal perang) Rusia,” lanjut Kementerian Pertahanan Rusia.

Pembaca laman media Inggris The Independent, dengan nama akun Jmac55, menulis bahwa tindakan awak kapal perang Rusia benar-benar sah di bawah hukum internasional. ”Kapal AS dan Inggris memiliki kebijakan tepat yang sama untuk setiap kapal yang tidak diketahui mendekat, meskipun ada bendera berkibar. Ini setelah serangan di Yaman yang menewaskan pelaut di laut. Setelah peringatan lisan, peringatan tembakan akan dilesatkan. Jika kapal gagal merespon, itu akan ditembaki,” tulis dia, seperti dikutip Sputnik, Senin (14/12/2015).

Pembaca lain mencatat bahwa Turki tidak mengikuti prinsip-prinsip dasar NATO, yang membuat keanggotaannya dalam aliansi itu tidak masuk akal. Turki seharusnya tidak pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO. Ini adalah meriam longgar dalam hal diplomatik maupun militer.”
Pembaca dengan nama akun Foghorn menulis bahwa para pejabat Turki tidak bereaksi terhadap insiden itu, karena mereka "terlalu sibuk dengan penjarahan minyak Suriah".


Pembaca The Wall Street Journal, Robert Cady, mengatakan NATO seharusnya malu mengirim tentara Amerika Serikat untuk melindungi ISIS. Menurut Cady, Turki harus ditendang keluar dari NATO.


Pembeca Fox News, dengan nama akun Sanderdog1, menyatakan Turki sudah memainkan permainan berbahaya yang disebut "Russian roulette". ”Rusia tidak membiarkan orang dengan bom di perahu mereka secara rapi,” tulis dia.

Para pembaca The Sunday Express berharap bahwa Rusia akan dapat menghentikan arogansi Turki. Sedangkan pembaca saluran CNBC terkejut dengan sikap NATO terhadap ketegangan antara Rusia dan Turki. Jelas pada saat ini bahwa NATO/Turki melawan Rusia bukan ISIS (Daesh). Perang melawan teror adalah sebuah lelucon,” tulis pembaca dengan nama akun Fdoarzola.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9579 seconds (0.1#10.140)